3 tahun kemudian...
Setelah insiden itu, Baekhyun benar benar pindah ke tempat lahirnya. Bucheon. Ia merasa bahagia bisa mendapatkan teman teman baru yang tidak memandangnya sebelah mata karena dirinya 'gay' ataupun karena mata kanannya buta. Tak ada yang mempermasalahkan itu sama sekali. Namun.. semua itu tak berlangsung lama. Seorang yang diyakini bernama Lim Hyerim membuat suatu gosip yang sangat 'mengenaskan'. Ia menuduh Baekhyun telah melakukan pelecehan terhadap dirinya, bahkan ia juga menyatakan bahwa ia telah mengndung anak Baekhyun. Jelas Baekhyun membela diri dan dia meminta bukti. Namun, entah apa yang terjadi selanjutnya. Baekhyun dikeluarkan dari sekolahnya. Dan itu benar benar membuat Baekhyun kehilangan segalanya, termasuk senyumannya. Semenjak kejadian itu, ia benar-benar menjadi pria yang anti sosial. Walaupun paman dan bibi Baekhyun serta Baekboom berusaha untuk mengembalikan Baekhyun seperti sedia kala, rasanya percuma. Baekhyun benar benar menjadi sedingin es.
Akhirnya Baekhyun melakukan homeschooling -dan tentunya itu karena paksaan pamannya. Setelah ia selesai melakukan homescholling selama 2 tahun, Baekhyun mendapat tawaran untuk masuk di universitas ternama di Bucheon. Tapi, ia menolak. Ia benar-benar tidak ingin pergi kedunia luar, bisa dibilang ia mengalami trauma tergadap dunia luar. Hingga sekarang, ia benar benar tak berani keluar dari rumahnya-bahkan ke halaman depan rumah ia tak berani.
TOK TOK
Baekhyun membuka kunci kamarnya dan melihat siapa si pengetuk pintu yang telah mengganggu kegiatan menggambarnya. "Hei, bisa bicara sebentar?" Ujar Baekboom.
"Jika ini tentang kuliah, aku tidak mau" Baekhyun hendak menutup pintu namun ditahan oleh Baekboom dengan cepat.
"Bee please.. kau tidak mau melihat dunia luar eoh? Apa kau akan terus mengurung diri dirumah dan tak melanjutkan sekolahmu hanya karena masalah seperti itu?"
Baekhyun membuka lebar pintu kamarnya dan menatap nyalang kearah kakaknya "Hyung tidak tau apapun, bagaimanapun hyung memohon padaku untuk pergi kedunia 'kejam' diluar sana. Aku tetap tidak akan pergi ke neraka itu. NO AND NEVER!" BLAM!
Pintu kamar Baekhyun dibanting dengan kencang, hingga membuat seluruh penghuni rumah terlonjak mendengarnya. Paman Kim Junmyeon dan bibi Zhang yixing menatap iba Baekboom yang menunduk dengan punggung yang mulai bergetar.
"Hiks.. aku.. telah gagal menjaga Baekhyun.. huks, Jeoseonghamnidha appa... eomma.." lirihnya dengan sangat pelan.
Dilain tempat, tepatnya diSeoul university, dikelas jurusan teknologi Informatika. Seorang namja berperawakan tinggi berambut merah menatap notebooknya dengan teliti sembari sesekali ia membetulkan posisi kacamatanya yang sedikit turun.
"Masih mencarinya?" Ujar seorang namja berkulit tan yang kini duduk disebelah sinamja berkaca mata.
"Percuma kau berbicara dengan Chan hyung, pasti kau tak akan dihiraukannya" ujar seorang namja yang berkulit putih pucat yang duduk disebelah kanan namja berkaca mata itu.
Jika kalian menebak si pria berkaca mata itu Chanyeol maka jawaban kalian benar. Chanyeol merupakan siswa berprestasi di satu universitas ini, baik akademik maupun non akademik. Ia dari senior highschool sampai sekarang tak ada berubahnya. Hanya.. satu yang berubah.
"Jika kalian berbicara satu kalimat yang tidak penting. Kupastikan kedua orang tua kalian menerima paket potongan lidah kalian" personalitynya menjadi dingin dan.. cenderung seperti seorang psychopat. Dulu ia dikenal sebagai anak yang sangat easy going, tapi.. semenjak kejadian itu. Ia benar benar menjadi pangeran kutub. Sangat dingin. Bahkan cenderung lebih menyendiri.
Kedua pria yang duduk disamping Chanyeol hanya menelan ludah mereka tanpa berani mengucapkan sepatah kalimatpun. Bisa dibilang mereka takut dengan ancaman Chanyeol yang tidak main main. Suatu hari, Chanyeol pernah terancam dikeluarkan dari sekolah karena ia melukai seorang siswa dengan pisau. Dan itu dikarenakan si siswa itu bermacam macam dengan Chanyeol, tentu saja Chanyeol mengancamnya. Ia kira, itu hanya 'sebuah' ancaman. Tapi nyatanya 'benar benar' ancaman. Dan semenjak itu pula tak ada yang berani melawan Chanyeol, termasuk guru guru disana.
Dan lagi, hagaiman bisa Sehun dan Kai bisa menjadi teman akrab seorang Park Chanyeol yang di takuti seantero universitas? Mudah saja, mereka hanya 'kasihan' melihat Chanyeol saat pertama kali masuk ke universitas hinggan sekarang, ia tak pernah mendapatkan teman barang seorangpun. Jadi.. agar ia tak terlalu menyendiri, mereka memutuskan untuk berteman dengan Chanyeol, awalnya memang sulit. Bagaiman tidak? Saat pertemuan pertama mereka Chanyeol sudah mengancam Kai dan Sehun untuk tak mendekatinya. Tapi mereka tak takut dengan ancaman itu, dan beruntungnya mereka bisa berteman baik hingga saat ini.
"Hyung-ah.. jangan terlalu serius.. santai saja.. selow.." ujar si pria 'eksotis' yang di yakini bernama Jongin.
"Ya Hyung.. selow.." dilanjutkan dengan si 'pucat' yang di yakini bernama Sehun.
CTAK!
Sehun dan Jongin menatap ngeri tangan kiri Chanyeol yang telah mengeluarkan pisau lipat yang berlumuran darah, siap untuk memotong lidah siapapun yang bermacam macam dengannya.
"Masih belum paham dengan ucapanku?" Ujar Chanyeol dengan nada sedingin psycho yang siap membunuh seseorang.
"K-kami p-paham.."
KLING
Sebuah pesan masuk dari email Chanyeol di notebooknya, Chanyeol menatap email masuk dari pesuruhnya dan tersenyum kelewat lebar ketika membaca itu.
"AKU MENEMUKANNYA!" Pekik Chanyeol kelewat gembira, beruntung dikelas tengah sepi murid karen ini sudah jam pulang sekolah.
"Kau menemukannya?!" Pekik Jongin kemudian
"ASSAAAAAA!!!! AHHHHH AKU SENANG SEKALIII!!" Pekik Chanyeol sembari memeluk Jongin tiba-tiba. Bisa dibilang, ia seperti seorang gadis yang baru di'tembak' oleh pria yang ia sukai. Astaga, bisa kalian bayangkan betapa konyolnya sikap Chanyeol.
"Wahaaaa bagus hyung" ujar Sehun dengan nada bahagia tapi raut wajah yang khawatir, pasalnya Chanyeol memeluk Jongin masih dengan pisau lipat yang masih ada digenggamannya. Astaga.. Sehun ngeri sendiri membayangkan jika senjata tajam itu tiba tiba menusuk teman karibnya itu.
Chanyeol melepaskan pelukannya dan menatap keduanya dengan mata berbinar. "Mulai sekarang, aku akan pindah ke Bucheon"
"Ahhh begitu.. APA?!" ujar Jongin dan Sehun bersamaan.
"Aku akan meminta Yeri untuk mengurus kepindahanku kesana dan menemukan my little bee disana. Sampai Jumpa..WOHOOOO" ujar Chanyeol sembari membawa tasnya dan meninggalkan keduanya disini.
"Errr.. Sehun ah, apa kau yakin Chanyeol hyung akan pindah?" Ujar Jongin kemudian.
"Aku yakin, 1001% yakin Chan hyung akan pindah malam ini juga" ujar Sehun.
"Apa lebih baik kita mengawasinya? Aku takut terjadi sesuatu dengan Chan Hyung"
"Kau benar, tapi.. bagaimana kita mengurus surat kepindahan kita?"
"It's easy.. aku bisa mengurus semuanya.. okey?"
Sehun tersenyum menatap sobatnya yang benar benar jenius tapi yadong itu. Ternyata semua terasa lebih mudah jika kau anak orang elite.
Kembali ke Chanyeol, ia segera menelphone Yeri dan meminta untuk mengurus kepindahannya KeBucheon dan segala kebutuhan yang ia perlukan, ia merasa sedikit beruntung dilahirkan dikeluarga yang berada, sangat malah. Namun, minim akan kasih sayang. Miris.
"Bee, wait for me. Aku akan membawamu kembali kesisiku.. aku berjanji, anni. Aku bersumpah." Gumam Chanyeol pada dirinya sendiri sembari membelah jalanan kota Seoul dengan mobil mercedes GLK 220 CDI hitamnya.
---TBC---
Im back with sequel of 'Why?' Hope you enjoy my story and saya minta maaf klo misal ada tyvo yg bertebaran. Dan jangan kaget klo disini saya bikin Chanyeol agak sedikit seperti itu(?) Yaa kalian bisa membayangkan lah bagaimana rasanya ditinggalkan orang yang kalian sayangi dan kalian ngerasa masih punya salah sam si dia kan?? Yaa sekiranya seperti itu. Wkwkwkwkk.
See ya in the next chapter.. Peace V ^^ V
YOU ARE READING
Stay With Me (Sequel Of 'Why?')
FanfictionKisah dimana seorang pria yang telah melakukan hal bodoh yang bersifat fatal bagi dirinya maupun orang yang ia sakiti. "Kumohon.. kembali padaku.. aku tak bisa hidup tanpamu.. aku sangat menyesal.." -Park Chanyeol. "Aku tidak bisa kembali padamu, ak...
