#13

1.2K 215 3
                                    

"Dokter Son. Bagaimana pasien Bu Sumin menurut Anda?" Tanya Dokter senior.

"Sebenarnya dia normal kan." Jawab Wendy

"Kau cerdas. Aku adalah sahabatnya. Ia kemari karena hanya ingin suaminya kembali peduli." Kata Dokter senior.

"Ibu sudah bercerita semuanya senior." Timpal Wendy.

"Ibu??? Jangan bilang kau memacari anak lelakinya?" Tanya Dokter Senior.

"Demi sumpah jabatan dokterku, aku profesional senior. Kami saling mengenal karena bertetangga." Ujar Wendy.

Dokter senior itupun tertawa kencang.

"Jatuh cinta wajar Wendy. Apalagi kau dan dia sama sama menarik. Aku percaya kau profesional. Lalu apa kau rencanakan?" Tanya Dokter Senior.

"Mark ingin mengajak ibunya keluar dari sini, namun perwalian ibu ada pada suaminya." Jawab Wendy.

"Aku dengar perwaliannya sudah pindah ke tangan Mark?" Tanya Dokter Senior.

"Iya benar. Ibu sudah bercerai dengan ayahnya."  Jawab Wendy

"Tak kusangka ia menyerah juga. Jika saja ia mau mungkin aku sudah menikahinya dulu Wen. Sayangnya dia sangat mencintai ayah Mark. Walaupun sejak mereka pacaran ia tahu bahwa pacar dan sahabatnya sendiri sudah menikungnya. Ia tetap bertahan." Cerita Senior Wendy

"Jadi senior suka nih? Sekarang bukannya senior sendiri? Deketin lagi lah." Canda Wendy

"Emang kamu mau punya mertua kaya saya?" Tantta seniornya.

"Jangan deh senior kan galak." Jawab Wendy.

Mereka tertawa bersama. Wendy memang dokter muda kesayangan dokter paling senior disini.

***

"Kemarin Mark kesini." Ujar Mina

"Ada apa dia kemari?" Tanya ibu Mina.

"Entahlah dia hanya memberikan dokumen untuk ayah. Kurasa penting." Jawab Mina

"Mana biar ayah lihat." Ujar Ayah

Begitu melihatnya ayah langsung menunjukan ekspresi tegang.

"Kenapa yah?" Tanya Mina

"Berani - beraninya Mark." Kata Ayahnya.

***

"Kenapa kaget?" Tanya Mark begitu sampai di rumah Ayahnya

"Seberani itukah kau membuat aku bercerai dengan ibumu?"  Tanya Ayah Mark.

"Ibu berhak bahagia. Berbahagialah anda dengan keluarga baru. Jangan pernah ganggu hidup kami." Jawab Mark.

"Semua yang ada padamyu karena nama besar ku. Lancang sekali kau berbuat seperti ini." Kata Ayahnya.

"Aku tidak akan seperti ini jika anda tidak menyakiti ibuku. Benar awalnya karena nama besar anda. Namun, saya membuktikan bahwa saya mampu tanpa anda. Jangan halangi langkah saya, karena saya tidak akan pernah mengusik hidup anda." Ujar Mark sambil pergi.

***

"Kok bete gitu wajahnya. Ada apa lagi sayang?" Tanya Wendy. Biasanya Mark akan datang dengan senyum manis. Namun sekarang ia menjemput Wendy dengan wajah emosi.

"Tadi ayah minta ditemuin. Terus ya gitu malah ngajak emosi. Akhirnya kita ga akan saling ganggu. Kenapa sih ayah gitu banget sama ibu?" Tanya Mark. 

"Alasannya cuma ayah yang tahu. Sekarang kamu ga perlu emosi. Gimana pun beliau ayah yang harus kamu hormati. Fokus sama Ibu aja. Eh iya katanya mau cari rumah. Aku ada yang rekomendasi nih." Jawab Wendy.

Hold Your Hand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang