Part 1

7K 407 23
                                    

BreakUp

Yuki sedang berada di perpustakaan keluarga ketika seorang kepala asistan rumah tangga mengetuk pintu dan memberitahu bahwa sang Ayah menyuruhnya untuk ke ruang kerja. Yuki mengangguk, mengiyakan pesan yang disampaikan oleh kepala asistan itu.
Yuki berjalan menuju ruang kerja Ayahnya dengan rasa penasaran. Apa yang akan Ayahnya katakan, hingga menyuruh Yuki menemuinya diwaktu selarut ini. Yuki menyingkirkan segala perasaan negatif yang menggelayuti pikirannya.

Yuki segera mengetuk pintu saat tiba didepan pintu masuk ruang kerja Ayahnya, dan masuk setelah mendapatkan izin dari Ayahnya.

"Ya Ayah, apa Ayah memanggilku?" Tanya Yuki dengan lembut dan rasa segan.
Bagaimanapun dekatnya hubungan orangtua dan anak harus selalu mentaati nilai-nilai kesopanan. Yuki terlahir dari keluarga kaya raya dengan segala peraturan yang cukup ketat dan tatakrama yang sangat dijunjung tinggi. Karena itu, Yuki tumbuh menjadi anak dengan berkepribadian baik, sopan dan lembut. Walaupun memiliki jenjang pendidikan yang tinggi yaitu S2 Yuki di dibebaskan memilih profesinya yang sekarang sebagai model untuk sementara waktu sebelum ia ikut campur mengelola perusahaan Ayahnya. Yuki tetap menjadi anak yang penurut, menghormati segala peraturan dan berbakti pada kedua orangtuanya.

Pada kenyataannya, dunia model yang digeluti Yuki mau tidak mau akan mengarahkan Yuki pada arus pergaulan bebas. Tapi, Yuki bukan orang yang mudah mengikuti arus pergaulan bebas yang tanpa aturan dan tanggungjawab. Bagi Yuki, kehormatan dan nama baik keluarga adalah segalanya.

"Memang. Duduklah disini, sayang."

Yuki tersenyum, menuruti titah ayahnya. Ia duduk diseberang kursi sang Ayah diruang kerja. Dengan tenang Yuki menunggu Ayahnya berbicara terlebih dahulu padanya.

"Kamu tidak memiliki kekasih atau pacar kan, sayang?" Ayah bertanya dengan nada lembut tanpa basa-basi setelah Yuki duduk ditempatnya.

Yuki mengerutkan keningnya merasa heran dengan pertanyaan yang dilontarkan sang Ayah yang tiba-tiba. "Tidak, Yah." Jawab Yuki tenang dengan senyuman lembutnya.

"Sayang, Ayah ingin segera melihat kamu menikah dan bahagia hidup dengan keluargamu sendiri. Usia kamu juga sudah cukup untuk memulai kehidupan rumah tangga. Dan kamu sudah mengetahui jauh sebelumnya, kalau Ayah yang akan mencarikan suami untukmu. Karena Ayah tidak bisa menyerahkan kamu pada lelaki yang sembarangan. Kamu anak satu-satunya Ayah dan Ibu." Ucap Ayah panjang lebar.

"Iya, Yuki ngerti kok maksud keinginan Ayah dan Ibu. Sebagai anak yang sangat-sangat mencintai Ayah dan Ibu, Yuki akan menerima siapapun pilihan Ayah." Yuki tersenyum tulus pada Ayahnya.

Ayah beranjak dari kursinya, mengampiri Yuki yang masih duduk dan memeluknya. "Ayah dan Ibu sangat mencintai kamu, sayang. Kamu anak yang baik dan berbakti."

Yuki tersenyum masih dalam pelukan Ayahnya.

***
Al baru saja melangkah keruang utama rumahnya setelah pulang dari kantor. Ia melihat Papanya sedang duduk bersama Mama dan adik bungsunya bernama Kinar, disofa ruang tamu. Al segera menghampiri keluarganya yang sedang menunggu kedatangannya untuk bergabung. Saat Al masih dikantor, Papa mengirimkan pesan text pada Al untuk segera menemuinya ketika Al sudah sampai dirumah.

Keluarga Al tidak berbeda jauh dengan keluarga Yuki. Al adalah anak sulung dari dua bersaudara. Ia terlahir dari keluarga konglomerat yang masih memiliki darah bangsawan. Oleh sebab itu, keluarganya sangat patuh pada aturan dan adat istiadat. Berbakti pada orangtua adalah hal yang paling diutamakan dikeluarganya. Tak ada bantahan ketika kepala keluarga atau sang Papa sudah memberikan keputusannya.

Marry You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang