Part 12 : Pembalasan Zhian

5.4K 329 8
                                    

"Udahhh, Zhi... Gue capek," rintih Clara yang wajah dan tubuhnya sudah dipenuhi keringat. Ia dibuat tidak berdaya lantaran sang suami benar-benar membalasnya. Pada awalnya ia memang menikmati permainan Zhian. Tetapi sekarang ini dirinya sudah sangat kelelahan akibat digauli berulang kali.

"Bentar lagi, Ra... Gue udah mau keluar kok aakkh," sahut Zhian sembari terus bergerak di atas tubuh Clara. Lelaki itu memejamkan mata seraya semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Sampai beberapa saat kemudian, Zhian mengerang panjang begitu pelepasan itu datang.

"Makasih ya," bisik Zhian selepas mengecup dahi Clara. Tak lupa juga dirinya menghapus keringat yang membasahi wajah wanitanya itu.

"Hmn." Clara mengangguk malu-malu sambil mendorong Zhian agar menyingkir dari atas tubuhnya. Lalu, Zhian pun melepas pengaman yang dipenuhi sperma dan membuangnya ke tempat sampah di kamar mandi. Sementara Clara langsung meraih pakaiannya tadi dan memakainya lantaran takut Zhian khilaf lagi jikalau melihatnya masih telanjang seperti sekarang.

Selepas Zhian keluar dari kamar mandi, kini berganti Clara yang masuk ke sana karena ingin buang air kecil sekaligus membersihkan kewanitaannya agar tidak ada jejak sperma Zhian yang tertinggal. Meski suaminya sudah memakai pengaman, akan tetapi Clara masih harus melakukan pencegahan jika tidak ingin hamil dulu.

Saat Clara sudah keluar dari kamar mandi, ia bisa melihat Zhian yang merapikan kasur mereka. Tanpa disadari, senyumnya terukir ketika menyadari kasur yang pada awalnya berantakan kini sudah terlihat rapi kembali. Ya meskipun setelah ini akan tetap mereka tiduri.

"Ayo tidur," ajak suaminya yang Clara balas anggukkan kepala. Keduanya menaiki kasur itu dengan Zhian yang memakaikan selimut hingga sebatas dada Clara. Kemudian, lelaki itu pun memeluk Clara dari samping.

"Zhi...," panggil Clara sambil menyentuh tangan Zhian yang berada di atas perutnya.

"Hm?"

"Dulu, lo pernah ngebayangin nggak sih, kalo suatu saat kita bakal kayak gini?"

"Kalo ngebayangin yang kayak tadi sih udah sering. Sampai kebawa mimpi malah," jawab Zhian teramat santai yang spontan membuat Clara melototkan mata pertanda kesal.

"Gue serius nanya. Jangan mikir mesum bisa nggak sih?"

"Maaf."

"Jadi?"

"Setelah gue sadar, kalo lo pemilik hati gue. Gue emang udah punya maksud mau jadiin lo milik gue sepenuhnya. Jadi, yang kayak gini udah pasti bakal terjadi sama kita nantinya," sahut Zhian seraya mencium puncak kepala sang istri penuh rasa sayang. "Lo sendiri? Pernah ngebayangin apa?"

"Gue 'kan udah jelas suka sama lo. Tapi lo kayak nggak ada rasa sama gue. Jadinya, bisa pacaran sama lo aja sesuatu banget. Nggak taunya kita malah nikah secepat ini."

"Maaf. Harusnya gue nanya dulu, lo mau nikah sama gue apa enggak. Bukannya kayak gini. Tapi lo harus yakin, kalo gue ngelakuin semua ini demi kebaikan lo. Gue sayang lo, Ra."

"Iya, gue percaya kok. Gue juga udah maafin lo. Tapi awas aja kalo lo macem-macem. Gue nggak jamin bisa ngasih kesempatan kedua."

"Iya, Sayang. Gue janji."

"Apa sih. Geli tau denger lo manggil gue sayang."

"Masa sih? Gue pikir lo malah suka. Iya 'kan, Sayang?"

"Zhian!" rutuk Clara mulai kesal. Meskipun jengah, namun tidak dapat dipungkiri kalau panggilan sayang dari suaminya itu sukses membuat Clara merona malu.

"Yang... Clara Sayang..."

"Berisik! Gue mau tidur!" ketus Clara sambil mengubah posisi berbaringnya membelakangi sang suami.

Misunderstanding LoveWhere stories live. Discover now