Part 6 : Masih Sakit

5.8K 383 19
                                    

Ngaret lagi ya... Lebih sebulan malah 🫢🙈 Langsung aja ya. Happy reading dan jangan lupa kasih vote dan komennya.... See you di bulan depan. Eh🤣🤣🤣

***

"Masih sakit?" tanya Zhian saat mendengar istrinya merintih pelan begitu ia mendorong masuk kepunyaannya ke kewanitaan Clara. Matanya tak pernah lepas dari memandang wajah istrinya itu.

"Sedikit nggak terbiasa," jawab Clara dengan wajah memerah lantaran hasrat bercampur rasa malu. Clara malu sebab sudah berulang kali berkata tidak akan mau melayani Zhian. Tetapi nyatanya kini dirinya malah berada di bawah tindihan lelaki itu. Bahkan kepunyaan mereka saling menyatu tanpa celah.

"Wajar kok. Nanti kalo kita udah sering gini, pasti terbiasa," sahut Zhian sambil mengulas senyum manis.

"Mau lo itu!"

"Mau lo juga kok." Setelah berkata demikian, Zhian pun mulai bergerak memompa istrinya hingga berhasil memunculkan suara desahan Clara yang bersahut-sahutan dengan suara erangannya sendiri.

Awalnya gerakan Zhian cukup pelan sebab ia takut jika Clara merasa tak nyaman. Namun, setelah yakin sang istri dapat menikmatinya, ia pun mempercepat goyangan pinggulnya di kewanitaan Clara yang terasa masih sempit.

Suara desahan dan erangan mereka seolah menjadi satu dan memenuhi kamar tersebut. Clara berhasil dibuat beberapa kali terpekik nikmat kala merasakan dorongan cepat sang suami di bawah sana. Rasanya sungguh tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

"Zhiaaann...," rintihnya tidak kuasa menahan nikmat. Jari-jarinya mencengkeram rambut Zhian yang mana wajah lelaki itu tenggelam di dadanya. Sementara kedua kakinya malah dengan sengaja dilebarkan oleh Zhian untuk memudahkan aksi lelaki itu.

"Hm?" dehem Zhian. Bibirnya terangkat lalu mengecup kening Clara mesra. Pada setiap gerakkan pinggulnya, Zhian memperlakukan wanitanya itu dengan sangat lembut. Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk saling bergumul penuh gelora, Zhian seakan dapat merasakan kalau sang istri akan mencapai puncaknya. Maka dari itulah, dirinya sengaja mempercepat gerakan pinggulnya. Sehingga tak lama kemudian, Clara pun mendesahkan nama Zhian dengan keras saat pelepasan itu datang melanda.

"Cantik," gumam Zhian seraya mengelus pipi Clara. Ia sengaja memberikan wanitanya itu waktu guna beristirahat sekaligus menikmati pelepasan hebatnya tadi. Ketika dirasa telah cukup, barulah Zhian kembali menggauli sang istri. Sampai akhirnya ia mengalami klimaks dan mengeluarkan benihnya di kewanitaan Clara.

"Makasih ya, Ra...," gumam Zhian sumringah. Malam ini, ia merasa sangat terpuaskan oleh istrinya itu. Zhian menarik selimut kemudian memakaikannya ke tubuh telanjang Clara.

"Hmn," sahut Clara singkat. Ia membelakangi Zhian sebab merasa malu terhadap lelaki itu. Akan tetapi, Zhian malah mendekat kemudian memeluknya dari belakang.

"Sekarang waktunya kita istirahat. Soalnya, besok gue pengen ngajak lo jalan-jalan," ujar Zhian sambil mengecup kening Clara kembali. Perlakuan lelaki itu terhadap Clara sungguh manis dan lembut. Clara pun menyadari itu sejak Zhian menyentuhnya. Walaupun begitu, Clara tetap tak bisa memaafkan Zhian begitu saja atas apa yang sudah lelaki itu perbuat kepadanya.

Hatinya masih sangat sakit dan kecewa kala mengingat apa yang sudah Zhian dan orang tuanya lakukan.

***

Keesokan harinya, Clara terbangun seorang diri di atas kasur. Sudah tidak terlihat Zhian yang tadi malam memeluknya posesif. Ketika mengingat yang semalam sudah terjadi pada mereka, ia pun teringat kalau tubuhnya kini hanya dibalut selimut.

Clara menyingkap selimut yang dirinya pakai lantaran ingin memastikannya lagi. Ternyata memang benar tak berdarah meski semalam dirinya masih merasakan sedikit sakit ketika Zhian masuki. Tapi rupanya, malam itu Zhian memang benar-benar telah memerawaninya.

Misunderstanding LoveWhere stories live. Discover now