September 2105 - Dia Ayesha

Start from the beginning
                                    

Hanan Corporate—perusahaan yang dipimpin Arga— adalah perusahaan utama yang bergerak di bidang perbankan dan juga membawahi belasan anak perusahaan yang bergerak di berbagai macam bidang, mulai dari transportasi, hotel dan tempat hiburan.

Di usianya yang menginjak angka 33 tahun, Arga memang beruntung lahir di keluarga Hanan, karena dia tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan harta kekayaan. Semuanya sudah dia dapatkan sejak lahir, tapi untuk posisi direktur yang dia duduki sekarang bukanlah hasil pemberian orangtuanya.

Arga bersaing dengan saudara-saudaranya untuk menempati posisi elite itu, hingga dia mendapatkan posisi sebagai direktur karena memang kemampuannya untuk memimpin ditambah dengan kecerdasan yang dia miliki.

Jam setengah sepuluh akhirnya meeting selesai. Arga meninggalkan ruangan lebih dulu menuju ruangannya diikuti oleh Harris.

"Besok jam delapan ada breakfast meeting bersama Persada Company di Hyatt," Harris mengingatkan.

Persada Company adalah perusahaan milik keluarga Oriana, istrinya. Ini adalah salah satu bagian yang paling dibenci Arga, Sunmarts—salah satu anak perusahaan milik Arga-- sedang dalam kondisi krisis tapi papanya seolah tidak percaya kalau Arga bisa menyelesaikannya... papanya dengan terang-terangan meminjam dana dari Persada Company. Bentuknya bukan lagi pinjaman, karena uang itu diberikan cuma-cuma oleh keluarga Oriana karena status besan, juga karena Arga yang kelak akan memimpin Persada Comp.

"Besok suruh Araya yang datang."

Araya adalah adik bungsunya yang dia berikan tanggungjawab mengelola Sunmarts.

Melihat wajah Arga yang lelah dan kesal, Harris tidak berani untuk membantah. "Iya, Pak. Malam ini segera saya beritahu pada Bu Araya."

Di dalam mobil, Arga melepaskan jas dan dasinya. Pikirannya penat... dan dia butuh hiburan! Arga mengambil handphonenya, menelepon seorang temannya untuk mengajak teman-temannya yang lain untuk berkumpul di Hard Rock.

***

Suara dentuman musik bergema memenuhi ruangan yang baru saja dimasuki oleh Arga, sambil berjalan pandangannya mencari-cari keberadaan teman-temannya itu.

"Bro..." Edwin menepuk bahu Arga. "Anak-anak di situ," tunjuknya di kursi tinggi yang menghadap lansung pada bartender.

"Gue ke toilet sebentar," kata Arga.

"Mau dipesenin dulu?"

"Heineken."

"Yaa, Heineken aja?" tanya Edwin kecewa.

"Yang ringan dulu," balas Arga santai.

"Gue pikir mau hangover sampe pagi..." Edwin menggerutu saat kembali ke kursinya.

"Kalau mau hangover jangan di sini," Arga beralasan dan berbelok menuju toilet.

Di toilet, Arga menggulung lengan kemejanya lebih dulu hingga siku dan membasahi mukanya dengan air yang mengucur di wastafel. Sesudah mengeringkan wajah dan tangannya, dia mengeluarkan hadphone.

Apa kabar Ayesha?

Semenjak pernikahannya bersama Oriana, gadis itu seperti menghindar darinya. Alih-alih segera keluar dari toilet, Arga mencoba menelepon Ayesha... beberapaa kali terdengar nada sambung tapi panggilannya tetap tidak ada yang menjawab.

"Oriana kan cantik banget..." kata Ayesha, ketika Arga menceritakan tentang perjodohannya. "Kamu yakin nggak akan jatuh cinta sama dia?"

Arga tertawa, kalau saja jatuh cinta semudah memilih handphone terbaru. Arga sudah beberapa kali mencoba memacari perempuan yang lebih segala-segalanya dari Ayesha, tapi tetap saja hati dan pikirannya masih tertuju pada Ayesha.

Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)Where stories live. Discover now