Brown Eyes - Chapter 9

14.8K 437 3
                                    

Chapter 9

Sarah duduk menimbang. Diliriknya ponselnya. Sesuatu mengganggunya. Siapa lagi kalau bukan Ciarán Egan, pasiennya yang cukup menarik perhatiannya. Entah mengapa, ia tak bisa melepaskan pikirannya dari pemuda itu?

Siapalah Ciarán, selain dia memang anak seorang selebritis dan seorang Dokter? Pasiennya itu, tak jauh beda dengan pasien-pasiennya yang lain. Apakah karena dirinya yang menyebabkan Pria itu terluka? Bukan, bukan dirinya penyebabnya. Lalu kenapa perasaan bersalah itu masih terus menganggunya?

Sungguh, Sarah tak dapat menghapus dari kepalanya, wajah dingin dan tatapan mata yang tajam, namun menyiratkan kehangatan di sana. Pria itu seperti punya magnet sendiri. Dan ia sadar jika semua gadis memiliki pandangan yang sama akan pemuda itu, ia yakin, penggemar pemuda itu pastilah sudah sangat banyak, dan mungkin, ia sudah memiliki kekasih.

"Aaarrrhhhh," Sarah bingung sendiri.

Diliriknya ponsel di tangannya. Masih ia menyimpan nomer adiknya, Finnian. Haruskah ia menghubungi Finnian dan menanyakan kabar Sang Kakak?

Sarah langsung menggeleng kepala sendiri. Nggak, nggak..., itu sama saja akan mempermalukan diri sendiri...

Tapi perasaannya semakin tak menentu. Dipandanginya ponsel itu. Sudah tertera nama kontak Finnian di sana, dan tinggal menekan tombol 'Panggil', akan langsung terhubung pada Adik Ciarán.

Untuk beberapa detik, Sarah masih terkatup kebingungan, hingga ia tersadar mendengar suara nada sambung di sana.

Hah? Kapan ia menekan tombol Panggil???

"Finnegan di sini...?" terdengarlah suara yang kini cukup familiar untuknya. Jantung Sarah langsung berpacu kencang.

"Hi, Finn, ini Sarah ..."

*

Finnian baru saja memeriksa kembali layout panggung untuk konser Shioban McKeena- artis barunya yang sedang naik daun- di layar IPadnya, saat Iphonenya berbunyi. Sebuah nama yang ia simpan, keluar di sana di sana.

Finnian harus tersenyum sebelum menjawabnya, dan mencoba bersikap normal.

"Finnegan di sini...." dengan suara sangat normal.

Sesaat ada kebisuan di sana, sebelum akhirnya terdengar suara gugup,

"Hi, Finn, ini Sarah..."

"Sarah?" Finnian pura-pura tak mengenal.

"Sarah Wood, dokter, RS. Kerry, yang merawat Kakakmu...," semakin gugup suara terdengar di sana.

"Aaah, dr. Sarah...," Finnian menyambutnya dengan bersemangat, "Maaf, aku mengenal banyak nama Sarah, soalnya ...," sedikit berkilah.

"Tidak apa-apa....," Sarah tertawa kecil. "Apa aku menganggumu ?"

"Ah, tidak. Nggak papa. Ng, dr. Sarah, ada yang bisa aku bantu ...?" dengan sangat ramah.

"Oh, panggil saja saya Sarah."

"Baiklah...," Finnian setengah menggantung. Ia menunggu sesuatu yang ia perkirakan, dr Sarah pastilah akan menanyakan kabar Ciarán.

"Mhm...., bagaimana kabar kakakmu?"

'Bingo' Finnian menahan senyum kemenangan sendiri.

"Ci..., mhmm..., dia hari ini menjalani operasi di kakinya." Meski Finnian tahu ini akan mengejutkan dr. Sarah, ia tak bisa menutupinya.

"Operasi...?" suara tegang langsung terdengar dari sana. "Ada apa...? Memburukkah?" dengan cemas.

"Ng..., mereka menemukan, apa itu namanya..., Osteomylities...."

Brown EyesOn viuen les histories. Descobreix ara