Venu : One

926 13 3
                                    

BAB SATU

Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke sekolah SMU swasta milik negara, dan aku sudah entah berapa kali pindah sekolah dan aku harap ini adalah sekolah terakhirku.
Pada saat ini aku sedang berdiri di papan tulis untuk menuliskan namaku di papan tulis hitam ini, aku menulis namaku dengan huruf cetak agar seluruh kelas tahu atau bisa melihat dan membaca namaku.

Aku tidak punya nama mandarin jadi aku menulis nama indonesiaku saja.
Jadi aku tuliskan; "RANTING LU" dan tentu saja aku bisa menulis kanji nama margaku sendiri dan Lu itu adalah marga ayahku.

Setelah aku selesai menulis namaku, aku pun munduur dari papan tulis hitam itu dan menuju ke sebelah kiri, agar seluruh kelas bisa memperhatikan tulisanku.
"Teman-teman perkenalkan nama saya Ranting Lu,"
ucapku sambil membungkuk dan aku pun menggerakan badanku.
Yang aku lihat seluruh kelas sedang berbisik-bisik dan hanya satu siswi saja yang sedang memperhatikan diriku.

"Senang bertemu dengan kalian dan mohon bimbinganya, ya."
Mereka cuma mencuekinku dan hanya membuang muka saja, melihat itu Guru Wong menyentuh bahuku dan akupun menoleh ke arahnya.
"Sudah, kamu duduk saja dengan anak itu," suruh atau perintah Pak Wong sambil menunjuk ke arah seorang siswi yang tadinya sedang melihat diriku ini.
Tapi kini tatapannya itu seperti menunjukan terkejut.

Dengan mengangguk kecil, aku pun menuju ke arah yang di tunjukan oleh pak Guru Wong itu.
Ternyata siswi itu berkaca mata dan rambutnya berbentuk segitiga bergelombang berwarna coklat tua seperti warna makanan coklat.

"Hai, boleh tahu namamu?"
Tanyaku ketika aku sudah duduk di sebelah siswi tadi yang sedang memperhatikan sewaktu aku sedang memperkenalkan diriku.

"Namaku Wang Ren Xiang,"
jawabnya sambil menyambut tanganku yang sedari tadi aku menjulurkanya ke arahnya.
Suasana menjadi diam dan hening dan hanya suara guru saja yang sedang menerangkan yang terdengar oleh kami. Mungkin.

Setelah lonceng berbunyi bertanda waktu istirahat telah tiba, tiba-tiba saja Wang Ren Xiang menarik tanganku ketika aku ingin keluar dari balik mejaku.
Ternyata ia sedang membawaku ke arah lain atau tidak ada orang sama sekali.

"Sekolah ini," mulai Wang Ren Xiang sambil melepaskan tanganku dan aku pun berbalik dan menghadap ke arah Ren Xiang.

"Emang begini, semuanya membuat kubu sendiri-sendiri, jadi jangan heran dengan sikap- mereka, apalagi mereka itu anak yang sombong karena salah satu ketua grup mereka adalah anak dari Naga Hijau..." Ren Xiang masih ngoceh tentang para murid di kelasku ini, tapi aku tercengang karena Ren Xiang mengungkit nama Naga Hijau dan tentu saja aku heran dengan yang dia bicarakan.

"Maaf, apa itu 'Naga Hijau'?
Tanyaku sambil memotong pembicaraanya dan menatapnya lekat-lekat.
Tiba-tiba saja, Ren Xiang menjadi aneh dan tidak tenang, ia selalu saja celingak-celinguk. Entah apa yang dia cari.

"Mari kita cari tempat yang aman," katanya sambil menarik tanganku menuju ke lorong sekolah dan menuju anak tangga dan menuju ke atas atap sekolah.
Loh, bukannya ini sudah aman, renungku sambil melirik halaman belakang sekolah ini.
Memang, sih hanya ada beberapa siswi dan siswa yang hilir mudik, tapi itu masih bisa di hitung dengan jari.

"'Naga Hijau', itu adalah sebuah nama kelompok organisasi gelap atau Mafia," jelasnya ketika kami berdua sudah sampai di atas balkon atau atap.
Sekarang aku pun paham dengan nama grup ini, itupun di karenakan oleh Ren Xiang ini.
Aku masih saja menatap Ren Xiang sambil mencengkram pagar kawat yang memagari setiap dinding atap. Tapi pagar kawat itulah yang menjadi dindingnya.
"Jadi kita tidak boleh berurusan dengan Chen Xiao Long-,"
"Kenapa?"
lagi-lagi aku memotong penjelasan Ren Xiang, tapi dia hanya sabar terhadapku.
"Karena Kakeknya adalah ketua dari organisi Naga Hijau tersebut, apalagi ayahnya adalah seorang buronan yang masih di cari oleh beberapa negara."
Aku hanya terkagum-kagum mendengar kisah atau cerita yang keluar dari mulut Ren Xiang.
Karena jaman ini memang sudah canggih dan modren, tapi mengapa ada orang jahat di dunia.
Waduh aku lupa dengan papku sendiri yang seorang Mafia. Dan aku sendiri tidak tahu apa-apa tentang papaku ini.

She Is My BodyGuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang