Kemudian aku menggelengkan kepala karena sudah membayangkan kalau Jungkook akan melupakanku.
Tidak. Tidak mungkin Jungkook akan meninggalkanku.
*****
Ketika mimpiku sudah menjadi gelap, aku membuka mataku perlahan. Setelah itu aku menyenderkan tubuhku pada dashboard tempat tidur lalu mengumpulkan nyawa.
Udara di rooftop semalam berhasil membuatku tertidur dengan lelap kemarin. Udaranya dingin, tapi entah kenapa aku suka.
Drrrtt ... drrrtt ...
Aku mengusap salah satu mataku sambil meraih handphone yang berada di atas meja dekat tempat tidur.
Tidak biasanya ada yang menelfon pagi-pagi seperti ini.
Kecuali,
📲Kookies is calling ....
Tentu saja. Memangnya siapa lagi?
"Yeobosseyo?"
"Kau baru bangun?"
"Iya. Ada apa?"
"Sudah sarapan?"
"Kau tahu aku baru bangun kan?"
"Ah benar. Maaf aku lupa."
Aku terkekeh, "Ada apa, Kook? Kenapa menelfon sepagi ini?" tanyaku lagi.
"Jadi begini ..."
"Hmmm?"
"Sepertinya aku tidak bisa menjemputmu hari ini." ucapnya dengan nada ragu-ragu.
Aku sempat terdiam beberapa saat. Tapi tak lama aku menjawabnya, "Geundae, wae? Apa kau sakit?"
"Ani. A-aku harus sudah berada di Big Hit jam 8 pagi. Aku tidak mungkin bisa menjemputmu. Big Hit sudah memberikan surat izin ke sekolah. Mungkin aku datang untuk mengajar Jimin dan Hyona saja nanti."
Aku terdiam mendengar ucapannya.
Ketakutanku benar-benar terjadi. Dia akan sangat sibuk sebentar lagi.
Dan mungkin melupakanku untuk sementara ...
Entah kenapa air mata mengalir di pipiku. Tanpa alasan yang jelas, aku menangis pagi ini. Benar-benar gila.
"Jeongmall mianhae, Rin."
Dengan terisak aku menjawab, "Tidak apa-apa. Aku mengerti."
"Jangan lupa sarapan, makan siang, makan malam, oke? Mungkin nanti malam aku akan ke apartemenmu."
Aku mengangguk sambil memberi kekuatan pada diriku sendiri, "Ne. Arraseo. Fighting, Jeon Jungkook!" ujarku memberi semangat.
"Gomawo, Rin. Sekali lagi, aku minta maaf."
"Aku baik-baik saja, Jungkook. Aku mengerti."
"Aku duluan ya? Aku harus bersiap-siap."
Dan setelah itu, sambungan telfonnya terputus. Jungkook akan memulai kegiatannya hari ini tanpaku.
Aku berbohong. Aku tidak baik-baik saja.
*****
Setelah bersiap-siap dan sarapan, aku keluar dari apartemen dengan langkah yang berat. Sedih rasanya ketika tahu satu-satunya orang yang kau punya sekarang akan meninggalkanmu untuk sementara.
Kau akan baik-baik saja, Rin. batinku berulang kali.
Aku berjalan dengan malas menuju lobby. Tapi, tiba-tiba saja langkahku terhenti ketika mataku menangkap satu objek ya g tak disangka.
Park Jimin.
Ia sedang duduk di lobby apartemen sambil membaca tumpukan majalah yang ada di meja.
"Hey Chaerin!"
Sial. Kedua mata kami bertemu.
Jimin berdiri dari tempat duduknya sambil tersenyum ke arahku.
Aku tersenyum canggung melihatnya. Perlahan, aku berjalan menghampirinya. Walaupun dengan seribu tanda tanya apa yang ia lakukan disini.
"Kau sudah siap?" tanya Jimin tiba-tiba.
Aku menaikan salah satu alisku, "Siap untuk apa?"
Ia menarik hidungku pelan, "Tentu saja ke sekolah bodoh. Aku datang untuk menjemputmu."
Aku semakin mengerutkan dahi, "H-hah? Tapi- ya!" teriakku ketika Jimin langsung menarik tanganku sambil berlari.
Kami berdua berhenti di depan sebuah mobil sedan yang cukup mewah berwarna hitam.
Jimin membukakan pintu samping untukku.
"Ayo masuk."
Aku menatap Jimin kebingungan, "Ta-tapi, bagaimana-" ucapanku terhenti ketika Jimin menarik pinggangku lalu mendorongku pelan untuk masuk ke dalam mobil.
"Nanti saja kita bicaranya."
Setelah itu ia menutup pintu dan berlari memutar untuk masuk ke pintu pengemudi.
Terlalu banyak hal yang tak ku mengerti sekarang.
Beberapa saat kemudian, mobil Jimin melaju. Membawaku entah kemana. Aku harap ia tidak berbohong ketika ia bilang mau membawaku ke sekolah.
Aku baru sadar, kenapa aku mau masuk ke dalam mobilnya?
"Bagaimana kau tahu aku tinggal disana?" tanyaku membuka pembicaraan.
Ia memandangku sesaat, "Tidak ada yang tidak bisa dilakukan Park Jimin, nona."
Exactly same like what my Jeon said.
Aku mendesis, "Cih, terlalu percaya diri."
Jimin terkekeh sambil menatapku. Entah kenapa tatapan matanya begitu terasa,"Kau sangat imut, Chaerin."
Kepalaku perlahan menoleh kearahnya sambil menatapnya tak percaya. Ada apa dengan manusia satu ini?
Someone, please help me.
-to be continued-
terima kasih sudah menunggu!🌸
klik tanda bintang kuy!💧
saranghae,
-jeonyeriixa-
YOU ARE READING
[C] 다시 놓기;RESET.
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN DENGAN VERSI BERBEDA] Aku mencintainya. Ia adalah seseorang yang selalu ada untukku selama 11 tahun terakhir. Kami selalu berbagi dan membutuhkan satu sama lain. Tapi, sejak ia mulai jatuh cinta dengan yang lain, kehadirannya mula...
![[C] 다시 놓기;RESET.](https://img.wattpad.com/cover/76972996-64-k766607.jpg)