Brown Eyes - Chapter 11

19.3K 542 79
                                    

ENJOY !!! and hope you like it ....

Chapter 11

Ciarán masih terpaku setelah Sarah menghilang di balik pintu. Ia harus memastikan kembali yang baru saja terjadi, Dokter Sarah benar-benar mengunjunginya.

Baiklah, seperti yang ia harapkan, tapi tidak dengan situasi seperti ini. Tidak dengan Karen yang berada di sini. Kenapa juga dia harus ke sini di saat yang tidak tepat? Butuh beberapa saat untuknya tersadar dari keterpakuannya.

"Ci...," suara halus Karen masuk menyadarkannya.

Ciarán terkesiap dan menengok datar pada Karen.

"Kau menyukainya?"

Tembakan langsung Karen membuatnya terkatup, dan langsung menggeleng gusar,

"Aku baru saja mengenalnya, tidak lebih dari dua hari ..."

"Yea?" Karen tak percaya.

"Apa yang kau harapkan...?" cetus Ciarán sedikit ketus.

Karen menghela nafas, "Dia datang menjengukmu, jauh-jauh dari Kerry, dan kau terlihat senang..."

"Aku tidak ingin membahasnya...," potong Ciarán pelan tapi pasti.

Karen terdiam. "Baiklah...," menyerah. "Aku hanya _" kalimatnya terpotong dengan masuknya wanita yang melahirkan Ciarán ke dalam kamar.

"Sayang ..., maaf mengganggu kalian, tapi Maa bawakan makan siang untukmu... Kau juga makan siang di sini, Karen?"

"Ng _"

"Karen akan segera pulang, Maa...," sela Ciarán pelan dan cepat, cukup mengatupkan Karen.

Karen terdiam canggung. Terbaca sekali ia telah diusir dari kamar ini.

"Oh..." Raut wajah kecewa Maureen tampak di sana. "Cepat sekali."

Karen menengok Ciarán yang memberinya tatap datar dan dingin. Terlihat jelas di sana.

Ditariknya nafas dalam-dalam meredam rasa kecewanya. Ia dan tersenyum paksa, "Yea... saya harus ke rumah sakit, kembali bekerja..." Karen mencari alasan.

Maureen tersenyum sesal. "Sayang sekali..."

Karen tersenyum hangat, dan kembali pada Ciarán, "Aku akan kembali besok...," ucapnya pelan, berharap mendapat jawaban dari Ciarán. Tapi sosok itu tak menyahut hanya memberinya mata datar seperti biasanya.

Karen mencoba untuk mengecup pipi Ciarán, namun tertahan dengan tatap dingin dari Pria yang telah ia kecawakan. Karen menerimanya, dan mengangguk.

Ia memberi pelukan hangat Maureen untuk berpamitan.

"Terima kasih telah datang...," Maureen berucap hangat.

Karen mengangguk, dan segera keluar dari sana.

Ciarán masih bersikap dingin setelah Karen pergi. Ibunya memandangnya dengan terheran. Tapi melihat dirinya yang enggan untuk membahasnya, Ibunya lebih baik mengalah, dan tidak berucap apa-apa.

*

Finnian meyakini sosok yang baru saja berpapasan dengannya dan terlanjut masuk ke dalam lift di samping lift ia keluar adalah sosok yang tidak asing;

"Karen?" Finnian mengingatnya sekilas.

"Siapa?" Ray yang berada di samping tertarik perhatiannya.

"Mantannya Ci."

"Mantannya? Kukira dia tak pernah punya pacar..." Ray tak percaya.

"Yaa..., dari pacar yang pernah ia miliki, tetap pacar nomor satunya adalah yang berkaki empat di istal belakang, dan itu yang membuat pacar berkaki duanya mundur... " cetus Finnian cuek

Brown EyesΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα