bagian 2

5.2K 381 16
                                    

Sebuah suara berisik mengganggu tidur seorang pemuda raven yang tadinya masih terhanyut dalam mimpinya setelah seharian bekerja membuatnya ketiduran sesaat setelah dia mengingat masa lalunya.

"Sasuke."

"Ayah, ada apa?"

"Cepat bangun dan kemasi pakaian mu. Kau harus pergi ke suatu tempat hari ini. Jangan banyak bertanya, ikuti saja apa yang ayah katakan."

Sasuke sempat terkejut dengan kata-kata ayah nya. 'Apa ini terjadi lagi?' batin Sasuke. Sorot matanya kembali meredup membuat permata hitam kelam itu semakin gelap tidak bercahaya.

"Baiklah, Ayah." Ia lantas mengemas pakaian nya secukupnya dan pergi mandi lalu menghampiri ayahnya yang sudah menunggu di luar rumah di dalam sebuah mobil usang yang menjadi satu-satunya transportasi keluarga itu miliki.

Sepanjang perjalanan Sasuke hanya menatap keluar jendela mobil di mana menampilkan hiruk pikuk jalanan perkotaan yang mulai ramai dilihatnya. Berbeda dari tempat tinggalnya di pinggiran kota. Serius melamun Sasuke tidak sadar mobil melambat sesaat setelah tiba di sebuah perumahan elit yang ada di kota tersebut.

"Rumah siapa ini, Ayah?" Sasuke mengerutkan keningnya karena tidak mendapatkan jawaban. Asuma hanya turun dari mobil dan menarik sasuke yang ikut turun dari mobil. Mereka lalu memasuki pekarangan rumah tersebut setelah berbicara dengan penjaga di pagar depan lalu pintu rumah terbuka dan menampilkan isi rumah besar yang membuat Sasuke sejenak merasa kagum. Tetapi wajah datar nya menutupi rasa kagum terhadap isi rumah tersebut. Sasuke mengeryit bingung saat seorang pria tua turun dan menghampiri Asuma lalu berbincang sebentar sesekali menatap Sasuke. Yah pria tua itu tepatnya yang menatap Sasuke teliti dari atas ke bawah lalu berjabat tangan dengan Asuma.

'Perasaan apa ini? Aku tidak merasa ini baik' batin Sasuke sambil menatap curiga dua orang dewasa di depannya.

"Sasuke kemarilah, ini Tuan Guy. Beliau akan memberikan mu pekerjaan yang bagus. Jangan mengecewakannya."

"Ayah, aku sudah bekerja di tempat paman Hachi. Itu sudah cukup. setidaknya cukup untuk kita dan uang sekolah ku." Asuma menggeram.

"Kau tidak bisa dapat uang banyak di kedai kecil itu. Di sini kau tidak hanya bisa dapat uang untuk uang sekolah tapi kau bisa menyimpan untuk masa depanmu." jawab pria tua yang sedari tadi hanya diam.

"Tapi paman, tempat ini terlalu jauh dari sekolahku." Ucap Sasuke. Guy tidak menjawab dan menatap Asuma.

"Baiklah, Asuma. Kau bisa meninggalkannya di sini. Akan ku kirim uangnya segera."

'Deg'

'uang? Apa ayah menjualku?' batin Sasuke sambil menatap Asuma dengan tatapan terkejut, terluka dan kecewa.

"A-ayah? Ayah menjualku?" Tanya Sasuke dengan suara bergetar. Asuma tersenyum miring.

"Kau pikir untuk apa aku susah-susah merawatmu kalau kau punya harga tinggi saat dewasa? Ingat Sasuke, hasilkan uang yang banyak untuk ayah dan paman ini. Kau tidak perlu lanjutkan sekolahmu karena itu sia-sia. Fokuslah bekerja untuk paman dan ayah." Asume menepuk pundak Sasuke lalu pergi. Sasuke berbalik dan berniat mengejar Asuma tetapi di hadang Guy yang menatapnya lapar.

"Tidak perlu banyak polesan kau akan laku keras. Ayo ku antar ke kamar mu." Guy menarik Sasuke dan Sasuke menepis tangan si tua Guy dan memberikan tatapan membunuhnya.

"Katakan, pekerjaan seperti apa yang anda maksud, tuan Guy?"

"Pekerjaan termudah yang belum pernah kau pikirkan, Sasuke. Istirahatlah dulu. Perjalanan tadi cukup melelahkan kan?"

Sasuke diam, lalu hanya menurut saat Guy menyuruh pembantunya mengantar Sasuke ke kamarnya.

'Ini aneh, rumah ini banyak sekali yang tinggal didalam nya' batin Sasuke sambil memandang pintu-pintu kamar berbaris rapi di sepanjang lorong rumah mewah itu.

Sesaat setelah tiba di kamar itu Sasuke langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan tertidur. Tubuhnya kurang fit semalam terguyur hujan di tengah malam dengan dingin menusuk tulang. Menatap langit-langit kamar sudah jadi kebiasaan Sasuke saat berpikir. Ia menutup kedua matanya dan menyembunyikan kedua matanya di balik kelopak mata putihnya.

Sore harinya. Sasuke terbangun dari tidurnya. Ia sadar sudah tidak di kamarnya. Sasuke kembali tertampar dengan kenyataan kalau dia baru saja di jual ayahnya. Yah, ayah yang Sasuke berusaha bahagiakan kelak dia lulus sekolah dan bekerja. Tetapi ayahnya membuatnya kecewa seperti ibunya yang membuangnya demi perhatian suami keduanya.

"Hah." Ia hanya bisa mendesah lelah dan menelan pahit nya kenyataan ini. Sasuke kemudian memilih bangkit dari tidurnya dan mandi. Berusaha bersikap biasa. Anggap di sini seperti di rumah. Ia berusaha menghibur diri.

Saat keluar dari kamar mandi, Sasuke terkejut mendapati Si tua Guy sudah ada di kamarnya.

"Paman? Sedang apa disini?"

"Melihat mu."

Sasuke bisu, lalu perlahan bergerak mengambil pakaian nya di lemari. Tetapi tangan keriput menahan nya dan menarik tubuhnya lalu menghempaskannya di atas ranjang.

"P.PAMAN?! LEPASKAN!"

"Kau harus di cicipi dulu sebelum terjun ke pekerjaan barumu."

Sasuke membulatkan matanya horror dan meronta berusaha melepaskan cengkraman tangan Guy. Ini tidak bagus. Posisi nya saat ini sangat menguntungkan Guy. Ia hanya menggunakan handuk di pinggang tanpa pakaian dalam dan kaki Guy berada di antara kedua kakinya. Sasuke tidak bisa berkata-kata lain kecuali..

"Lepaskan paman! Tidak! Jangan menyentuhku!"

"Hoho.. Kau manis sekali anak muda, seperti gadis perawan saja"

Sasuke mendesis berbahaya.

"Aku bukan gadis, lepaskan!!"

PLAAKKK

Sasuke langsung terdiam merasakan panas menjalar di pipi kirinya. Sesaat kemudian yang Sasuke rasakan membuat nya marah. Guy menarik handuk satu-satunya yang melekat di tubuhnya dan refleks Sasuke menjedukkan kepalanya ke hidung tuan Guy membuat orang tua itu menjerit kesakitan dengan hidung mengeluarkan darah. Pintu kamar Sasuke terbuka dan menunjukkan seorang pria yang lebih muda dari Guy menghampiri pria tua itu.

PLAAAAKK

lagi, panas menjalar di pipi yang sama. Ah~ ini lebih kuat dari tamparan sebelumnya.

"Sialan kau! Berani membuat tuanku begini. Kau tidak akan selamat anak muda. Diam di sini dan tunggu hukumanmu."

Lalu orang itu membawa Guy keluar dari kamar Sasuke. Sasuke terjatuh sesaat setelah pintu tertutup. Sasuke shock, lagi kenyataan menamparnya, dia hampir saja kehilangan kesucian/?nya. Sasuke bukan seorang gadis yang ketakutan hampir di perkosa. Dia tentu merasa terancam. Dia laki - laki dan hampir di setubuhi laki -laki juga. Sasuke kalut dan mencengkram rambutnya kasar.

"Ukh!" setitik airmata jatuh dan tubuhnya bergetar. Tidak, Sasuke tidak pernah membayangkan dirinya akan mengalami ini. Di buang layaknya sampah, di jual layaknya barang dagangan dan di injak layaknya kotoran. Sakit, Sasuke merasa sesak begitu memenuhi rongga dadanya. Berharap tuhan ataupun seseorang bisa mengeluarkan nya dari black hole yang semakin menghisap habis seluruh kebahagiaan nya.

TBC

Yoshh! Ini dia lanjutannya. Naru nya belum keluar otomatis narusasu momentnya belum ada.

Thanks yang sudah baca cerita ku ini. Next chap sampai ke depan rated jadi M ya..

Nicky 29/09/16 05:45am

No More loveWhere stories live. Discover now