Prolog

1.7K 117 1
                                    


"Kupikir dia penyihir."

"Kurasa bukan," ada sedikit jeda. "Dia itu pembawa sial." Lalu gelak tawa meledak.

Tiffany Hwang dan para alien yang suka bergerombol didekatnya itu sedang menertawakan seseorang seolah dia adalah sampah. Itu bukanlah hal yang aneh lagi. Tiffany memang terkenal dengan sifatnya yang menyebalkan dan sok penguasa. Ayahnya bekerja di salah satu agensi pencari bakat yang cukup besar di Korea Selata . Dia selalu mengumbar-umbar fakta bahwa sebentar lagi dia akan terpilih menjadi salah satu member girlband yang segera debut.

Bukannya tidak percaya, hanya saja dia berbicara seperti itu satu tahun yang lalu, bahkan sampai sekarang batang hidung gadis itu tidak pernah muncul diberita manapun. Dia hanya berkhayal.

Tiffany termasuk ke dalam kategori murid populer di sekolah dan Im Yoona tidak pernah menyangka bahwa dirinya termasuk ke dalam salah satu bahan ejekan mereka. Yoona memang terkenal dengan sifatnya yang pendiam dan agak sedikit suram, tapi ia bukanlah pembawa sial.

Yoona yang dari tadi duduk di kloset toilet–bilik terakhir dari pintu masuk–bangkit setelah keheningan datang. Tiffany Hwang dan para aliennya sudah pergi. Yoona memandang pantulan dirinya di cermin, tidak buruk. Tapi, lingkaran hitam di bawah mata dan wajah yang pucat, terkadang membuat orang bergedik ngeri melihatnya.

Yoona tidak menderita insomnia atau penyakit lainnya, ada banyak hal yang harus ia pikirkan sebelum beranjak tidur dan ada banyak hal juga yang akan terjadi ketika ia bangun.

Bagaimana kalau dia mengatakan bahwa : aku mengetahui kapan seseorang mati lewat mimpi?

In a DreamWhere stories live. Discover now