[5]

32.8K 3.1K 482
                                    

"Woy, Ke," Raihan menepuk bahunya.

"Yots,"

"Dylan sama si Kara?" tanyanya to-the-point. Raihan emang nggak begitu suka basa-basi.

"Tau tuh. Tanya aja sendiri sama orangnya. Emang kenapa?" tanyanya.

Raihan menatapnya dengan pandangan terluka, lantas menaruh tangan di dada, seolah baru saja tersakiti yang teramat sangat. "Kean, yang kamu lakukan ke saya itu, jahat." Katanya.

"Apa sih nyet."

"Lo ngizinin Kara sama Dylan, kan?"

Keano nggak jawab. Sejujurnya dia nggak tau harus merespon apa begitu tau berita kalau Kara dekat sama Dylan. Dia nggak bisa dibilang merestui, tapi nggak juga bisa dibilang nggak merestui. Ya, gitulah, susah.

Tapi, kali ini Raihan nggak perduli sama diamnya cowok itu.

"Tau gitu gue pepet dari dulu aja, anjir." Ujarnya, disambut tawa Kean yang menggelegar ke seisi koridor kelas XII yang tak begitu panjang.

"Yaelah, Rai." Katanya. "Lolot lolot gitu, Kara juga nggak akan mau sama lo."

"Babi."

Dan sejujurnya lagi, Kean nggak tau kenapa dari sekian banyak cowok, Kara harus milih Dylan.

****

"Deek!! Adekk!" pekikan Katya dari luar pintu membuat Kara terpaksa melepas earphonenya. Cewek 17 tahun itu beranjak ke pintu dan membukanya, menampakkan figure wanita berumur 40-an yang masih cantik.

"Apa sih bun?"

"Itu di depan ada yang ganteng. Nyariin. Siapa? Pacar yah? Kok nggak cerita-cerita sih?" Katanya.

"Hah? Siapa?"

"Hah-heh-hoh aja. Liat lah, mana bunda tau." Ujarnya. Wanita itu masuk ke kamar Kara lalu mengintip melalui jendelanya. "Bunda suruh masuk nggak mau, katanya disitu aja."

Begitu ngeliat siapa yang ada dibawah, Kara nyaris keselek ludahnya sendiri. Dylan ada di bawah, duduk di atas kap mobil jeepnya dengan tangan dimasukkan kedalam saku celana. Nggak lama, cowok itu mendongak dan dadah-dadah ke Kara dengan senyum.

"Astaga," cewek itu keliatan panik. Emang sih, belakangan ini dia sama Dylan emang deket. Sering makan dikantin bareng, Kara juga pernah jajan sama Dylan ke warung depan tempat futsalnya dia dan Keano. Pernah juga sih, di anter pulang soalnya ujan dan Keano kejebak macet. Pernah nonton bioskop juga sekali, yah, intinya, Kara sama Dylan emang deket.

Tapi selama itu, dia emang belum pernah ngenalin Dylan sama bundanya. Selain karena dia baru sekali ke rumah Kara, Kara juga nggak mau jadi bahan ceng-cengan seisi keluarganya di waktu dinner karena niscaya seisi keluarga Wirasetya adalah tukang gosip.

"Siapa, dek?"

"Ehm.. itu.."

"Pacar baru yah?" Katya kelihatan excited. "Kenalin kek ih, kamu mah."

"Siapa juga yang pacaran sih, bun? Itu Dylan, temen." Katanya.

"Oh, temen?" Katya menaik-turunkan alisnya. "Bukan ttm?"

"Apaan sih bun. Udah ah, Kara mau turun." Cewek itu setengah berlari ke teras rumahnya, menghampiri Dylan yang tersenyum menunggunya.

"Hai," sapa cowok itu ketika melihat Kara keluar dari pintu rumahnya. Kara menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan gugup seraya tersenyum kaku.

"Hai, kenapa?"

"Nggak apa-apa." Katanya. "Gue cuma mau ketemu lo, nggak boleh?"

"Ya bukan gitu sih..." Cewek itu terdiam sesaat. "Kenapa nggak bilang bilang mau dateng?"

TinkerbellWhere stories live. Discover now