Empat Belas : Diary.

2.2K 117 0
                                    

Rena sudah harus masuk sekolah. Sudah tiga hari ia bolos untuk menemani Rendi di Rumah Sakit. Hari ini Rendi masih di rawat inap. Perkembanganya belum begitu terlihat. Tetapi keadaan nya sekarang sudah lebih baik.

Dokter belum bisa memberikan kepastian, akankah dia sembuh total atau hanya bisa mencegah penyakitnya itu semakin parah.

Rena berangkat ke sekolah tanpa semangat. Malas rasanya. Tapi dengan terpaksa ia tetap berangkat.

Sampai disekolah Hilda menyambutnya. Karena memang Hilda adalah teman Rena satu-satunya. Sedangkan teman yang lain tidak terlihat seperti teman.

"Lo nggak papa Ren?" Tanya Hilda.

"Ada apa-apa Hil! Lo nggak bisa lihat wajah gue yang udah suram kayak gini?" Jawab Rena sewot.

"Yaudah biasa aja kali, lo bisa cerita apa pun ke gue kok. Lo tau kan gue itu pendengar yang setia?" Jawab Hilda penuh pengertian.

"Thanks ya Hil, tapi buat saat ini gue nggak bisa"

"Sampe lo siap aja Ren"

Ketika bel masuk berbunyi, guru pun datang ke kelas Rena. pikirannya sama sekali tidak fokus ke pelajaran. Ia meminta izin untuk pergi ke toilet.

Ketika ia keluar dari toilet, ia disambut oleh Mila-teman sekelasnya.

"Heh lo upik abu! Sok-sokan punya pacar ganteng, eh ternyata cuman abang lo! Lo siapa berani bohongin gue huh?" Kata Mila dengan nada membentak.

"Siapa yang bilang dia pacar gue? Lo aja kali yang punya pikiran kek gitu!" Rena mencoba untuk melawan.

"Anyway, gue denger abang lo yang ganteng itu, udah sekarat ya? Siapa namanya? Aahh, Rendi. Dia udah mau mati kan?"

Rena sudah tidak tahan ketika mendengar kata-kata itu ketika keluar dari mulut Mila.

Tiba-tiba, BRAKK!

Pintu kamar mandi yang tadinya ditutup oleh mila di dobrak oleh seseorang. Orang itu segera masuk kedalam.

"Kak... Al.. Aldi?" Kata Mila terbata-bata.

"Lo kenapa sih? Ikut campur urusan orang?" Kata Aldi dengan tatapan tajamnya.

"Kak Aldi kenapa disini? Ini kan kamar mandi cewek!" Kata Mila.

Aldi menghiraukanya. Ia segera menarik tangan Rena dan mengajaknya keluar. Aldi mengantarkannya kembali kekelas.

"Nanti lo pulang sekolah ke rumah sakit?"

"Enggak. gue mau istirahat di rumah aja. Mungkin agak sore nanti baru ke rumah sakit."

"Yaudah, nanti gue anter pulang mau?"

"Iya, makasih"

Aldi hanya mengangguk. Niatnya tadia ia ingin membolos pelajaran matematika yang sangat ia tidak sukai. Rencananya ia ingin pergi ke rooftop sekolah. Tetapi ketika melewati toilet tadi, ia mendengar nama Rendi di sebut.

"Aahh Rendi. Dia udah mau mati kan?"

Entah kenapa kalimat itu yang membuat Aldi marah dan mendobrak pintu toilet untuk mengetahui siapa yang berkata seperti itu. Ternyata Mila. Adik kelasnya. Cewek yang nggak takut sama siapapun kecuali Aldi. Dia anak kepala sekolahnya. Sedangkan Aldi, anak ketua yayasan sekolah itu.

Kalimat tadi terus saja terngiang di kepala Aldi. Entah kenapa. Ia terus saja berpikir apakah kalimat itu benar-benar akan terjadi?"

****

Rena pulang kerumah bersama Aldi. Ia masuk ke rumahnya. Rena menuju ke kamar Rendi. Ia merindukan kakaknya itu. Rena memutuskan untuk istirahat sebentar di kamar Rendi.

Ia mengamati sekeliling kamar Rendi. Ada sebuah buku yang menarik perhatianya. Rena mengambil buku tersebut.

"Mungkinkah Bang Rendi menulis diari?" Tanya Rena dalam hatinya.

Ia membuka buku tersebut. Di halaman depan terdapat sebuah tulisan 'My Words to God'

Rena mengernyitkan dahinya. Apa maksud dari tulisan tersebut? Kata katanya untuk Tuhan?

Rena membalik halaman pada buku tersebut. Ia terus membaliknya.

Selasa, 22 Maret 2013

To : God

Tuhan, aku hanya bisa mensyukuri semua yang telah kau berikan. Termasuk penyakitku ini. Jika memang aku harus pergi, lindungilah keluargaku. Karena aku tidak bisa melakukanya.

Ttd

Rendi

Rena membalik lagi halaman buku itu. Benar ternyata, buku itu adalah sebuah diari. Buku itu berisi catatan-catan tentang isi hati Rendi. Ia mencurahkan semua isi hatinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena memang Ia yang maha mendengar semua keluh kesah hambanya.

Rabu, 23 Maret 2013

To : God

Aku mencoba menerima semua yang telah Kau gariskan untukku. Tapi apa boleh aku bertanya? Kenapa dari sekian banyak manusia di bumi ini harus aku yang merasakan sakitnya?

TTD

Rendi

Senin, 28 maret 2013

To: God

Apakah Kau senang? Aku lama tidak menuliskan semua keluh kesahku? Apakah selama ini aku merepotkanMu? Maaf. Aku hanya masih belum bisa menerima takdir yang Kau berikan.

Ttd
Rendi

Selasa 29 Maret 2013

To : God

Sakit! Sakit rasanya. Kenapa Kau masih membiarkanku bertahan? Apakah aku ditakdirkun hidup untuk merasakan semua sakit ini?

Ttd
Rendi

Rena membalik lagi halaman buku tersebut. Ia melihat sebuah foto disana. Apakah ini yang namanya Alma? Pikirnya. Ia dapat melihat raut wajah bahagia fi wajah keduanya. Cantik. Alma sangat cantik.

Rabu 30 Maret 2013

Rabu 30 Maret 2013

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

To : God

Dia cantik bukan? Kali ini aku hanya ingin berterimakasih kepadaMu karena telah menciptakannya.

Ttd
Rendi

Rena memejamkan matanya. Hatinya sakit ketika membaca semua keluh kesah Rendi. Dia menyesal serta tak habis pikir. Kenapa Rendi menyembunyikan semua ini darinya.

****

Untuk apa aku bercerita denganmu jika kau hanya bisa menertawakannya?

MY BEST BROTHER
PART 14

My Best BrotherHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin