Masuk Dalam Perangkap

84 2 0
                                    

Teet ! Teet !
Bunyi ponsel Arman terdengar, seketika membuyarkan lamunanku.
"Hp mu berbunyi, say ,"ujarku dengan malas sekaligus penasaran. Apa pesan itu dari si perawan tua lagi ? batinku dalam hati.
"Coba kau lihat sayang dari siapa ?"sahut Arman sembari masih fokus menyetir . Aku mengangguk pelan, lalu meraih ponsel milik Arman yang tergeletak di dashboard mobil Arman.
Aku melihat sekilas siapa si pengirim pesan itu tanpa minat. Dari si perawan tua lagi. Mau apa lagi sih, dia ? batinku dalam hati.
"Hei, kau kenapa diam saja say ? Dari siapa ?"tanya Arman membuatku tersadar dari kegeraman akibat si perawan tua itu.
"A...eh, dari bu Rahma."sahutku gugup.
"Oh, dari bu Rahma. Coba kau lihat dan tolong kau bacakan isi pesannya ,"perintah Arman seenaknya. Dia tampak sama sekali tidak menghargaiku yang notabene adalah kekasihnya. Aku jadi ragu sebenarnya yang jadi kekasihnya aku atau si perawan tua itu.
Di anggap apa diriku ini ? Kekasihnya atau pembantunya ? batinku kesal dalam hati. Rasa penasaran sekaligus ingin tau semata yang membuatku akhirnya membaca pesan itu untuk Arman.
Arman, apa kita bisa ketemu di tempat biasa jam 3 ? begitu bunyi pesan dari bu Rahma yang kubaca dengan suara keras.
"Oh, jawab aja bisa," sahut Arman singkat.
Aku jadi semakin penasaran di buatnya. Untuk apa sebenarnya mereka bertemu ? Apa perawan tua itu lupa kalo Arman sudah punya kekasih ? berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam pikiranku.
"Sudah,"jawabku singkat.
"Sekarang jam 11,"ujar Arman sembari melirik jam yang melingkar cantik di pergelangan tangannya. "Akan kuantar kau pulang dulu, setelah itu, baru aku akan menemui bu Rahma."kata Arman lagi tanpa sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari jalan raya.
Aku hanya diam membisu, tak ingin menjawab apapun. Hatiku sekarang di penuhi kegeraman yang sangat besar pada perempuan tua itu akan kuikuti dia, batinku dalam hati.
"Sudah sampai, "ujar Arman padaku. Aku tersadar dari lamunanku dan segera turun tanpa mengucapkan terima kasih pada Arman.

Secret AdmirrerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang