extra part II

6.2K 194 4
                                    

kini aku sibuk mengurusi anak ku yang kedua yang masih berusia 5 bulan. Aku bersyukur karena allah menitipkan kepada ku putra yang sangat tampan.

Athaya raffasya shafwan. Kan ari sengaja memberikan nama tersebut, supaya kelak dia dapat miliki hati yang bisa menerima apa yang telah ditetapkan kan allah.

***
Aku sedang menyusui athaya di kamar, dan seketika itu pula zira masuk ke kamar dengan wajah ceria.

Ceklek....

"Assalamualaikum, bunda lihat ini"ujar nya berteriak.

"Hush.... Sayang jangan teriak-teriak dong adek athaya nya baru saja tidur. Tadi dia rewel banget,nanti kasihan dedeknya kalau bangun nangis lagi, ntar adik athaya bisa demam"ujar ku seraya mencium pipi anak pertama ku.

Meski zira tak lahir dari rahim ku, tapi dia sudah aku anggap sebagai anak ku sendiri.

"Ma zira dapat peringkat 1"ujar nya seraya duduk di sebelah ku.

Aku bahagia mendengar hal tersebut.

"Alhamdulillah....kakak harus belajar yang rajin ya, dan kakak harus pertahanan kan prestasi nya"ujar ku.

"Insyaallah "ujar nya.

Aku tak melihat kak ari. Kemana kak ari.

"zira ayah kemana"ujar ku.

"Oh...ayah di luar, ada om arka, om fakhri diluar dan tante bung,tante hilda juga ada di depan kok"ujar nya.

"Oh iya... Ya udah kita turun yu"ujar ku seraya menggendong athaya yang sudah bangun.

Aku dan zira pun turun, ku lihat bunga sedang asyik bercerita dengan hilda tentang kehamilan hilda.

"Assalamualaikum "ujar ku.

"Waalaikumsalam "ujar mereka semua.

"Eh zeera... Maaf ya tadi aku keasyikan ngobrol sih sama hilda  jadi lupa deh sama kamu"ujar bunga.

"Kalian"ujar aku menghampiri kak ari.

Kak ari pun bangun dan langsung mengambil athaya dari gendongan ku.

"Kak"ujar azka.

"Apa"ujar ari.

"Aku juga ingin mengendong athaya dong? "Ujar azka.

"Iya  ni kak "ujar hilda.

"Ya udah ni"ujar ari memberikan athaya kepada azka.

"Zira ayo kita ganti baju dulu"ujar ku seraya memgendong zira yang sudah lumayan besar.

***
Aku masih asyik menenangkan perut ku yang dari tadi terus mual-mual. Kak ari masih setia mengaji di dekat athaya.

Aku keluar dari kamar mandi. Kak ari menatap ku dengan penuh keheran hingga akhirnya dia mutuskan mengakhiri murothal nya.

"Sayang kamu kenapa sih muka nya pucat banget "ujar ari mengecek keadaan zeera.

"Gak tau kak aku dari tadi mual banget"ujar ku.

Ari langsung girang mendengar hal tersebut.

"Kakak kenapa senyum gitu sih? "Ujar ku.

"Jangan-jangan kamu hamil ra"ujar ari.

Aku masih terdiam mendengar hal itu.

"Kok diam sih"ujar ari.

Ari menarik zeera ke dalam pelukannya.

"Aku bercanda sayang, mungkin kamu masuk angin saja kali. "Ujar nya.

"Ngak kak mungkin kakak benar soalnya aku sudah 2 bulan ini belum haid,apa kita ke dokter aja ya kak"ujar ku.

Jantung Terakhir Untuk KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang