8. kemantapan hati

1.1K 83 10
                                    

Ditengah lamunanya, tetiba ponselnya berdering, dilihatnya nama Rizky tertera pada layar ponselnya. Anisa menautkan alisnya merasa heran mengapa Rizky tetiba menghubunginya disiang hari seperti ini, tanpa fikir panjang ia segera menekan tombol answer

"Hallo, assalamualikum Nis" sapa Rizky dalam telfon

"Waalaikumsalam mas, ada apa mas?"

"Anisa sekarang lagi didepan pondok Al-Fatih ya?" Anisa Mengalihkan pandangannya kearah papa besar bertuliskan nama lembaga yayasan tersebut, ia mengerinyitkan keningnya heran mendengar pertanyaan Rizky yang bisa mengetahui keberadaanya

"Hah,, 😧 ko mas Rizky bisa tau?"

"Menengoklah disebrang jalan Nis" pinta Rizky, Anisa pun menengok ke arah yang dimaksud. Dilihatnya Rizky sedang melambaikan tanganya sembari tersenyum kearahnya. Anisa membalas senyumannya seraya menutup telfonya dan menghampiri Rizky disebrang jalan

"Mas Rizky kok bisa ada disini?"

"Kan rumah mas Rizky didekat sini Nis. Kamu sendiri kenapa kok bisa berada dikota ini?" tanya Rizky balik

"Kalau aku bilang ke mas Rizky tentang arti mimpiku gak mungkin deh, nanti aku bisa malu" batin Anisa

"Nis..kamu dengerin mas kan?" tanya Rizky memastikan, menyadarkan Anisa dari lamunannya

"Ooh iya mas tadi Nisa gak sengaja lewat, cuma lagi pengen jalan-jalan sambil ganti suasana"

"Tapi bukankah kota mu cukup jauh dari sini Nis?"

"Iya sih mas, ya namanya juga jalan-jalan hehe"

"Ooh gitu, baiklah mari Nis kita ngobrol dikedai itu yuk..!! Gak enak kan kalau kita ngobrol ditepi jalan seperti ini" ajak Rizky seraya menuju ke kedai yang dituju bersama Anisa. Sambil menunggu minuman yang mereka pesan datang, Rizky memulai pembicaraan untuk memecah keheningan

"Sebenarnya mas masih heran kenapa kamu bisa sampai dikota ini? Kalau sekedar untuk jalan-jalan mengapa sampai sejauh ini Nis?"

"Emm,, sebenarnya Nisa memang ingin mencari pemandangan baru saja ko mas. Aku sendiri tidak tau mengapa Allah menuntun langkahku sampai kesini, lagian aku merasa tidak nyaman berada dikota kelahiranku sendiri, terlebih setelah aku mengenal islam"

"Ooh, mas kira kamu kesini karena sedang mencari sesuatu seperti yang kamu lakukan dikota santri dulu :) "

"Sebenarnya iya sih, tapi aku tidak mau mungkin mengatakan ini sama mas Rizky" bisik Anisa dalam hati

"Nisa kamu sedang mikirin apa?"

"Eeh,, emm,, enggak mikirin apa-apa ko mas hehe" Rizky mengerutkan keningnya heran menatap Anisa yang sedari tadi banyak diam, entah apa yang sedang difikirkan gadis itu fikirnya.

"Eemm..apa ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan Nis?"

"Emm,, gak ada sih mas. Tapi tadi waktu Nisa berdiri didepan pesantren aku melihat ada dua wanita memakai gamis dan memakai jilbab berjalan didepanku, entah mengapa Nisa jadi kepengen berjilbab mas. Sepertinya memakai jilbab seperti itu terlihat lebih anggun dan sopan"

"Iya Nis, memang seperti itulah wanita yang menutup auratnya dalam islam"

"Nisa jadi kepengen nyobain pke jilbab mas, ya walau dulu sebelum jilbab ku dibakar papa aku uda pernah memakainya aku merasa biasa aja, tapi gak tau kenapa setelah melihat dua wanita tadi Nisa jadi pengen memakai jilbab mas"

"Syukur alhamdulillah kalau kamu mempunyai keinginan untuk berjilbab Nis, itu suatu awal yang bagus. Berjilbab itu butuh kesiapan lahir batin dan kemantapan hati Nis, apa kamu sudah siap dengan segala konsekuensinya?"

Secerca Cahaya DikegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang