38

88.9K 5.1K 124
                                    

Sejaki itu Diba dan Iqbaal makin lama semakin dekat. Itu membuat Diba kadang melupakan Jacob. Hanya sementara, setelah itu ia kembali teringat mantan kekasihnya itu.
Sementara Jacob sendiri disana, ia mulai disibukkan dengan kehidupan barunya.

"Jacob!"

Jacob menoleh, kemudian tersenyum kepada Alexa.

"Want to come with us?" tanya Alexa dengan wajah sumringah. Dia gadis blasteran Turki-Amerika. Tak heran kalau wajahnya cantik.

"Where?"

"Cafe, we will make a joint assignment," jawab Alexa. Jacob mengangguk ragu, kemudian Alexa menarik tangannya dan pergi kearah Cafe yang tak jauh dari kampus.

Cafe itu tidak terlalu ramai, hanya diisi beberapa orang yang mungkin memiliki waktu senggang. Mata Jacob beralih pada meja dipojok Cafe yang diisi 3 orang yang pastinya dia kenal. Jacob melambaikan tangan kanannya, sebelah tangannya masih digenggam oleh Alexa.

"Kalian jadi deket?" tanya Safie yang kebetulan berasal dari Indonesia, sama seperti dirinya.

"Apanya?"

"Itu, gandengan kesini nya?" ucap Safie dengan nada bertanya. Mata Jacob langsung beralih ketangannya yang digenggam Alexa sejak tadi.

Alexa ikutan menengok, kemudian melepaskan genggaman tangannya. Wajah manisnya melihatkan kalau dia juga kaget seperti Jacob.

"Um ... Sorry, Jacob." gadis itu menunduk malu, kemudian mengambil duduk disebelah Safie.

Safie terkekeh geli, menggelengkan kepalanya. "Tumben mau ikutan ngumpul gini? Gak sibuk?" tanya Safie. Jacob mengangkat bahunya.

"Katanya kalian mau ngerjain tugas bareng, yaudah sekalian aja. Lagian aku juga bosen sendirian dirumah, kak," keluh Jacob sambil mengeluarkan laptopnya. Banyak tugas yang harus dia selesaikan. Ternyata menjadi pintar itu sangat merepotkan juga, ya.

"Jacob, next week I'm going to Indonesia, kamu jadi balik gak?" tanya Randy. Dia sebenarnya orang Indonesia, tapi karena kelamaan tinggal disini jadi kebiasaan. Dia jadi sering nyampurin 2 bahasa sekaligus.

Jacob tersenyum tipis. Dia belum siap untuk bertemu Diba lagi. Ini sudah sekitar 6 bulan. Mungkin sekarang Diba lagi pusing-pusingnya dengan ujian-ujian yang akan dihadapinya.

"Gak tahu, tuh. Nanti mau tanya ke bokap dulu," jawab Jacob seadanya. Alexa, dan Rey mengerutkan keningnya.

"English please!" protes Rey dengan nada kesal. Mereka tertawa. Selanjutnya memesan makanan dan mengerjakan tugas mereka sambil sesekali mengobrol.

Ponsel Jacob berbunyi menandakan pesan masuk.

Papa : Nanti malem temenin papa dinner. Kalau nolak, tiket pulang kamu hangus.

Ia mendesah kecewa. Selama ini ia was-was kalau Papa-nya mengajak Dinner. Bisa saja dia bertemu dengan cewek yang dijodohkan dengannya. Dia takut, karena hatinya masih belum bisa berpaling dari gadis yang ada di Indonesia sana.

Jacob menghela napas berat. Dia membereskan semua barangnya dan memakan makanan yang dia pesan.

"Jacob, are you okay?" tanya Alexa khawatir.

Safie ikut menatap Jacob, "I'm okay, tonight i'll meet my dad for dinner," jawabnya. Wajahnya tampak kusut.

"Huh? I will also have dinner tonight ... with my parents."

"Shit." umpat Jacob dalam hati.

Lelaki itu menyambar tasnya dan meninggalkan beberapa lembar uang. Ia panik, tidak mungkin kan kalau dia dijodohkan dengan Akexa?!

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang