"Hari itu kau pergi ke minimarket pukul 19:30, sampai disana pukul 19:35 dan keluar dari sana pukul 19:45. Kenapa kau harus pergi ke minimarket yang jaraknya dua ratus meter dari gedung apartementmu jika kau bisa pergi ke minimarket yang jaraknya hanya lima puluh meter? Karena minimarket yang kau datangi searah dengan jalan menuju sekolah. Bukankah begitu?"

Tiffany hanya diam sambil menunduk. "Kau pergi membawa pisau dapur milikmu yang kau sembunyikan dibalik jaket pink yang kau kenakan hari itu. Tentu saja kau merasa tidak nyaman dan semuanya tertangkap di kamera. Seperti yang kubilang tadi, kau menusuk Kim Joon So ketika dia sedang duduk disini. Menarik pisaumu dan menusuknya kembali saat dia terjatuh. Kau bingung harus di kemanakan pisau ini, jadi kau meninggalkannya ditubuh korban,"

"Kau kembali ke gedung apartementmu. Tetapi sebelum itu kau telah memotong bagian ketika kau pergi dan tiga puluh detik kemudian kau memasuki lobby apartementmu," Kris mendesah pelan. "Sayangnya kau membuat kesalahan ketika kau memotong videonya, ada sebuah mobil hitam yang terparkir di depan gedung yang juga tertangkap kamera, mungkin orang-orang tidak memperhatikannya, tetapi aku melihatnya ketika tiba-tiba mobil itu menghilang seperti sihir,"

"Oh! Dan satu lagi. Ketika di minimarket kau keluar dengan membawa tiga kantung belanja dan kembali ke apartmentmu hanya dengan dua kantung belanja. Bagaimana bisa kau menghabiskan satu kantung penuh berisi banyak makanan dalam waktu lima menit?" Kris tersenyum. "Karena kau tidak sengaja meninggalkannya disini." Kris menunjuk ke arah bawah, ke kantung belanja yang berada di dekat kakinya.

Kris membuka kantung belanja itu dan meraih sturk belanjanya. "Semua daftar barang yang kau beli sama seperti daftar barang yang tercatat disini. Waktu pembelian dan tempat pembelian," Kris menatap Tiffany yang masih tertunduk. "Yah! Kau tidak berbakat menjadi seorang pembunuh."

Mulut Jessica seperti dipenuhi oleh serangga–gatal dia ingin bertanya. Jadi gadis itu bangkit dan langsung menatap Tiifany yang duduk di belakangnya. "Kau benar-benar membunuh Kim Songsaenim? Kenapa?"

Tiffany tidak berniat untuk menjawab dan Kris langsung kesal melihat tingkah adiknya. "Ya! Jessica! Jangan tiba-tiba memotong analisiku. Aku belum menyelesaikannya."

"Belum?"

"Iya, masih ada satu puzzel yang belum terungkap."

Pada akhirnya Jessica kembali duduk setelah Yoona menenangkan gadis itu. Kris harus berterima kasih kepada Yoona setelah ini. Pria itu menghembuskan napas panjang. "Aku memang mengatakan kalau Tiffany-ssi menusuk Kim Joon So. Tapi, aku tidak mengatakan kalau gadis itulah yang membunuh gurunya."

"Maksudmu, ada orang lain yang membunuh Kim Songsaenim?" kini Tao yang terlihat gatal melontarkan pertanyaan.

"Lebih tepatnya Kim Joon So telah meninggal sebelum Tiffany-ssi menusuknya."

Satu kalimat yang langsung membuat geger seisi ruangan termasuk beberapa anggota kepolisian yang berdiri di ambang pintu. "Menurut data yang kuterima, Kim Joon So tewas bukan karena luka tusuk. Tetapi serangan jantung. Hm... sebelumnya dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Dia malah memiliki penyakit gula darah yang cukup parah. Jadi, bagaimana bisa? Karena ternyata kasus ini lebih merepotkan dari yang ku duga. Tentu saja Kim Joon So sudah tewas terlebih dahulu, bagaimana mungkin seorang gadis bertubuh mungil bisa membunuh seorang pria yang tubuhnya dua kali lebih besar?"

"Kim Seol Yoon, maukah kau menjelaskan semuanya?"

Kim Seol tersenyum kecil. "Bagaimana jika kau saja yang menjelaskannya?"

"Baiklah. Kurasa itu ide yang bagus. Pelaku tidak bisa membunuh Kim Joon So begitu saja. Jadi, dia membuat gula darah Kim Joon So naik drastis dengan makanan yang dia bawakan. Pelaku tidak bisa memberika makanan yang tentu saja dipantang oleh penderita gula darah, jadi pelaku mencampurkan makanannya dengan wine, tidak merubah rasa makanan tetapi membuat aromanya tercium tajam,"

In a DreamWhere stories live. Discover now