Ugh. Seseorang memukul badanku cukup keras. Entah siapa tapi tidak mungkin ibuku.

"Han Chae Rin kita harus ke sekolah!"

Aku meronta ketika dia memegang kedua kakiku.

"Sebentar lagi!" teriakku sambil berusaha melepaskan kakiku dari genggamannya.

Aku dapat mendengar ia mendengus kesal.

Kali ini dia menarik tanganku, "Ayolah Chaerin!"

Ini pagiku yang sempurna jika Jungkook hanya melempar jendelaku dengan kerikil.

Aku sudah memakai headset dari semalam. Jadi aku tidak akan terganggu dengan lemparan kerikil bodohnya itu.

Tapi ternyata, ia mulai menaiki level yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Masuk ke kamarku.

Usaha yang bagus, Jeon. Batinku.

Aku menghela nafas, "Baiklah, baiklah!"

Aku terduduk diatas tempat tidur. Mencoba untuk mengumpulkan nyawa yang masih belum sadar sepenuhnya.

Aku menengok ke samping, lalu membuang nafas kasar.

Dia bahkan sudah rapih untuk pergi ke sekolah.

"Sana mandi!" usirnya sambil menunjuk kamar mandi dengan dagunya.

Aku beranjak dari tempat tidur lalu dengan malas malasan mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

Dia memang menyebalkan.

Aku bisa mendengar ia menyalakan tape di kamarku lalu memutar salah satu lagu yang ada disana.

Dia bahkan ikut bernyanyi.

🎶I'm in love with you ...🎶

🎶And all these little things ..🎶

Aku tersenyum kecil mendengarnya.

Me too, Jeon.
_______________

Aku menopang dagu karena menunggu Jungkook keluar dari ruang musik.

Manusia itu tidak tahu betapa dalamnya ia akan tenggelam jika sudah memasuki ruang musik.

Bahkan Jungkook bisa lupa dengan sekitarnya.

Aku menengok kearah luar jendela koridor. Langitnya nyaris tak sebiru beberapa hari yang lalu.

Sepertinya akan turun hujan akhir-akhir ini.

Lalu aku menengok ke lapangan. Masih banyak orang disana. Mulai dari yang berolahraga sampai sekedar berbincang saja di pinggir lapangan.

Sepertinya akan lebih seru jika menunggu Jungkook bermain basket daripada menunggunya keluar dari ruang musik.

"Permisi."

Aku menoleh. Seseorang dengan sopannya ingin memulai pembicaraan denganku.

"Eh? Iya?" tanyaku sopan sambil menatapnya dari atas sampai bawah kemudian beralih lagi pada wajahnya.

Memiliki tinggi sekitar 170cm. Postur badan yang proposional dan tegap. Ditambah wajahnya yang tampan. Benar-benar sosok pangeran yang sebenarnya.

"Bisa kau beritahu aku dimana ruang klub bahasa inggris? Aku ingin mendaftar masuk klub itu." ujarnya ramah.

Aku mengernyit, "Kau murid baru?" tanyaku.

Ia mengangguk sambil tersenyum, "Ne. Aku baru masuk hari ini."

[C] 다시 놓기;RESET.Kde žijí příběhy. Začni objevovat