Bro, You Know Me?

10.2K 966 11
                                    

"Sudah kubilang tadi, jangan meletakkan vas di dekat pintu kamarku, apakah kalian ini tuli" Vernon tak sengaja menjatuhkan guci dengan harga fantastik, tapi dia tidak pernah memikirkan harganya, dia hanya tau guci dengan sentuhan seniman terkenal itu sangat mengganggu. Dia membuka pintu kamarnya dan hendak melangkah masuk saat ada suara serak menyahuti teriakannya.

"Aku yang meletakkannya disana, seharusnya kau menggunakan matamu untuk melihat" Seorang pria dengan stelan jas hitam mengkilat dan rambut di sisir rapih melangkah mendekati Vernon.

"Seharusnya kau menggunakan otakmu untuk berpikir, jangan hanya kau diamkan saja dalam tempurung tua itu" wajah Vernon memerah karena marah, Dia tak menyukai pria yang ada dihadapannya itu. Dia membenci semua orang, sama seperti dia membenci dirinya.

"Patuhlah untuk hari ini, karena hari ini hari terakhirku bekerja disini. Akhirnya Aku tak akan melihat wajah tak menyenangkan ini mulai besok, aku bebas" Pria paruh baya itu tersenyum sambil menatap tajam mata coklat terang itu yang juga menatap lebih tajam.

"Pergilah ketempat yang jauh, jangan pernah muncul lagi disini" Vernon merasakan sedih saat mendengar pria tua itu akan pergi, bagaimanapun, hanya pria tua itu yang selalu memperdulikannya dengan tulus, bagaimanapun peragai liar dan ketidaksopannya yang menakjubkan ia tunjukkan padanya setiap hari.

"Kau sangat menggemaskan anak muda" Pria tua itu tersenyum sambil berbalik.

YOU'RE MY NAMJA, ARASSEOWhere stories live. Discover now