SongFic #1

8K 667 48
                                    

[Song-Fic]
Until I Close My Eyes

Disclaimer :
Harry Potter © J.K Rowling

Warning!
OOC-ness, Alternative Univers, drama, gay/boyslove, typo, bad grammar, etc.

Embun dipagi buta
Menebarkan bau asa
Detik demi detik ku hitung
Inikah saatnya ku pergi?

·

·

·

Dalam katupan matanya. Ia dapat mencium harum pagi hari. Wangi tetesan embun pada daun. Harum yang menenangkan. Ia sudah bangun sedaritadi, hanya saja kehangatan sepasang lengan yang melingkupi tubuhnya dan harum segarnya pagi membuatnya malas untuk membuka matanya.

Ia menikmati detik demi detiknya. Kehangatan tubuh yang terasa di punggungnya, ketenangan. Dia suka ketenangan. Sedetik ia tersenyum. Sedetik kemudian senyumnya lenyap. Ia merenung.

'Bisakah terus seperti ini saja? Tidak bisakah aku terus bersamanya? Dalam waktu yang lama?'

Setitik air mata menetes dari matanya yang tertutup.


Oh Tuhan, ku cinta dia
Berikanlah aku hidup
Takkan ku sakiti dia
Hukum aku bila terjadi

·

·

·

Tak bisakah Tuhan memberinya waktu lebih banyak? Tak bisakah Tuhan membiarkannya tetap di sini dengan orang yang sangat ia cintai? Tak bisakah Tuhan membiarkan ia hidup? Ia berjanji tidak akan menyakiti sang terkasih. Tidak akan, ia mencintai-nya sangat. Ia siap dihukum seberat apapun jika ia menyakitinya. Ia berjanji. Tapi sepertinya Tuhan tidak tertarik untuk mendengar doanya. Ia tersenyum miris.


Aku tak mudah untuk mencintai
Aku tak mudah mengaku ku cinta
Aku tak mudah mengatakan
Aku jatuh cinta

·

·

·

Ia masih ingat bagaimana pertemuan pertama mereka. Ia masih tidak menyangka bahwa sekarang mereka bersama.

Flashback on

Ia menatap tangan yang terulur ke arahnya. Lalu ia mengangkat kepalanya. Ia tidak suka, dia telah menghina temannya. Ia tidak ingin berteman dengan orang seperti itu.

"Sepertinya aku bisa tau siapa yang dapat menjadi teman yang baik untukku, thanks."

Flashback off

Mulai sejak itu mereka menjadi musuh, rival. Setiap mereka bertemu maupun berpapasan, selalunya aja ada pertengkaran yang menghiasi pertemuan mereka. Tapi karena pertengkaran mereka yang konyol itu. Mereka mengenal sifat dan kebiasaan masing-masing. Sampai saat itu..

Flashback on

Ia menangis. Berteriak. Menumpahkan kesedihannya, frustasinya. Di bagian tertinggi bangunan tempatnya berkuliah. Dia duduk menyandarkan punggungnya ke dinding di belakangnya, dan menangis. Tiba-tiba dia dapat merasakan ada sepasang tangan menarik tubuhnya mendekat ke sang empu tangan. Tangan itu menuntun kepalanya untuk bersandar di dadanya.

Drarry's StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang