Part 28

2.7K 110 10
                                    

Juliette Darell point of view

"Apa maksudmu?" tanyaku pada justin.




             Kami menghabiskan waktu sepanjang sore diranjangnya dengan cerita asal-usul mulanya vampire dilahirkan dan hingga banyak pertanyaan yang ada didalam otakku. Seperti sekarang, kami berbaring dan justin meraup tubuhku dengan tangannya.

"Ya? Kau tahu bahwa kami pernah mati. Dan itu adalah pertama kami menjadi penghisap darah" jelasnyanya. Aku memandanganya dengan menyerngit pertanda aku belum mengerti sepenuhnya ucapannya.

Iris mata kamamelnya menatapku lama yang membuatku sangat berdebar juga terpesona oleh iris hitam disekelilingnya.

"Bukankah pattie melahirkanmu?"

Justin membuang nafas pendek dan menunduk lalu memcium puncak kepalaku.
"Ya" dia terdiam sejenak, mengalihkan pandangannya kearah lain" jeremy yang menjadikaku. Pasangan vampire yang dikaruniai dan vampire itu menikah dengan manusia, harus mempunyai keturunan vampire juga. Karena itu jeremy mengubah diriku saat umurku 14 tahun. Begitu pula dengan yang lainnya"jelasnya tanpa jeda.

Aku memejamkan mataku sejenak.


"Bagaimana rasanya?"

Aku berpikir bagaimana rasanya jika dia dulu dijadikan vampire dan yang tak lain dihisap seluruh darah yang mengalir dalam dirinya waktu itu.

"Menyakitkan" jawabnya dan kini kembali menatapku.

   Aku menggulum bibir dan tangan kananku menggemgam sebelah tangannya yang terasa dingin itu. Justin membalas genggamanku dan meremasnya. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa aku berpacaran dengan mahluk yang sangat tidak masuk akal oleh pemikiranku dulu. Dan aku tidak pernah mempercayainya dulu.

"Juliette..." aku mendongak saat ia menggumamkan namaku dengan pelan.

   Kami saling diam, lamat-lamat kudekatkan wajahku padanya hingga memisahkan jarak yang tipis diantara kami. Nafasnya yang berbau mint serta lilac terasa membembus pori-pori hidungku. Tangannya merengkuh kedua pipiku, memaksaku untuk leboh dekat dengannya.

Dia memiringkan kepalanya kesatu sisi dan saar itu juga aku merasakan benda basah dan kenyal menyentuh dan mengecup pelan bibirku. Menekannya membuatku memejamkan mataku merasakan sensasi yang luar biasa ini.

Nafasku sedikit terengah. Justin melumat bibirku dan lebih menekankan wajahku kearahnya. Aku sedikit menjambak rambutnya dan ia menyibakkan rambut panjang ku berkali-kali. Aku mendorong tubuhnya hingga punggungnya tegak dan tersandar pada kepala tempat tidur.

"Aku mencintaimu" ucapku.

Justin melepaskan ciuman ini dan menatap wajahku beberapa saat, lantas ia mengusap kepalaku dan mengecup keningku lama.

"I love you...juliette"


Ia kembali merengkuh wajahku dan memberikan kecupan-kecupan pada dagu dan bagian bawah wajahku.




***




              Telingaku sedikit berdengung saat aku keluar dari rumah sakit tempat kendall rawat inap. Kalian harus tahu, kendall sudah sadar dan berhasil melewati masa kritisnya dengan bantuan tuhan tentu saja. Sebenarnya aku sempat pasrah waktu itu, namun dengan keajaiban tuhan itulah aku mempercayainya. Dan soal kandunganya, sangat sehat seiring dengan asupan yang diberikan dokter beberapa hari ini. Zayn menerima keadaan kendall yang tengah hamil muda dan berjanji menikahinya saat kita lulus nanti.

Aku sedikit berjalan dan menunggu taxi disebrang jalan. Aku tidak membawa mobil tentu, aku aku juga tidak mungkin menelfon justin karena ia pasto sedang mendengarkan pelajaran guru berkepala botak itu yang sangat menyebalkan.

Dan yah aku bolos hari ini. Sampai akhirnya aku melihat taxi dan langsung berniat menyebrang jalan yang cukup ramai itu.




***

Autor point of view

   

           
              Juliette yang sudah hampir sampai disebrang jalan mendadak dari kejauhan mobil sport ungu keluaran terbaru melesat bagaikan roket melintas aspal dan menabrak tubuh juliette sdhingga ia tergeletak dengan darah yang keluar dari hidung dan kepalanya dengan deras.

Orang-orang yang berlalu lalang berlarian menghampiri juliette dan menelfon 911, namun mobil yang menabrak juliette itu malah memutar balik dan segera pergi dari sana.

Tetapi, sangat terlihat jelas bawah dari kaca depan mobil itu yang mengkilap terlihat wajah dua orang yang tak asing. Gadis berambut merah itu menyunggingkan senyum penuh misteri dan kemenangan itu, sementara wajah laki-laki yang ada disebelahnya tampak tegang dengan rahang yang mengeras.

"Bravo!"

Gadis itu terkekeh.




Ditpuknya pundak itu. Laki-laki yang mengemudi itu gemetaran dengan emosi yang meluap dalam dirinya. Yang ia bisa lakukan hanya mencengkram kemudi dengan keras, yah hanya itu yang skandar keynes bisa lalukan saat ini.




Lalu apa yang terjadi pada juliette?



-The End-
















Oke gua tahu ini ending gila dan gak sesuai harapan. Tapi inget ini masih ada lanjutan dari TWILIGHT dan gua minta maaf kalau ini jelek abis. Dan please jangan kecewa dulu.

Vote and comment di chapter terakhir ini dan gua minta sama kalian sedikit kasih pendapat buat buku kedua dari TWILIGHT.

Silahkan yang mau baca buku kedua dari TWILIGHT yang judulnya 'BLOOD MOON' @Dombieber's


💋💋💋💋💋







Twilight(Justin Bieber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang