chapter two

109 17 1
                                    

c h a p t e r  t w o

My father used to tell me that there were no such things as monsters that lived underneath our beds or hide inside our closets.

The only monsters that exist are the ones inside our soul.

We have two choices : to tame it and hide it, lock it beneath the deepest parts of our souls, or to let it out and harness it, turn it into the most lethal weapon.

Me and my father, we chose the latter.

Raven menatap laptop dihadapannya dengan serius

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Raven menatap laptop dihadapannya dengan serius. Matanya menatap hasil rekaman CCTV yang sedang terputar di laptopnya. Tangan kanannya sibuk memainkan sebuah pulpen. Raven menghela nafas saat mengetahui bahwa hasil rekaman CCTV tidak membuahkan sebuah hasil.

Raven baru saja sampai di Blanchard, Louisiana, ketika ia mendengar kabar bahwa telah ditemukan sebuah mayat dengan leher yang dipatahkan dan darah yang habis. Ia pun segera bertindak. Ia segera menyewa sebuah kamar di salah satu tempat penginapan yang cukup murah di Blanchard. Setelah mengambil tasnya yang berisi pakaian serta beberapa peralatan lainnya dan beberapa pistol yang dilengkapi dengan peluru yang terbuat dari kayu dari mobil yang ia kendari, sebuah 1967 Chevy Impala pemberian ayahnya, Raven segera memasuki kamarnya. Kamarnya tidaklah besar dan cukup bersih untuk sebuah penginapan yang murah. Sadly, menjadi seorang hunter bukanlah pekerjaan yang bisa mendatangkan banyak uang. Sering kali Raven harus mendapatkan uang dengan cara yang ilegal. But well, ia telah melakukan berbagai hal-hal ilegal sejak kecil.

Raven segera mengeluarkan laptopnya dan melakukan pekerjaannya.

Step 1 : Hack into the police station's database and find as many information as possible including death records, autopsy reports, and CCTV (if there's any).

Hacking adalah salah satu hal yang diajari ayahnya dulu. Dan Raven menyukainya. Hanya dengan meretas beberapa database, ia mendapat banyak informasi. Walaupun dirinya bukanlah seorang hacker professional, tetapi setidaknya Raven dapat meretas beberapa database dan website.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Raven untuk meretas database kantor polisi setempat. Raven segera mencari file milik Christine Murphy, mayat seorang wanita yang ditemukan tadi pagi. Kedua mata hijau Raven sibuk membaca tentang laporan kemation Christine Murphy. Setelah selesai membaca, ia segera mencari rekaman CCTV di salah satu lorong kecil di Blanchard, tempat ditemukannya mayat Christine Murphy.

Tetapi rekaman CCTV tidak membuahkan hasil apa-apa. Hanya terlihat Christine Murphy yang sedang merokok di  bawah cahaya lampu jalan dalam lorong itu. Tidak lama kemudian, ia berjalan menuju ke belakang lorong yang gelap gulita, tanpa cahaya lampu sedikit pun yang menyinari bagian itu. Cukup lama Christine Murphy berada dalam tempat yang gelap itu sebelum terdengar suara teriakan. Kemudian tidak terdengar suatu suara pun dan tidak terlihat apa-apa. Ketika hari mulai pagi dan matahari mulai bersinar, barulah terlihat Christine Murphy, terbaring di jalanan lorong kecil itu dengan leher yang patah dan bekas gigitan sepasang taring yang tajam pada lehernya.

THE HUNTERWhere stories live. Discover now