"Ehmm. Sepertinya saya harus kebelakang dulu. Permisi pak dokter",sandra menganggukan kepalanya ke ali dan dibalas anggukan juga. "Prill gue kebelakang dulu ya. Entar kalo mau pulang bilang sama Selli aja ya dikasir", setelah mendapat anggukan dari prilli, sandra segera berjalan kedapur tempat para pekerjanya memasak dan membuat minuman.

"Oiya nti, uncle katanya ada yang mau diomongin tuh", ucapan al membuat ali yang tadi menunduk memakan makanannya terhenti. Dia mengangkat kepalanya yang langsung berhadapan dengan prilli yang memandangnya dengan kedua alis tertaut. Al kembali melanjutkan makanannya dan tak mengurusi urusan orang dewasa menurutnya.

Ali menegak minumannya, setelah mengelap mulutnya dia menatap prilli serius. Prilli yang ditatap seperti itu jadi salah tingkah sendiri. Namun dia menutupinya dengan wajah datar. "Jadi?".

Ali berdeham sebelum menjawab prilli. "Begini, saya ingin mengajak anda untuk bekerja sama. Jadi, anda setuju?" Jawab ali to the point

Prilli mengerutkan keningnya, bingung. "Maksudnya? Oh gini. Maksud saya, bisa anda jelaskan, saya tidak paham maksud anda.Bekerja sama dalam hal apa maksudnya?".

Ali mengangguk. "Maksud saya, saya menawarkan pekerjaan kepada anda untuk membantu saya menjaga al. Soalnya saya bakalan kesusahan menjaga al, apalagi senin dia udah sekolah. Bagaimana? Anda mau? Baby sitter yang lama udah keluar karna enggak tahan sama al yang bandel banget. Tapi saat saya melihat dia bersama anda, kenakalannya menghilang. So?", jelas ali panjang lebar yang membuat prilli makin memperdalam kerutannya. Bukan, dia bukan sedang berpikir. Tapi dia lagi memproses ucapan ali padanya. Dia jadi agak sedikit lemot karna melihat ali yang menurutnya tampan di sabtu pagi ini. Dia kehilangan fokus.

Ali mengira dia sedang berpikir keras dengan tawarannya tadi. Namun perkiraanya salah saat prilli bertanya, "Maksudnya? Saya gak ngerti. Bisa langsung ke inti?".

Ali menghembuskan nafasnya kasar. Ternyata dia bukanya ngeselin aja ya, lemot juga, pikir ali. "Kamu mau jadi baby sitternya al?".

Prilli manggut mengerti. Ternyata ucapannya tadi itu nyuruh gue jadi bsnya al. Bole juga sih tawarannya. Tapi??, batin prilli. "Emm bole sih. Tapi saya gak harus full kan? Maksudnya, kalo malem saya bisa balik kerumah saya sendirikan?".

"Emm iya it--" perkataan ali dipotong oleh al. Al suka banget ya motong orang ngomong, btw.

"Onti tinggal bareng kita aja ya. Kasian nanti onti capek pulang balek, mondar mandir ke setrikaan, yakan kel?", al menghadap ali dengan tampang memohon. Sebenernya itu alibi al saja agar prilli mau tinggal bersama mereka.

"Al gak boleh gitu dong. Ontinya kan ada kerjaan lain juga dirumahnya. Jadi biarin ontinya kalo sore balik ya?", bujuk ali yang gak mempan. Kini al malah masang tampang seramnya. Mukanya datar, matanya melotot dan giginya bergemelutuk. Ali yang melihat itu meringis dan berbicara di dalam hati. Al serem yaampun. Mirip kak Relion ih dia. Like father, like son. Mck.

Prilli segera menatap al dengan sedikit bergidik. "Yaudah al, onti tinggal di tempat kamu deh kalo itu mau kamu. Asal kamu gak nakal aja ya nanti sekolahnya".

"Kayy onti. Al gabakal nakal lagi. Janji. Tapi jail dikit",jawabnya sambil cengengesan.

Prilli memutar bola matanya, dan membuat ekspresi kesel. Lalu tak lama dia tertawa dengan lebar. Membuat al yang tadi murung melihat wajah prilli yang kesel, menjadi ikut tertawa bersama prilli.

Ali berdeham, membuat dua orang yang serasa dunia milik mereka itu berhenti tertawa. "Oke kalo kamu udah setuju. Sekarang kamu bisa ikut kita buat kerumah dan mulai senin kamu bisa menjaga al disekolah maupun dirumah".

Prilli mengangguk. "Oke. Tapi saya ijin untuk ke kostan saya menyiapkan baju2 saya. Boleh?"ijin prilli.

Ali mengangguk dan berdiri bersiap siap untuk pulang. Prilli yang melihat itu kaget. Gue mau dianterin ini? "Mau ngapain? Saya pulang sendiri aja", ujar prilli, sebenarnya kalo ditebengi sih oke oke aja ya. Hemat ongkos, menurutnya.

"Biar saya antar, sekalian kami gak pergi kemana mana lagi. Biar sekalian saya antar kerumah kami".

Prilli mengangguk dan al tersenyum gembira. "Yok ntiiiii. Kita let's go home", ucapnya antusias.

Prilli mengangguk dan berjalan keluar dengan menggandeng tangan al keluar cafe setelah berpamitan dengan selli di kasir. Dan ali yang sedang membayar dikasir mereka tinggal begitu saja dan langsung menuju keparkiran mobil ali. Setelah ali membuka kunci mobilnya dengan remote control dari kejauhan. Al segera menarik prilli kedalam mobil di jok tengah dan segera menutup pintunya.

Ali yang baru masuk menyadari kenapa dia seperti supir. "Al mending kamu depan deh. Uncle berasa supir",gerutu ali. Prilli yang mendengar itu, menahan tawanya agar tidak meledak.

"Mendingan onti aja deh kel. Biar romantis", jawab al sambil tersenyum lebar dan mengedip ngedipkan matanya. Lucu.

Prilli langsung menghadap al yang tengah tersenyum ceria. "Eng..enggak usah. Mending al aja sana. Onti gak papa sendirian disini kok",ucap prilli kikuk. Jantungnya udah maratonan dari tadi.

DUG
DUG
DUG

"Udah onti sana gih. Biar kita cepet nyampe rumah",ujar al sambil mendorong prilli keluar. Yang mau tak mau di-iyain sama prilli.

Kini mereka berdua duduk dengan canggung.

\*\*\*\*\*\*\

Setelah menyiapkan pakaiannya tadi di kostan, mereka----prilli, ali, dan al tiba di rumah milik ali.
And here she is. Didepan pintu rumah yang tinggi banget dengan 3 lantai. Dan ini rumah pertama kali yang prilli lihat seluas ini. Jalanan untuk sampai diteras rumahnya saja ditumbuhi tanaman2 indah. Ada mawar mulai dari yang merah, pink, dan hitam. And you know? Prilli sangat suka bunga mawar hitam. Saat melewatinya tadi, tangannya sudah gatal untuk memetik black rose itu(sebenernya itu tasya yang suka black rose hihi).

Setelah diberitahu kamarnya prilli segera pergi kekamarnya untuk membereskan barang2nya. Dan dia kini tengah tidur di king sizenya dengan tangan yang membentang.

My new life, I'am begin
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Oke gaessss, see you soon yak!

Lope lope

QWSya_

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now