Seventh Chapter

16.6K 481 21
                                    

Seven

Daniel sedang duduk sendiri di istirahat kedua ini, seperti biasa teman-temannya sedang asik bermain basket. Daniel hanya berharap Karin datang menemuinya sekarang, tapi kemungkinannya kecil sekali, mana mungkin Karin mau menemuinya. Daniel merasa Karin sudah berpaling hati kepada Justin. Daniel menarik nafas panjang, hatinya terasa sakit saat ia mengingat hal kemarin, saat Justin mendekati Karin, dan mereka pulang bersama. Daniel merasa iri pada Justin, dirinya belum pernah pulang bersama Karin, Tapi saat itu dia hampir pulang bersama Karin, namun karena kebodohannya dia meninggalkan Karin. Daniel mendecak dan lalu melirik ke belakang berharap Karin berjalan mendekatinya namun di belakang sana tidak ada Karin, hanya ada beberapa orang saja sedang berjalan. Daniel kembali memperhatikan teman-temannya yang sedang bermain. Daniel beranjak dari tempat duduknya, lebih baik dia ikut bermain, dia rasa bermain basket dapat menghilangkan fikirannya terhadap Karin sebentar, Daniel mecopotkan Jas sekolahnya dan menaruhnya di bangku, ia menggulung lengan kemejanya sampai siku dan sedikit melonggarkan dasinya. Daniel melangkahkan kakinya namun tiba-tiba seseorang memanggilnya, Daniel menengok ke arah suara yang sudah tidak asing baginya itu.

"Ada apa senior?" Tanya Daniel.

"Begini" Senior David mendekati Daniel "besok kita ada pertandingan, sore ini latihan bisa?" Tanya senior David.

"Oh. Tentu" jawab Daniel

Daniel terdiam, entah kenapa kedatangan senior David membuatnya tidak bernafsu untuk ikut bermain basket barsama temannya. Daniel kembali duduk dibangku dan memegang Jas sekolahnya.

Senior David merasa kebingungan "ada apa?" Tanya senior David.

"Entahlah" jawab Daniel singkat.

Senoir David mengerutkan kedua alisnya, ia juga ikut duduk disebelah Daniel, ia memperhatikan juniornya itu, dari tadi wajahnya terlihat tidak bersemangat, apa sesuatu terjadi lagi padanya? Apa ini karena soal wanita lagi?

Daniel mengambil sesuatu dari dalam saku jas sekolahnya, gantungan dari Karin. Dia selalu membawanya kemana-mana, ia tidak mau kehilangan benda satu-satunya dari Karin. Daniel menatap gantungan itu, ia memutar bagian gantungan itu sampai di bagian tulisan "Daniel f8", ia tersenyum tipis menatap tulisan itu, tulisan itu dapat membuatnya tersenyum dimanapun dan kapanmu. Melihat tulisan itu serasa melihat Karin sedang tersenyum.

Senior David semakin bingung terhadap Daniel, kenapa tiba-tiba dia tersenyum sambil menatap sebuah gantungan.

"Gantungan itu bagus, kau pasti mendapatkannya dari seseorang" ucap senior David sambil memperhatikan gantungan yang berbentuk bulat itu.

"Ya benar" jawab Daniel singkat.

"Dari siapa? Jess?" Senior David menjawab asal.

Daniel memandang seniornya itu sambil mengerutkan alisnya "senior.. Tak ada orang lainkah dipikiranmu selain Jess? Gantungan ini bukan dari Jess" jelas Daniel sedikit kesal.

"Eh maaf, aku kira itu dari Jess. Lalu kalau bukan Jess dari siapa?" Senior David meminta maaf.

"Dari.. Karin" jawab Daniel pelan.Entah Kenapa kini menyebutkan nama Karin saja sangat sulit baginya.

"Karin?" Senior David berfikir, sepertinya nama Karin sudah tidak asing ditelinganya, dia pernah mendengar nama itu. "Karin... Aku pernah mendengar namanya"

"Tentu saja, aku baru saja mengucapkannya" jawab Daniel.

"Oh bukan maksudku sebelumnya aku pernah mendengarnya"

Daniel menatap seniornya heran, apa maksud dengan pernah mendengar nama Karin sebelumnya itu.

"Tunggu biar ku ingat" senior David terdiam sambil berfikir, ia sedang mengingat-ngingat kapan dia mendengar nama Karin, sepertinya ia sudah sering mendengar nama Karin, tapi siapa yang sering menyebutnya, ia terdiam.

Karin's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang