Yugyert

1.6K 144 16
                                    

Kembali bekerja setelah berlibur 27 jam membuat energiku sedikit membaik. 3 jenis pil harus dimasukkan ke saluran pencernaanku setiap kali setelah makan.

Aku suka satu diantaranya. Yang berwarna merah ini, yang paling kecil, tidak sulit untuk melewati kerongkongan. Sedangkan 2 pil lainnya, aku tak suka bentuk dan ukurannya. Pil yang warna kuning ini mengingatkanku dengan buah yang aku benci, pisang. 

Aku berjalan melewati lorong-lorong sterilisasi menuju pesawat kesayanganku. Duduk di ruangan setengah lingkaran terhalang cermin satu arah. Tentunya hanya aku yang bisa melihat penumpangku (tidak sebaliknya). Tapi aku dapat sesuka hati mengubah mode yang kuinginkan.

"Apa kau siap, Sam?" tanya seseorang melalui alat ditelingaku.

"Aku siap! Ya mungkin aku butuh kaca mata yang lebih gelap untuk menahan pantulan cahaya di Yugyert," gurauku. Aku sudah bekerja selama 6 tahun dengan orang yang berbicara melalui alat ditelingaku ini. Aku sudah menganggapnya seperti saudaraku sendiri.

Yugyert merupakan Bumi Bagian Tiga yang di dalamnya masih mengandung banyak hasil tambang terutama berlian. Hari ini aku ditugaskan untuk mengantar istri Presiden Bumi yang hendak membeli perhiasan di sana. Seperti biasa, perjalananku sangat lancer, tidak terhambat apa-apa.

"Huh, dua jam dua puluh sembilan menit."

Yang kulihat di timecount-ku adalah rekor waktu jauh lebih lama dari pada sebelumnya. Mungkin saja memang benar bahwa semakin lama Bumi semakin jauh, semakin sulit Bumi untuk dikendalikan.

Aku memilih untuk beristirahat di Yugert. Berjalan menuju penginapan alias Pilot Camp, aku melewati pemukiman warga yang atap dan tembok rumahnya berlapiskan berlian. Banyak orang yang sedang berdesas-desus -entah apa yang mereka bicarakan. Sesampainya di kota, aku melihat reklame yang berhiaskan berlian (juga). Di sana memberitakan bahwa telah terjadinya 'peristiwa mengayun'.

Peristiwa mengayun yaitu seperti terayun (naik-turun)-nya bumi. Hal ini disebabkan oleh saling tarik-menariknya gravitasi Bumi dan gravitasi benda angkasa.

"Pantas saja, hmm," ucapku sambil tersenyum. Akhirnya aku tahu apa yang civilian bicarakan.

"Ada apa, Tuan?" tanya seorang wanita, pendampingku untuk berada di Yugyert. Walau aku hanyalah seorang 'pilot' pekerjaanku bisa dibilang sangat dihargai dan hanya orang-orang tertentu yang bisa menjadi 'pilot' di XIX.

"Tidak, aku hanya kagum dengan tempat ini. Betapa mudahnya penduduk Yugert untuk mendapatkan uang yang banyak. Lihatlah berlian-berlian ini, dari mana mereka mendapatkannya? Jauh dari kata Bumi criminal dengan langkanya perampokan dan semua damai dengan kemewahan," jawabku yang sebenarnya tidak sepenuhnya jujur dengan apa yang membuatku tersenyum tadi.

Wanita itu tersenyum."Ini tidak seperti yang Anda bayangkan, Tuan. Senyum gembira warga di sini hanyalah dibuat-buat," tegasnya.

"Maksudmu?" tanyaku heran.

"Maksud saya, bayangkan kami hanya punya berlian yang menghasilkan uang. Untuk di dunia seperti ini uang tidaklah terlalu penting. Kami butuh dinding pertahanan dan militer untuk pengamanan dari luar. Kami juga tidak memiliki tanah yang baik untuk bercocok tanam. Apa Tuan pikir kami pemakan berlian? Kami harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli sebuah apel, nanas, timun, sekarton susu, dll. Apakah itu yang dinamakan kaya? Ada waktunya berlian itu habis," tegasnya bersemangat.

"Maaf saya sudah cerita terlalu banyak hal kepada Anda, Tuan," lanjutnya.

"Hmm, tidak apa. Oh ya, siapa namamu?"

"Sitma."

"Seperti sigma dalam matematika?" lanjutku gurau.

"Ya, tapi huruf g berganti menjadi t," jawabnya datar.

"Nama yang indah, kupikir. Aku suka matematika terapan," gurauku lagiDia hanya tersenyum.

Jangan lupa vote, comment, dan share.

7 EARTHS (REVISI DAN AKAN TAMAT DI INNOVEL)Where stories live. Discover now