9

18.6K 1.7K 167
                                    

BAB IX

Tak ada tempat kencan yang lebih indah dari pada menatapi sinar bulan yang terpantul di Air sungai yang mengalir. Malam memang semakin larut, suara berisik hewan-hewan kecil dimalam hari terdengar lebih jelas karna kehidupan kota sudah mulai terhenti untuk sesaat.

Pasangan kekasih itu masih bertahan disana, menatap keindahan kota di seberang sungai. Mereka tak berniat untuk pergi dari sana. walau udara pun sudah terasa mulai dingin menusuk-nusuk permukaan kulit. mereka tak ingin beranjak, ingin terus seperti ini, berpelukan membagi kehangatan satu dengan yang lain.

"kau terus tersenyum sejak tadi." Tegur Jongin, sang pria adalah Kim Jongin. Ia menyadari jika gadis yang menyandarkan punggungnya di Dada setra tangannya sedang Jongin genggam itu tak pernah meninggalkan senyuman di bibirnya. Dia Jung Soojung. Soojung memang terlihat bahagia dari biasanya saat ini. binaran di wajahnya menandakan ada hal hebat yang sedang ia rasakan.

"aku hanya sedang bahagia." Ucap Soojung. Semakin mendekatkan diri pada sang kekasih, kembali menyalurkan kehangatn . nafas jongin menerpa hangat tengkuknya. Sangat nyaman, Soojung menyukai hal ini. sesekali Jongin mengecup leher Soojung.

"Tak berniat membaginya dengan ku.?" Tanya Jongin, ia masih memeluk erat pinggang Soojung.

"Kau tak ingin membagi kebahagian mu.?" Tambah Jongin , menyandarkan dagunya di pundak Soojung.

Soojung hanya membalasnya dengan menoleh, dan mengecup bibir Jongin singkat. Kemudian ia kembali tersenyum.

"tidak ingin?" nada suara Jongin sedikit ia buat-buat.

Soojung ia berbalik menghadap Jongin dan memeluk Jongin erat. Ia tak menjawab pertanyaan Jongin. Susah tak memikirkan apa yang menjadi Jawaban Soojung, Jongin hanya semakin mendekatkan diri pada Soojung, membalas pelukan sang gadis tak kalah erat.  Ia menunduk dan memberikan Ciuman hangat di bibir gadis itu. mencium sang pujaan hatinya menjadi hal yang paling ia sukai sejak mendapatkan Soojung sebagai kekasihnya.mereka masih berciuman , Bukan sebuah cuiman penuh nafsu, namun ciuman ini penuh dengan aliran cinta yang hangat menjalar hingga kedalam hati.

"Bagaimana jika ada seseorang yang hadir diantara kita? Atau bahkan ia bisa berada di tengah-tengah saat kita berpeluk kan seperti saat ini?" Ucap Soojung pelan setelah ciuman mereka terlepas. Jongin mengerutkan keningnya, pernyataan Soojung cukup membuat Jongin bingung. Ia hendak melepaskan pelukan , namun Soojung menahannya tak membiarkan Jongin menjauh dan membuat Jarak diantara mereka.

"Aku akan membunuhnya." Ucap jongin asal.

"Kau jahat." Soojung memukul dada Jongin pelan. Namun ia kemudian tersenyum dalam pelukan Jongin.

"Yak bagaimana bisa ia berada diantara kita.? Saat kita berpelukan bagaimana ia bisa menyelip dan berada di tengah?" Kesal Jongin.

"Kau akan sangat menyukainya nanti." Ucap Soojung.

Jongin semakin mengerutkan Keningnya, bagaimana mungkin ia menyukainya? Menyukai penganggu kemesraan dan keintimannya bersama Soojung. Tentu saja Jongin tidak akan menyukainya. Soojung meraih tangan Jongin, menatap Jongin dalam. Kemudian tangan itu ia arahkan ke perut ramping miliknya. Meletakannya sambil terterus tersenyum. Jongin menatap bingung. Bergantian melihat wajah soojung dan tangannya yang tertempel di perut Soojung.

"Apa maksudnya?" Tanya Jongin.

"Disini, ada seseorang yang akan berada ditengah-tengah kita nanti." Ucap Soojung. Ia sangat senang, mengucapkannya. Bahkan wajahnya terlihat sangat bahagia. Jongin bahkan tak pernah melihat kekasihnya sebahagia sekarang.

"Aku tidak mengerti." Jongin menggeleng.

"Aiss , Appa mu sangat bodoh." Ucap Soojung sambil menunduk.

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang