Bagian 4: Sang Penghenti Waktu

40 3 0
                                    

Bersama dengan kedua temannya Raka dan Putra berjalan ke tempat yang telah di tentukan Ronal. Raka menyarankan Beni dan Rani untuk tidak membantu, mereka disuruh bersembunyi agak jauh dari tempat itu. Mereka mengikuti perintahnya, mereka selalu bersiap-siap jika terjadi sesuatu. Mereka juga tidak bisa apa-apa karena tidak memiliki kekuatan seperti Putra atau Raka. Ronal duduk di kursi sambil menatap ke langit. Putra dan Raka berjalan menuju tempat itu, mereka mengenakan masker motor. Merasakan keberadaan mereka, Ronal menoleh ke belakang. Kemudian dia berdiri dan saling berhadapan.

"Oh.. jadi berdua ya? Aku kan cuma nyuruh kamu datang sendiri?"

"Sudahlah, kenapa aku harus ke sini?"

"Kamu yang nyuri tas Raka kan?"

"Iya.. benar. Aku kira isinya apa, ternyata kristal aneh. gak akan laku dijual. Aku juga gak sengaja buka kristal itu. Gasnya keluar semua, tempat itu jadi gelap. Aku gak bisa nafas, sampai pas aku bangun. Aku sadar kalau aku punya kekuatan."

"Sekarang kau mau apa?" Tanya Raka

"Aku mau bunuh kalian. Ngomong-ngomong kamu pasti juga punya kekuatan itu kan Raka?"

"Banyak omong!" Teriak Raka

Mereka berdua berlari ke arah Ronal. Putra berlari sangat cepat, Ronal hanya tersenyum. Kembali dia mengeluarkan kekuatannya. Rani dan Beni terlihat bingung melihat mereka. Mereka berhenti, kekuatan dari Ronal bukanlah kecepatan tapi sebaliknya. Raka terhenti berlari, sedangkan Putra masih berlari namun gerakannya melambat. Beni mencoba menelepon polisi untuk datang ke tempat itu. Ronal berjalan mendekati Putra.

"Jadi dia yang dapat kekuatannya? Aku kira Raka tokoh utamanya."

Sangat pelan gerakan putra, dia menggerakkan tangannya untuk memukul Ronal. Ronal hanya tersenyum, dia memukul perut Putra sampai kesakitan dan menendangnya. Putra terpental jauh. Raka kembali bisa bergerak, dia mencari keberadaan Ronal. Putra kembali mencoba menyerangnya, dia berlari ke arah Ronal. Tanpa dia sadari, gerakannya kembali diperlambat Ronal. Ronal kembali menendangnya dan ia tersungkur. Melihat itu Raka langsung membuka portal dan lekas mengambil Putra melalui portal itu. Mereka berdua pergi meninggalkannya. Ia kaget saat melihat kemampuan dari Raka. "Pantas saja dari tadi aku gak lihat kekuatannya. Jadi begitu.." bisik Ronal. Beni sebelumnya telah menghubungi polisi, beberapa detik kemudian polisi datang menyergap Ronal.

Ronal berlari menjauhi para polisi itu. "Berhenti!" seru Polisi itu. Mereka lekas menembak kaki Ronal, dengan kemampuannya Ronal menghentikan gerakan peluru itu dan mengambilnya. Polisi itu juga terlihat berhenti. Ronal memamerkan kemampuannya dengan menjatuhkan peluru yang ada di genggamannya. Para Polisi merasa heran, Ronal membalas mereka. Dia menghentikan gerakan polisi dan menembak satu persatu polisi itu menggunakan pistol mereka sendiri. Setelah itu Ronal pergi meninggalkan mereka. Beni dan Rani berlari meninggalkan tempat itu menuju ke rumah Beni.

Raka dan Putra sudah berada di depan rumah Beni. Putra dan Raka ngos-ngosan saat sampai di depan rumah Beni. Beni berdiri dengan sedikit membungkuk sambil memegang dengkulnya. Mereka lekas masuk dan duduk di dalam rumah.

"Kamu gak papa tra?"

"Iya, aku hampir mati kalau gak kamu ambil tadi."

"Kecepatanmu gak bisa ngalahin dia tra?" tanya kembali Raka

"Bukan! Kekuatannya bukan kecepatan." Sahut Beni

"Maksudnya?"

"Iya.. Beni benar. Dia memperlambat waktu. Kebalikan dari kekuatanku. Hebatnya, kekuatan dia lebih besar daripada punyaku."

"Iya. Tadi kami lihat dia berhentiin polisi terus dia arahin semua pistol mereka ke diri mereka sendiri, abis itu Ronal tarik pelatuknya. Pas waktu sudah gak terhenti mereka tertembak." Ucap Rani.

Portal: Sang Penjelajah TempatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang