Awal Ketiadaan

35.3K 3.2K 281
                                    

Ketiadaan berawal dari apa yang sesungguhnya ada sebelumnya, kemudian musnah. Ketika keberadaan segala sesuatu mulai dipertanyakan, kehilangan akan menciptakan distorsi bagi mereka yang tertinggal. Baik itu cinta maupun luka. Ketika seseorang menghilang, maka dunia akan menciptakan yang baru. Karena hidup akan selalu berjalan sebagaimana mestinya.

◇◇◇

Ribuan Tahun Lalu, dunia bawah, kekuasaan Dewa Hades.

"Emilia, kau datang?"

Dengan senyum manisnya, pria itu menyapa Emilia. Rambut hitamnya tertiup angin, melambai bersamaan dengan senyuman yang ia tunjukkan dengan hangat. Emilia sendiri ingat, bahwa itu adalah pertama kalinya ia merasakan bahwa jantungnya berdebar berkali-kali lipat lebih keras daripada sebelumnya. Pipinya merona dan bersama merah ketika tatapannya beradu pandang dengan sorot mata tajam berwarna merah kelam.

Marco El Hades, satu-satunya putra dari Dewa Hades Yang Agung. Calon penerus Tahta di kerajaan bawah. Sekaligus satu-satunya pria yang dapat membuat Emilia mengerti apa artinya cinta.

"Jangan diam saja. Aku menunggumu dari tadi. Kukira kau tidak akan datang." Marco tersenyum lembut, ia membelai pucuk kepala Emilia dengan penuh kasih sayang.

"Sebenarnya aku tak ingin datang Mark. Kau sudah bertunangan dengan Nona Arania. Kau buka priaku lagi. Kau adalah lelaki milik wanita lain."

Emilia menatap kekasihnya dengan wajah sendu, dan ia pun membuang muka. Mencoba untuk tidak melihat bagaimana wajah Marco yang tampak sedih karenanya. Akan tetapi tak ada yang bisa dilakukan oleh Emilia, karena memang pada dasarnya Marco sudah bertunangan dengan Arania. Mereka mungkin akan menikah sebentar lagi.

Bagi kesatria wanita seperti dirinya, Emilia tahu bahwa putra mahkota Marco terlalu baik untuknya. Mereka hanya bangsa iblis yang seharusnya tak memiliki perasaan demikian. Emilia jadi merasa kalau mungkin dia tak sepenuhnya menganut nilai - nilai iblis.

Padahal iblis tak boleh lemah. Iblis tak boleh terbawa perasaan. Iblis hidup dalam tatanan untuk menjaga kerajaan bawah sambil membujuk manusia.

Tapi Emilia berbeda. Dia merasa lebih dari pada seorang iblis yang bertujuan monoton. Wanita itu ... hanya ingin bahagia.

"Sebaiknya kita tidak bertemu lagi, Mark. Ini akan menimbulkan masalah, terlebih jika Yang Mulia Hades Yang Agung mengetahuinya." Emilia berbalik pergi. "Aku datang untuk mengatakan itu. Demi mengucap salam perpisahan."

Marco terlihat tidak rela. Dia buru-buru pergi. Menahan tangan Emilia agar tak menjauh darinya.

"Tunggu!" Marco mengejar Emilia, meraih tangannya. "Tunggu Em, kita belum selesai bicara."

Selama ini tak ada yang namanya cinta di antara para iblis, Marco tahu. Tapi, dia harus mengakui kalau dia sudah lemah. Hatinya terjatuh pada Emilia. Ia tak bisa menolak pesona wanita itu.

"Aku mencintaimu, Emilia. Aku hanya mencintaimu." Marco berucap putus asa.

"Mark, apa kau tahu apa yang kau lakukan dan katakan barusan?!" Emilia mendelik. Dia langsung berbalik, dan keningnya berkerut dalam. "Jangan katakan itu. Enyahkan perasaanmu, atau...."

"Atau apa?!" Marco berteriak. "Mengapa bangsa iblis tak boleh mencinta, mengapa?! Aku mencintaimu, dan meski itu adalah aib atau sesuatu yang terlarang, maka aku akan menanggung resikonya."

"Tidak, kau tidak bisa!" Emilia membalikkan punggungnya. "Jangan berkorban apapun demi aku. Jangan!"

"Emilia, tunggu!" Marco berusaha mengejar, dan dalam satu hentakan kuat, pria itu menarik tubuh Emilia ke belakang.

The Sucubus (Iblis Penggoda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang