Kunci Hati

5.8K 436 59
                                    

Bab 6

^Normal Pov_^
Mata Ali melotot sempurna ketika mengetahui gadis itu adalah.

"Prilly!!!" Ucap Ali terkejut, ya gadis itu adalah Prilly, Prilly tadi pagi bangun terlambat dan Resya sedang buru-buru karena ada rapat OSIS jadi Resya berangkat terlebih dahulu dan Prilly menaiki angkutan umum tapi saat ia menunggu tak ada satu pun angkutan umum yang lewat.

"Kok lo disini?,lo gak bareng bang Resya?" Tanya Ali, Prilly menggeleng pelan dan ia kembali celingukan mencari angkutan umum, Ali yang melihat Prilly merasa kasihan.

"Yaudah bareng gua aja yuk." Prilly langsung menatap Ali tak percaya, bagaimana sang raja dingin dan datar menawarkannya untuk berangkat bersama?,ini sangat jarang.

"Memangnya gak apa-apa Li?" Tanya Prilly, Ali tak menjawab tapi ia langsung menarik pergelangan tangan Prilly ia tak menariknya kasar tapi dengan halus dan membawanya ke arah sepeda motor yang tadi ia pakai, Ali naik terlebih dahulu dan Prilly masih saja melamun.

"Hei mau sampai kapan lo nglamun?,buruan naik ntar telat loh." Ali berucap dengan nada yang sedikit lembut, Prilly menurut ia menaiki motor sport Ali walaupun sedikit kesusahan, di perjalanan hanya ada keheningan yang melanda antara Ali dan Prilly.

"Pril, emang kenapa sih lo gak dianter bang Resya." Ali bertanya dengan sedikit berteriak.

"Katanya tadi sih dia ada rapat OSIS gitu jadi dia buru-buru." Prilly juga menjawab dengan sedikit berteriak, tiba-tiba saja Ali mengerem motornya secara mendadak dan Prilly langsung berpegangan erat pada pinggang Ali, Ali yang merasakan pegangan itu pada pinggangnya langsung menolehkan kepalanya kearah kanan dan mendapati wajah Prilly yang dekat dengannya, Ali dan Prilly sama-sama merasakan jantungnya berdetak dengan cepat, mata hazel lembut dan mata tajam bagaikan elang itu beradu tatap, manik mata mereka saling mengunci dan tak bisa mengalihkan pandangannya seperti ada sesuatu yang mengunci manik mata itu, hingga.

Tinn...Tinn...Tinnn.....

Para pengguna jalan langsung mengklakson kendaraan mereka masing-masing karena lampu sudah hijau tapi kendaraan didepan mereka tidak mau berjalan, Ali dan Prilly sama-sama tersadar dan mereka langsung mengalihkan pandangan mereka, Ali mulai menjalankan motornya, ternyata Ali tadi mengerem mendadak karena lampu sudah merah dan Ali memakai kecepatan cukup cepat.

*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

20 menit mereka habiskan untuk di jalanan, ketika sampai di sekolah Resya yang melihat sang adik datang dengan sang sahabat merasa lega karena Prilly tidak apa-apa, sebelumnya memang Resya mengkhawatirkan Prilly yang tidak kunjung sampai di sekolah tapi begitu melihat Prilly bersama Ali ia menjadi tenang.

"Makasih ya Li udah di barengi." Prilly mengucapkan itu dengan tulus Ali melepas helmnya dan tersenyum singkat pada Prilly, meskipun singkat tapi senyuman itu mampu membuat Prilly kagum dengan ketampanan Ali.

"Sama-sama." Oh Tuhan bolehkah Prilly mendengar suara berat tetapi halus itu lagi?,suara yang indah.

"Kalau gitu aku ke kelas duluan ya." Ketika Prilly melangkah 3 langkah pergelangan tangannya di tahan oleh seseorang ketika ia berbalik ia hanya mendapatkan tubuh tegap dan tinggi, Prilly mengadahkan kepalanya dan melihat Ali yang juga sedang melihatnya kontak mata lagi-lagi tak dapat mereka hindari.

'manik mata lo indah Pril, entah kenapa gua betah banget natap manik mata itu, gua seperti mendapat ketenangan waktu gua natap manik mata lo itu, gua seperti menemukan separuh jiwa gua yang hilang Pril.' batin Ali sambil masih terus menatap manik mata indah Prilly.

'Li tatapan mata kamu walupun seperti elang yang sedang mencari mangsanya tajam bagai belati tetapi bagiku mata kamu itu meneduhkan, meneduhkan seluruh jiwaku Ali, aku suka mata kamu yang indah itu Li aku harap bisa selalu menatapnya.' batin Prilly ikut berbicara,10 menit tatapan itu berlangsung dan harus di hancurkan oleh seseorang.

"Bagus,kemarin di UKS tatapan, di parkiran juga tatapan, kering tuh mata lo ber-2 lama-lama." Mereka saling mengalihkan pandangan mereka dan Ali menatap tajam orang yang sudah mengganggunya dan Prilly.

"Lo tau gak lo itu kayak apa?." Ali berucap kembali dengan nada dingin dan datarnya.

"Gak tau, pasti kayak Cameron Dallas iya kan?" Ucap Gio percaya diri, ya lagi-lagi Gio yang menganggu kegiatan mereka, Ali memutar bola matanya dan menatap Gio tajam.

"Iya mirip Cameron Dallas tapi cuma mirip sama sepatunya doang." Ali langsung menarik tangan Prilly lembut untuk berjalan ke kelas mereka.

"Asem lo Li, Ali!" Teriakan Gio tak di anggap oleh Ali ia tetap berjalan bersama Prilly dengan santainya.

^Normal End_^

^Prilly Pov_^
Selama di koridor sekolah aku mendengar bisikan-bisikan yang tak enak di dengar oleh pendengaran, aku mengalihkan pandanganku menjadi menunduk untuk melihat tanganku yang masih di genggam oleh Ali,aku berhenti dan menarik tangan Ali.

"Kok berhenti sih Pril belum sampe kelas tau." Ali menggerutu tapi entah mengapa suaranya menjadi halus, aku masih terus menunduk dan tak berani menatap siapapun, aku merasakan tangan lembut menarik daguku lembut dan mengarahkannya ke arah manik matanya.

"Gua tau lo gak nyaman kan sama mereka yang bisik-bisik gak jelas?,lo denger ya Pril ini itu hidup kita dan kita yang menjalaninya, tentang seseorang yang mengomentari hidup kita itu adalah orang yang iri sama kita karena mungkin hidup kita lebih baik dari mereka, lo juga perlu berterima kasih sama mereka karena mereka mau membuang waktu mereka hanya untuk mengomentari kesalahan di hidup kita tapi mereka gak mau instrospeksi diri mereka apa mereka udah sempurna apa belum, jadi abaikan saja ya." Ali menjelaskan dengan suaranya yang tak seperti biasanya nadanya kini sangat lembut dan aku menyukainya, aku menatap kedalam manik matanya dan menemukan secerca luka seperti luka yang kurasakan dan karena luka itu ia berubah semakin dalam aku bisa menemukan diri Ali yang sesungguhnya ia adalah tipe lelaki yang bertanggung jawab, kami berdua masih saja bertatapan dan kami lupa bahwa kami masih berada di lorong sekolah, bel sekolah berbunyi pun aku tak mendengarnya entah mengapa aku seperti terhipnotis oleh mata indah itu aku sangat menyukai manik matanya, kami tersadar ketika.

"UKS tatapan, parkiran tatapan, di lorong sekolah juga tatapan, apa mata lo ber-2 gak kering tatapan mulu?" Aku dan Ali yang langsung tersadar kemudian membalikkan badan kami dan mendapati Gio sedang berdiri di belakangku dengan senyum jailnya.

"Dimana-mana lo terus...Gua salah apa sih punya sahabat kok yang datang tak di undang pulang tak diantar, udah ah ayo Pril." Ali langsung menarik tanganku lembut dan membawaku ke kelas meninggalkan Gio yang mungkin masih berfikir apa yang Ali maksud.

"Ali!maksud lo gua...JELANGKUNG!?!?!,wah lo benar-benar ONTA ARAB!!!" Aku tertawa pelan sebegitu polos kah Gio sampai butuh beberapa waktu untuk mencerna kata-kata Ali, saat aku dan Ali sampai di depan kelas.

^Prilly End_^

^Normal Pov_^
Ketika Ali dan Prilly sampai di kelas ternyata pak Faqih belum memasuki kelas dan itu artinya mereka tidak akan di hukum ketika Prilly akan duduk di bangkunya ia langsung di tahan oleh Ali.

"Ri lo pindah di tempat gua gih gua sama Prilly mau duduk di sini." Ucapan Ali membuat Prilly menatapnya tak percaya jangankan Prilly 1 kelas yang tadinya gaduh menjadi sunyi ketika mendengar ungkapan sang raja dingin itu dan ini untuk pertama kalinya, siswi bernama Riana Puspitasari itu langsung pindah ke tempat Ali dan tempat Riana diduduki oleh Ali, tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki murid-murid yang tadinya berdiam bagai patung di tempat langsung kembali ke tempat mereka masing-masing, dan saat orang itu masuk semua menahan nafas dan penasaran siapa yang masuk dan dia adalah.

^Normal End_^

Nih gua kasih yang agak panjangan ye, keriting dah jempol gua... Tapi gpp lah, jangan lupa keep Voment oke Guys... See You Next Chapter 👋👋👋
Jangan lupa mampir
safira04
cempakaLA
vinvyty
bellaqustiani
Nurhasanahvivie
Viexyy_
Fara_25
adelyahasyifaa
ChantyRomans
Bubukdancowsambalado
vikachann
tiystories
Pluto_Mee

Kunci Hati [END]Where stories live. Discover now