Kunci Hati

6.1K 433 21
                                    

Bab 5

^Normal Pov_^
Ke-2 nya membalikkan badan untuk melihat siapa yang datang secara tiba-tiba, dan saat orang itu sudah memasuki rumah mereka baru bernafas lega ternyata yang masuk adalah Resya kakak Prilly.

"Lo bang gua kira siapa tadi." Ucap Ali saat Resya duduk di samping Prilly di sebrang sofa yang ia duduki.

"Iya Li, Pril kakak mau tanya sama kamu bener kamu tadi di gendong Ali soalnya kamu tadi pingsan?" Resya menatap adiknya dengan tatapan yang sedikit tajam.

"Yes brother, tadi aku lupa gak makan pagi sebelum berangkat ke sekolah jadi ya, you see." Resya menghembuskan nafas nya dengan kasar.

"Terus tadi kenapa kamu gak bilang sama kakak kalau kamu pingsan, i'm worry My young sister." Resya nadanya sudah mulai melembut dan tidak se emosi tadi.

"Maaf aku hanya gak mau kakak khawatir itu aja kak." Resya menghela nafas panjang untuk menurunkan emosinya.

"Oke kakak maafkan kali ini tapi gak kalau sampai ini kejadian lagi, dan buat lo thanks tadi udah nolongin adik gua ya Li." Ali mengangguk, kemudian ia bangkit dari duduknya diikuti Resya, ia berpamitan pada Resya dan Prilly lalu berjalan keluar dari rumah Prilly dan pulang ke rumahnya.

*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

Saat sinar jingga itu sedikit demi sedikit mulai menghilang Ali baru saja sampai di rumahnya, ia langsung memasuki rumahnya dan tubuhnya menegang kaku karena melihat 2 orang yang sebenarnya tak ingin ia lihat sampai kapanpun, Ali tak memperdulikan mereka ia terus saja berjalan menuju kamarnya.

"Ali apa kamu gak kagen sama kita ber-2?" Pertanyaan seorang wanita paruh baya membuat langkah Ali terhenti saat ia menaiki anak tangga ke-4 ia berbalik tapi masih tetap di posisinya tidak berubah sedikitpun.

"Apa anda ber-2 meminta saya untuk merindukan anda ber-2?" Ali berucap dengan nadanya yang sangat-sangat dingin yang tak pernah orang lain dengar sebelumnya.

"Tentu saja sayang kamu itu anak kami, apakah kamu tidak rindu pada kami ber-2?" Sekarang bergantian pria paruh baya yang berbicara, Ali ingin sekali rasanya pergi dari tempat itu sekarang tapi tidak ia harus menyelesaikan ini, Mela sang kakak langsung keluar dari kamarnya begitu mengetahui sang adik sedang berbicara dengan nada dingin kepada ke-2 orang tuannya, ya kalian benar mereka adalah ke-2 orang tua Ali dan Mela yang tidak ingin Ali lihat sampai kapanpun.

"Rindu?in your dream aku tak akan pernah merindukan orang seperti Anda berdua, orang yang sudah tega-teganya meninggalkan ke-2 anaknya hanya untuk bisnis dan harta." Ali menjeda sejenak kalimat yang akan ia ucapkan, tapi belum sempat Aku berbicara sang papa sudah berbicara terlebih dahulu.

"Ali kamu gak pantas bicara seperti itu dengan mama dan papa kami itu orang tua kamu." Papa Ali berucap dengan nada dan intonasi yang mulai meninggi, Ali berdicih pelan.

"Orang tua?,apa pantas kalian itu disebut orang tua?,sekarang Ali tanya mana ada orang tua di dunia ini yang lebih memilih harta dan bisnis dan meninggalkan anak-anak mereka di rumah dan kekurangan kasih sayang?,jawab Ali,kenapa diam gak bisa jawab atau mau tau jawabannya jawabannya itu GAK ADA ORANG TUA YANG RELA NINGGALIN ANAKNYA SENDIRI HANYA DEMI HARTA DAN BISNIS, JANGAN HARAP ALI AKAN RINDU PADA KALIAN BERDUA." Ucap Ali dengan nada dingin, intonasi yang tinggi dan sedikit berteriak di akhir kalimatnya, ia langsung melanjutkan jalannya ke kamar tak perduli apa yang ke-2 orang tuannya perintahkan.

"Ali,sini kamu papa dan mama tidak pernah mengajarkan kamu membentak orang yang lebih tua, ALI!!" Papa Ali berteriak, mama Ali sudah meneteskan air matanya ia tak menyangka anak lelakinya bisa sebegitu benci dengannya dan suaminya, Mela berjalan mendekati ke-2 orang tuanya.

"Apa yang Ali bilang itu benar, apa peran mama dan papa selama ini apa kalian ikut mengurus Ali, ikut merasakan apa sakit yang Ali rasakan? kan, kalian hanya memikirkan bisnis dan harta sampai kalian lupa bahwa ada 2 orang anak yang menjadi korban kesibukan kalian, 2 anak ini kekurangan kasih sayang tapi untung saja sang kakak bisa menahan egonya hanya untuk adiknya, Mela hanya ingin bilang jangan pernah kembali ke rumah ini bila hanya sehari atau dua hari, kalian boleh kembali ke rumah ini tapi kalian tinggal selamanya, Ali dan Mela rela melepas nama marga keluarga Richard dari nama belakang kami, Mela permisi." Mela berusaha mati-matian untuk menahan emosinya yang semakin tak terkontrol Untung saja Mela tidak jadi ada kelas tambahan ia tak tau apa yang terjadi jika sang adik dan sang papa bertengkar.

^Normal End_^

^Ali Pov_^
Buat apa mereka kembali lagi ke rumah ini?,aku akan menjadi lebih baik saat mereka tak ada dirumah ini, aku berjalan menuju balkon kamarku menatap kosong dan lurus ke depan tanpa ada suara apapun semuanya sunyi senyap sesunyi hatiku, lamunanku buyar ketika kakakku berdiri di sampingku aku hanya melihat sekilas lalu mengalihkan pandanganku lurus entah apa yang ku tatap.

"Li gua tau gua juga ngerasain apa yang lo rasain Li, di tinggal orang tua hanya untuk bisnis dan harta." Ucap kak Mela padaku, tapi aku masih diam membisu aku tak peduli lagi pada ke-2 orang yang gila kerja itu aku sudah tak tahan.

"Kak apasih salah kita sama mereka?,sampai mereka gak peduli sama kita, apa salah kita karena kita terlahir ke dunia?" Hatiku tak sekuat logikaku kali ini hatiku menang aku biarkan air bening yang sedari tadi sudah aku tahan menetes satu persatu dari pelupuk mataku, katakan aku cengeng aku tak perduli karena jika kalian merasakan apa yang aku rasakan mungkin akan sama seperti ku menangis menahan lara.

"Li, lo ngomong apaan sih?,itu bukan salah kita tapi salah mereka salah mereka yang gila harta." Kak Mela meninggikan suaranya 2 oktaf, aku masih menangis dalam diam.

"Gua kecewa sama mereka, mereka ninggalin kita ber-2 saat kita lagi butuh-butuhnya kasih sayang dari ke-2 orang tua, sekarang mendingan lo keluar dari kamar gua,gua pengen sendirian." Aku berucap dengan dengan nada dingin dan datar.

^Ali End_^

^Normal Pov_^
Mela memilih mengalah dan berlalu dari kamar sang adik dan membiarkannya menenangkan fikirannya terlebih dahulu agar tak emosi.

*_*_*_*_*_*_*_*_*_

Bulan berganti mentari, malam berganti pagi, Ali sudah siap untuk ke sekolah ia segera keluar dari kamarnya dan melenggang pergi begitu saja ketika melihat ke-2 orang tuanya sedang sarapan pagi di ruang makan, selera makannya jadi hilang, ia menstater motornya dan melajukannya ke sekolah, tetapi di tengah perjalanannya ia menyipitkan matanya dan menajamkan penglihatannya di halte bis tak jauh dari tempatnya berhenti ia melihat seorang gadis yang sedang mungkin mencari angkutan umum, Ali mendekati gadis itu ketika ia berada di depan gadis itu matanya melotot sempurna gadis itu adalah.

^Normal End_^

Heihoo kembali lagi dengan saya... Oke ini Chapter.... Entah gua lupaa oke yang penting keep Voment okeee untuk kak tiystories jangan lupa mampir, dan untuk kak Rin a.k.a Naga Kacang Bubukdancowsambalado namanya di Pinjem sama nama nya kak Adel adelyahasyifaa, kak Tatan vikachann jangan lupa mampir kak Rindyatr mampir juga kak Saa butuh komen Saasyrf... See You Next Chapter Guyss👋👋👋

Kunci Hati [END]Where stories live. Discover now