"Tiket pesawat!" Pekiknya tertahan. Ibunya menoleh melihat tiket yang dipegang myungsoo. Yah, ibunya juga tidak tahu menahu soal tiket tersebut "Apa sekarang kau berencana mengusirku, BEGITU!" Myungsoo meninggikan suaranya

"Tentu tidak. Itu tiketmu untuk keparis tiga hari lagi. Kau hanya punya waktu tiga hari untuk mempersiapkan diri. Dan setelah itu, tidak ada kata penolakan!" Ucapnya lalu beranjak dari tempatnya menuju kamar

"MWO! Aku tidak akan pergi!" teriak myungsoo dan masih dapat didengar oleh Tn.kim 'Lakukan jika kau bisa' batin ayahnya

"Adeul-ah tenanglah. Eomma akan membujuk appamu agar kau tidak pergi ne" Ucapnya sambil mengusap pelan pundak myungsoo mencoba menenangkan

"Eomma kau juga tidak tahu soal ini" ibunya mengangguk "Ck. Sulit dipercaya.." Ucapnya lalu masuk kedalam kamarnya dan BRAKK..dengan keras iia menutup pintu kamarnya

****

Myungsoo mengeliat saat dirasanya hari sudah pagi dan matahari mulai menusuk permukaan kulitnya. Ia mendudukkan diri sebentar lalu menatap kearah jendela, gordyn telah disibakkan kesamping membuat cahaya matahari bebas masuk kedalam kamarnya. Ia turun dari ranjang menuju kamar mandi

Setelah 30menit berlalu myungsoo sudah bersiap dengan pakaian kantornya. Ia berjalan menuju meja kecil mengambil ponsel bukannya ponsel yang ia raih melainkan sebuat note

'Jika kau bersikeras untuk tidak menuruti perkataanku semua asetmu kusita. Termasuk ponsel, kunci mobil dan bahkan jika kau masih berontak jangan harap namamu masih tertulis indah dikartu keluarga..hari ini kau tidak usah bekerja ada sup disitu kau tinggal makan. Kau punya sisa waktu untuk berpikir. Setelah itu mau tidak mau kau tetap akan berangkat keparis'

Myungsoo meremas kertas tersebut dengan gusar dan amarah yang memuncak "Dasar sialan" Pekiknya tidak terima dengan apa yang baru saja dikatakan oleh appanya

****

Seorang yeoja yang duduk dimeja kerjanya terus mengerutkan dahinya. Bolpen yang sedari ia genggam terus ia detukkan ke meja kayu dihadapannya "Eyyss..Kim myungsoo jincha.." Pekiknya tertahan takut menganggu yang lain "Apa sedang mengerjaiku. Bahkan satu pesanpun ia tidak kirimkan untukku" Gerutunya sambil mengoyangkan badannya kekanan dan kekiri karena kesal

"Apa yang kau lakukan" Bisik seorang yeoja tepat ditelinganya

"Omo! Kapjagi!" pekiknya hampir saja ia terjungkal dari tempatnya karena terkejut "Yaa..lee jieun kau ingin membunuhku?"

"Kekeh. Mian, habis sedari tadi ku panggil kau tidak dengar. Kau asyik menggerutu sendirian disini. Apa yang kau pikirkan eoh"

"opso. Pergilah aku ingin bekerja kau mengganggu pekerjaanku" Usirnya mengibaskan kelima jarinya diudara

"Eyys..bekerja apanya? Bahkan dia melamun dan menggerutu tidak jelas" Gumam Jieun geleng geleng dan berlalu dari sana

****

Myungsoo menjajal gas dengan brutal. Tinggal dua hari lagi ia akan pergi keparis dan menyetujui omong kosong ayahnya. Dan dua hari ini pula sisa waktu ia menemui yeoja yang ia cintai "Arrrggghh.." Rasa keprustasian kini melanda didirinya mengingat percakapannya dengan sang ayah

Ceklek..myungsoo yang duduk diatas ranjang dengan penampilan berantakan menoleh saat mendengar pintu terbuka. Ia mendesis melihat pria yang masuk tanpa permisi dan berjalan mendekatinya

"Wae" ketus myungsoo

"ini.." ayahnya melempar kunci mobil dan ponsel milik myungsoo keatas ranjang. Myungsoo mendongak dan menatap bingung "Ambil dan temui orang yang ingin kau temui sebelum kau menjadi milik orang lain!"

BROKEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang