Jilid 3

2.9K 34 1
                                    

Demikianlah, semenjak hari itu, Han Lin berlatih silat dengan amat tekunnya, diajarkan oleh tiga orang tua itu tanpa ada seorang pun di dusun itu mengetahuinya. Han Lin memang berbakat sekali dan diapun patuh sehingga apapun yang diajarkan ketiga orang gurunya dapat dikuasainya dengan cepat dan baik sehingga Gobi Sam-sian menjadi girang dan puas sekali.

Orang-orang bijaksana jaman dahulu mengatakan bahwa: Kalau Tuhan menghendaki, apapun dapat terjadi. Dan kalau Tuhan tidak menghendaki, apapun dapat terjadi sebaliknya. Kata-kata ini bukan sekadar pendapat belaka, melainkan diucapkan berdasarkan pengalaman-pengalaman hidup. Banyak sekali terjadi hal-hal yang tidak terjangn kau oleh hati akal pikiran manusia tidak terjangkau oleh perhitungan manusia.

Banyak terjadi perubahan musim yang tidak sesuai dengan perhitungan manusia. Banyak sekali terjadi hal-hal yang berlawanan dengan perhitungan dan perkiraan, hati akal pikiran manusia. Melihat hal-hal ini terjadi, orang-orang bijaksana lalu mengatakan bahwa itulah kehendak Thian kehendak Tuhan yang tidak dapat diubah oleh siapapun juga. Tuhan Maha Kuasa. Jalan yang ditempuh kekuasaan Tuhan ka dang tidak terjangkau oleh hati akal pikiran manusia. Bencana alam terjadi di mana-mana, musim-musim berubah dari perhitungan sehingga mengakibatkan bencana besar. Musim kering berkepanjangan, musim hujan berlebihan, semua itu mendatangkan bencana bagi manusia, merenggut banyak nyawa dan harta benda.

Dalam hal kematian seseorangpun, tidak pernah kepandaian manusia dapat menentukan. Kalau Tuhan belum menghendaki kita mati, biar kita dihujani ribuan batang anak panah sekalipun, kita akan mampu lolos dan tidak akan mati. Sebaliknya kalau Tuhan sudah menghendaki kita mati, biar bersembunyi di lubang semut, maut akan tetap datang menjemput. Seorang tentara yang puluhan tahun menjadi tentara, hidup di antara kelebatan pedang dan hujan anak panah, nyawanya terancam setiap saat oleh maut, akan tetap hidup karena Tuhan belum menghendaki dia mati. Akan tetapi setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya dan pulang kampung, gigitan seekor nyamuk saja sudah cukup untuk membuat dia sakit dan mati! Mujijat terjadi setiap saat dan di manapun. Namun kita tidak percaya karena kita menganggapnya tidak masuk di akal, sampai kita menyaksikaan sendiri peristiwa kemujijatan itu dan kita mengangguk-angguk mengakui bahwa ada kekuasaan yang lebih tinggi yang mengatur segalanya sehingga kadang-kadang tidak masuk dalam perhitungan akal pikiran kita.

Orang menyebut kemujijatan yang ter jadi itu sebagai Nasib. Namun, betapapun juga, orang tidak boleh meninggalkan Ikhtiar, walaupun ikhtiar itu tidak menentukan akibatnya. Orang sakit harus berikhtiar berobat, walaupun tidak dapat dipastikan bahwa ikhtiar ini akan berhasil. Akan tetapi patut kita ketahui bahwa tangan Tuhan menyentuh melalui ikhtiar kita ini! Kalau Tuhan hendak menolong kita dari penyakit, mungkin saja pertolongan itu terjadi melalui ikhtiar pengobatan kita. Walaupun kalau Tuhan menghendaki kematian kita, segala macam bentuk ikhtiar itu akan sia-sia dan tidak mungkin dapat mengubah kehendakNya. Sebaliknya kalau Tuhan menghendaki kita sembuh, mungkin dengan secawan air putih saja penyakit kita akan dapat disembuhkan! Bagi pendapat manusia pada umumnya, Chai Li yang terjatuh ke dalam jurang yang ternganga itu pasti akan mati!

Agaknya tidak terdapat sedikit pun kemungkinan bagi wanita itu untuk lolos dari maut. Namun, apabila Tuhan Menghendaki, ada saja jalannya untuk dapat lolos dari cengkeraman maut. Ketika tubuh itu mula-mula meluncur jatuh, Chai Li masih sadar dan ia menjerit karena merasa ngeri mendapatkan dirinya melayang ke bawah seperti seekor burung. Akan tetapi segera jeritannya terhenti dan ia pingsan ketika tubuhnya melayang tanpa daya dekat tebing.

Tiba-tiba tampak seseorang di tengah tebing, di mana terdapat celah-celah seperti guha. Orang Ini melihat Chai LI yang melayang jatuh dan cepat dia meloloskan ikat pinggangnya yang berwarna putih dan terbuat dari kain. Dengan cekatan, dia lalu menggerakkan tangan kanannya yang memegang ujung sabuk putih itu. Sinar meluncur ke depan dan tepat pada saat tubuh Chai Li meluncur ke depannya, sabuk itu telah membelit pinggang Chai Li dan menarik tubuh yang melayang jatuh itu ke arahnya. Dengan tangan kiri dia menyambut tubuh itu dan mengerahkan tenaga sin-kangnya sehingga dia mampu menahan tenaga luncuran tubuh wanita itu. Tubuh Chai Li terdekap dalam rangkulan lengan kirinya yang; kuat.

Suling Pusaka Kumala - ASKPHWhere stories live. Discover now