.1.

17.4K 1K 51
                                    

Hujan yang turun di kota Seoul mengganggu banyak aktivitas warga. Namun tidak bagi seorang gadis. Ahn Yoora. Gadis berusia 21 tahun ini terus berlari menerjang derasnya hujan kota Seoul. Jika sebagian orang memilih untuk berteduh dan menghangatkan tubuh mereka dengan secangkir americano panas, Yoora lebih memilih membiarkan tubuh mungil dan rambut hitamnya yang indah basah oleh derasnya hujan.

Tak terniat sedikitpun untuk mencari tepat berteduh, hingga ia sampai di depan sebuah gedung yang didominasi oleh warna putih. Ya, Seoul Hospital. Rumah sakit terbesar di kota Seoul, dimana hanya orang-orang tertentu yang mampu mendapatkan perawatan di rumah sakit ini. Dan disinilah Yoora bekerja. Bekerja sebagai seorang dokter junior tahun pertama. Aneh memang, di usianya yang masih muda Yoora bisa menjadi seorang dokter di rumah sakit itu. Tapi, itulah Ahn Yoora, dengan kecerdasan melebihi rata-rata yang dimilikinya,mampu membuat Yoora menyelesaikan kuliah dengan sangat cepat, sehingga ia menjadi satu satunya dokter termuda di Seoul Hospital yang dapat masuk dengan mudah.

"Ah !! Hujan sialan !! kenapa selalu datang disaat yang tidak tepat,huh?!?! Huffft!" Yoora menghela nafasnya kasar. Jika ia harus masuk dengan keadaan seperti ini, ia pasti akan diceramahi oleh Minji sunbaenim, dan ia sudah bosan mendengar setiap ocehan seniornya yang memang begitu cerewet. Ahn Yoora!! Kenapa kau basah seperti ini huh ?!! Jika kau basah, bagaimana kau akan mengobati pasienmu?!? Yang ada kau bukan mengobati orang sakit,tapi malah kau yang sakit !! Kau ini pintar!! Tidak bisakah kau gunakan sedikittt dari otak pintarmu itu untuk memikirkannya!!jika sudah begini, aku jadi ragu kalau kau ini pintar!! Apa jangan-jangan kau ini orang bodoh yang berlagak pintar ya ?? Huh!?!? Kira-kira itulah ocehan yang akan dilontarkan oleh Minji sunbae. Yoora sudah bisa menduganya.

Siapa yang tidak akan marah jika dikatai dengan kata kasar seperti itu. Tapi Yoora sadar dibalik kata kasar sunbae nya tersimpan makna yang mampu membuatnya tersenyum. Yoora tau sunbae nya itu khawatir jika saja Yoora tiba-tiba jatuh sakit, hanya saja cara penyampainnya yang kurang sopan, tapi itulah Minji sunbae.



"Eoh!!" Sebuah jaket tebal yang bertengger di bahunya, menyadarkan Yoora dari acara melamunnya.

"Sudah melamunnya,eoh ???" Yoora yang mendengar pertanyaan itu langsung berbalik, dan mendapati seorang gadis yang tersenyum kearahnya. Jung Hyeri. Sahabat Yoora. Gadis itu selalu ceria,ramah,dan sangat mudah tersenyum. Siapaun pria yang melihat senyum Hyeri akan jatuh ke dalam pesonanya. Hyeri dan Yoora bekerja di rumah sakit yang sama,tapi bedanya,Hyeri adalah seorang perawat,sedangkan Yoora adalah seorang dokter.

"Ya!!! Kau mengagetkan ku pabo!!! Bagaimana jika tiba-tiba jantungku berhenti berdetak,eoh?!?!?"

"Hahahhaa, kau berlebihan nona!!! Ayo masuk!! Gunakan jaket itu!! Kau tidak mau kan dimarahi oleh minji sunbae lagi dan lagi..???"

Yoora tersenyum saat Hyeri meninggalkannya, jika semua orang di dunia ini sangat membencinya, maka ia yakin Hyeri adalah satu-satunya orang akan selalu ada disampingnya. Lihatlah bagaimana gadis itu memperlakukannya, dan Yoora semakin yakin jika Hyeri adalah sahabat terbaik sepanjang hidup Yoora.














Di tempat lain,,

" sayang !!! Bangunlah,sampai kapan kau akan terus seperti ini? Setidaknya isi perutmu dulu !!"
Wanita berumur sekitar 47 tahun itu bersusah payah membangunkan putra satu-satunya yang entah kapan akan bangun.

"Yoongi~ya!!! Kajja, appamu sudah menunggu, ayo makan sayang !!"

Min Yoongi. Pria berusia 23 tahun itu sama sekali tidak menggerakkan tubuhnya,membuat sang ibu khawatir,sekaligus kasihan. Putra yang sangat dibanggakannya,sangat diharapkannya, sekarang sudah seakan kehilangan semangat hidup.

"Yoongi~a, eomma benar-benar tidak tau lagi bagaimana membangunkanmu. Tapi ingatlah satu hal, jika kau terus seperti ini, kau membuatnya tidak bisa pergi dengan tenang. Eomma akan turun. Setidaknya makanlah sesuatu. Ini demi dia , yoongi~a biarkan dia hidup tenang, jika kau sakit, dia juga akan merasa sakit."

Ini adalah cara terakhir yang dimiliki Nyonya Min untuk membujuk putranya. Ia sudah menyerah. Putranya ini memang mewarisi sifat sang ayah. Sama-sama keras kepala.

"Eomma!"

Sontak nyonya Min membalikkan badannya saat sudah berada di ambang pintu. Ia tersenyum. Meskipun Yoongi belum melakukan pergerakkan sedikitpun, namun ia bersyukur, yoongi sudah mau bicara.

Ini sudah terhitung hari ke 3 dimana yoongi tidak pernah berbicara dan selalu mengurung diri di kamarnya yang sudah hancur berantakan dan gelap. Tak ada sedikitpun cahaya yang masuk menerangi kamar ini.

"Jika aku mau makan, apakah dia akan bahagia? Jika aku kembali menjadi dulu dia juga akan bahagia?"

"Eoh! Tentu saja dia bahagia, siapa yang tidak bahagia jik- "

"Kalau begitu dia egois !!!! Dia hanya ingin bahagia sendiri! Dia tidak pernah memikirkanku ! Dia tidak pernah memikirkan kebahgianku, eomma! Dia pergi sendiri ! Dia tidak mau mengajakku,dan membiarkanku menangisi nya sepanjang waktu! Jika dia akan pergi dengan cara seperti ini, kenapa dia membiarkanku jatuh cinta padanya,dia membiarkanku jatuh ke dalam pelukannya, dia membiarkanku tidak pernah melirik gadis lain selain dia!! kenapa?kenapa dia harus pergi secepat ini!!wae!!!?!?!?"

Kini nyonya min menatap sendu sang putra yang tengah berusaha menahan tangisnya. Kemudian berjalan kearah Yoongi, memelukknya, mendekapnya, memberi kehangatan, menjadi tempat sang putra meluapkan semua rasanya.

Dan benar, kini yoongi tengah terisak dalam pelukan sang ibu, mengeratkan pelukannya pada wanita yang selama ini menjadi tempatnya berteduh. Yoongi benar-benar tidak bisa menahan semuanya sendirian. Dia butuh seseorang, dan orang itu adalah eommanya.

"Eomma, tidakkah dia...hiks...hiks...ja...hiks..dia jahat eomma, dia....hiks...dia egoiis!" Nyonya min mengusap lembut kepala sang anak. Ia mengerti apa yang sedang dirasakan putranya saat ini.

--
Yoora pov.

Aku baru saja mengganti pakaianku dengan sebuah baju cadangan yang ada di dalam lokerku. Dilampisi dengan sebuah jas dokter yang kudapatkan dengan cara yang tidak mudah.

"Huffft"
Lagi. Aku lagi - lagi menghembuskan nafas ku kasar. Entahlah. Hanya saja hari ini aku benar-benar tidak bersemangat. Ku alihkan pandanganku pada jendela di samping meja kerjaku, jendela itu sekarang terlihat berembun karena derasnya hujan.

Lagi-lagi hujan yang membuat moodku rusak. Aku benar-benar membenci hujan. Jika boleh memilih aku akan memilih untuk mati kepanasan dibandingkan menghadapi hujan. Jika hujan turun, aku hanya takut semua ini akan meruntuhkan benteng yang sudah lama ku bangun, dan membuat yang ada di dalamnya kembali lecet.

" Ya!!! Ahn Yoora!"




TBC






........................
Ini adalah ff pertamaku. Jadi sorry kalau masih ada typo yang bertebaran.

Please vote and comment yakk!!!

FORELSKET|| MYG [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang