11

16.5K 1.4K 113
                                    

BAB XI

Setelah pertemuannya dengan Soojung, sedikit mengobrol dengan sosok itu. Jongin memutuskan untuk kembali ke Seoul, sudah cukup baginya melarikan diri. Ia harus kembali dan menyelesaikan semuanya. Menyelesaikan semuanya dengan seulgi, dan mencari tahu kebenaran tentang Ayah kandung Jiwon, yang hingga detik ini tak ia ketahui. Ia memang tahu Jiwon bukan anaknya, namun Jongin tak pernah tahu siapa ayah dari Jiwon. Walau ia sempat mencurigai seseorang namun itu tak beralasan. Ia hanya ingin membuktikan sesuatu, yang ia curigai selama ini.

Ia sudah cukup banyak diam. Dan tidak kali ini. Ia ingin menentukan hidupnya sendiri, menemukan kebahagiannya. Mengembalikan sebuah kepercayaan, dan menghapuskan gumpalan kebencian di hati orang yang di cintainya.

Kemudian Jongin ingin membuktikan jika Taeoh adalah Putranya. Walau diri Jongin sangat yakin jika Taeoh memanglah putra kandungnya, tetap saja setidaknya ia harus memiliki catatan yang mendukung kebenaran itu agar Soojung tak terus mengelek akan dirinya.

"Kau akan kembali padanya?" suara seorang wanita dari samping Jongin.

"tidak! Tidak sebelum semua kebenaran terungkap!" Ucap Jongin.

Ia sedang bersama Seulgi, perjalanan menuju Seoul. Seulgi terus memeluk Putranya Jiwon yang tertidur lelap.

"Jongin, maafkan aku."

"kau tidak perlu meminta maaf, kau hanya perlu mengatakan tentang kebenarannya. Mengatakan siapa ayah dari Jiwon. Kemudian semua selesai."

"ini tak akan selesai dengan mudah seperti yang kau bayangkan, semuanya rumit Jongin!" ucap Seulgi.

"Aku tak bisa mengatakannya Jongin."

"kau ingin melihat ku terus menderita." Sela Jongin.

"Aku juga menderita, bukan hanya kau! Sini bukan hanya kau yang tersakiti!"

Seulgi berbicara keras. Ia tahu itu. tapi ia tak dapat membuka mulutnya untuk mengatan siapa ayah dari Jiwon. Siapa dia, bagaimana dia, dan dimana dia sekarang? Seulgi diam dan terus menyimpannya sendirian.

Flashback

Pasangan itu terus bersama sepanjang hari, hubungan yang terus di rahasiakan di depan semua orang. Hubungan mereka tak pernah mendapatkan restu dari orang tua si gadis. Namun mereka mencoba mempertahankan semuanya dengan landasan saling mencintai. Latar belakang si pria membuat sang ayah gadis itu menentang keras jalinan asmara keduanya.

" aku akan mengantar mu pulang."

" tidak, aku tidak ingin pulang aku ingin disini bersama mu." Ucap Gadis itu.

"Aku juga masih ingin bersama mu, tapi sekarang aku harus mengantar mu pulang." Pria itu mengusap lembut rambut kekasihnya.

"aku tak ingin." dia memelas kearah pria, memelas agar tidak di antar pulang,

"kau harus pulang, Seulgi.  aku hanya tidak ingin kau mendapatkan masalah lagi, dan aku tak ingin bermasalah dengan Ayah mu." Ucap Pria itu.

"Baiklah." Seulgi akhirnya menyerah. Dan tak ingin berdebat dengan pria yang berstatus sebagai kekasihnya.

Pria itu mengambil jaket, dan memasangkannya pada Seulgi, agar gadis itu tak kedinginan. Menagmbil gitarnya dan tangan satunya Kemudian ia gunakan menggandeng tangan Seulgi, di genggam erat tangan mungil itu agar tak terlepas. mereka melewati jalan-jalan mempit seperti itulah  yang sering mereka lakukan. Berkencan di malam yang sunyi.

"Chagiya." Seulgi memecahkan kesunyian memanggil sayang pria disampingnya.

"hmm. " pria berambut merah itu menoleh. Sedikit menunduk untuk melihat wajah seulgi karena seulgi jauh lebih pendek darinya.

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang