Langkah Kedua

822 94 17
                                    

Sam's POV

Misi penyatuan Bumi? Misi macam apa ini? Ini adalah sesuatu yang mustahil ingin diwujudkan. Hanya membuang waktu, energi, dan uang.

"Coba jelaskan secara rinci tentang apa yang kau ucapkan, Nona," tanyaku yang kupikir cukup bijak ketimbang harus mengucap 'kau sudah gila' atau 'ide bodoh macam apa ini?'.

"Pertama, namaku Kare, jangan panggil aku 'nona'. Kedua, aku akan menjelaskannya."

"Silahkan Kare kau punya waktuku."

Nona (Kare) menjelaskan rinciannya dengan sangat logis. Entah apa yang membuat misi itu seperti memungkinkan.
Intinya, ia bercerita kalau penelitiannya tentang gravitasi sudah membuahkan sesuatu. Yang kupikir itu adalah hal luar biasa yang kuketahui untuk sekarang.

Kare dan Zlo telah mendapatkan sebuah tempat sebagai kunci menuju inti Bumi. Tempat itu seperti mempunyai dimensi yang menghubungkan kita langsung ke Inti. Tepatnya dimana gravitasi itu ada, tempat yang dulu menarik lempeng bumi sampai menempel dengan intinya.

Pelitnya adalah, mereka tidak memberitahuku dimana letaknya. Lagi pula, aku tidak tertarik dengan misi ini. Buat apa aku ingin tahu tentang tempat 'rahasia' itu?

"Ya, mungkin akan kupikirkan dulu untuk bergabung dengan misi kalian," jawabku seolah aku adalah seorang pemikir.

"Ayolah, kau bukanlah tipikal orang yang lama untuk memutuskan sesuatu," balas Zlo. Sudah lama aku dan Zlo berteman. Kita kenal baik satu sama lain.

Di suasana yang diam di dalam, namun ribut di pikiran masing-masing, tiba-tiba teleponku berbunyi. Ini bukan telepon pribadi. Tapi alat yang biasa tertempel di telingaku.Ada hal penting apa lagi ini?

"Unit 71D, Unit 71D pukul 13.00 segera meluncur ke Markas."

"Sial," spontanitas. Tidak salahkan?

"Ada apa Sam?" tanya Zlo.

"Pukul 13.00, aku harus segera ke Auroert. Maafkan aku teman-teman, liburanku berakhir."

"Memang buang-buang waktu ide bodohmu, Zlo," spontan Kare yang jahat.

Telepon itu berbunyi lagi. Kali ini mengagetkan.

"Unit 71D meluncur sekarang juga. Feekuy diserang LISI Ubah tujuan ke Feekuy."

Serangan? Apa mereka mengamuk lagi? (LISI=LILSIPIL) manusia di Bumi bagian pecahan kecil.

"Aku akan segera kesana, Gips! Siapkan pesawat tempur untukku di Feekuy," Gips adalah operator yang mengaturku selama 5 tahun aku berkarir.

"Kalian lihat, ada pekerjaan yang lebih penting saat ini," sombongku seolah aku sangat dibutuhkan. Sebenarnya bukan sombong, aku hanya ingin membuat mereka sedikit sabar dan memberikan waktu untukku berpikir.

Aku bergegas ganti baju dan mengambil barang pribadiku yang sangat penting. Sisanya, kutinggal.

"Aku harus pergi. Ini kartu kamarku. Kau bertanggung jawab untuk menguncinya Zlo,"lemparan yang terburu-buru membuat Zlo tak dapat meraihnya dengan
baik.

Aku meninggalkan mereka berdua di kamarku. Terserah apa yang akan mereka lakukan di kamarku setelahnya. Yang penting, Zlo tidak boleh menyisakan spermanya di kasur.

Aku berlari dan melewati lorong-lorong. Di depan Camp sudah ada mobil yang kuyakin akan mengantarku ke bandara.

Lelah berlari aku menghembuskan napas terengah-engah. Tak ada waktu untuk mengobrol dengan Derek (supir di Camp).

"Apa Anda kelelahan?" suara itu. Bukan Derek. Itu suara yang membangunkanku waktu itu. Sitma!

"Sitma? Apa itu kau?" tanyaku penuh tanya.

Ia hanya menengok di spion. Kini kutahu dia Sitma.

"Kenapa kau-," dengan sangat heran aku menebak-nebak.

"Anak Derek kecelakaan. Karena mengantar Tuan adalah tugas yang sangat penting untuk nyawa orang banyak di Feekuy, kenapa tidak? Saya bisa menambah kecepatan jika Anda menginginkannya."

Wanita ini hebat. Aku tertarik. Tapi sedikit.

"Tunjukkan kemampuan menyetirmu!" tantangku.
Benar saja kecepatannya hingga 170 km/jam. Dia hebat. Aku kagum.

Dear reader, kalau ada sesuatu janggal bilang saja. Tidak usah malu-malu kea kucing.

7 EARTHS (REVISI DAN AKAN TAMAT DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang