6. Kejadian dan Mimpi Buruk

10.2K 756 61
                                    

Mata Harry sibuk mencari boneka. Sudah hampir satu jam aku berdiri menemaninya mencari boneka yang cocok untuk hadiah ulang tahun temannya. Aku sudah memberikan beberapa pilihan boneka yang kuyakin akan disukai oleh temannya tapi Harry menolak. Ia bilang ia ingin memilih sendiri. Aku heran dengan anak-anak masa kini, apa dia udah mengerti urusan perasaan? Mengapa sepertinya Harry sangat teliti dan berhati-hati memilih kadonya. Tadi juga sebelum berangkat, Harry sibuk memintaku memilih pakaian terbaiknya. Ya Tuhan, umurnya belum genap 5 tahun! Otak siapa yang ia turuni? Kevin? Uh apa aku harus mencuci otak anakku sendiri agar sifat buruk Kevin tidak menurun pada Harry.

Aku melirik jam tanganku. 30 menit lagi acaranya akan dimulai dan Harry masih belum memilih satu boneka pun. "Harry, kauingin datang terlambat atau tidak? Sebentar lagi acara ulang tahunnya di mulai. Belum lagi membungkus kadonya, butuh waktu tidak sebentar," kataku. "tidak kah Harry kasihan pada mommy berdiri dari tadi?" bibirku tersenyum lembut.

Harry mendongak. "Harry pilih ini saja," Harry mengambil boneka panda yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya, kepalanya ia miringkan untuk menatapku. "Maaf mommy, Harry membuat mommy lelah. Nanti sampai di rumah Harry janji akan memijatkan kaki mommy 5 menit."

Aku mengelus dada saat Harry mengambil boneka panda itu. Boneka itu sudah dua kali kutawarkan pada Harry dan Harry menolaknya, sekarang ia malah memilih boneka itu. Kenapa tidak dari tadi Harry sayang? Batinku. Aku pun mengambil boneka itu dari Harry dan mengandeng Harry ke kasir untuk membayar.

"Tapi mommy, 5 menit itu berapa jam?" tanya Harry.

Perempuan yang menjadi kasir tertawa kecil mendengar Harry. Aku juga ikut tertawa. Bagaimana bisa ia mengatakan 5 menit sedangkan Harry tidak tahu artinya? Aku menggeleng. "5 menit hitungannya di bawah setengah jam," jawabku asal. Aku sendiri bingung bagaimana cara menjelaskan pada Harry. "Nanti akan mommy ajarkan."

"Jadi 5 menit itu tidak lama kan? Harry sering mendengar kata 5 menit di film-film," ujarnya dengan tampang polos.

"Harry berniat memijitkan mommy hanya sebentar hum?" bibirku tidak bisa berhenti tersenyum.

"Maaf Mrs, boneka ini ingin diselipkan kartu ucapan?" tawar perempuan itu dengan senyuman ramahnya.

Aku mengalihkan pandanganku padanya dan membalas senyumannya. "Ya. Tolong tulis 'selamat ulang tahun Jessie. Semoga Jessie menyukai boneka ini' pengirim Harry."

"Harrynya pakai tanda hati ya Tante!" seru Harry.

"Tau apa Harry soal tanda Hati? Harry masih kecil," sanggahku.

Harry tersipu malu dan pipinya memerah.

"Terima kasih," ujarku pada sang kasir. "Ayo Harry sayang." aku menggenggam Harry lalu menuju tempat pestanya yang berada di lantai tiga.

Pesta untuk ukuran anak berumur 5 tahun sangat tidak bisa kuduga. Dekorasinya sangat mewah dan aku yakin tidak sedikit uang yang di keluarkan untuk pesta ulang tahun macam ini. Aku tahu orang tua rela melakukan apa pun untuk anaknya, tapi untuk mengadakan pesta semewah ini bukankah akan membuat anaknya manja? Harry langsung bergabung dengan gerombolan teman-teman sebayanya, sedangkan aku bergabung dengan para ibu dari anak-anak yang hadir.

Wajahku memerah saat aku melihat Harry mencium pipi Jesie dan teman-temannya bersorak-mendukung mereka. Beruntung hanya pipi, beruntung. Jika di bibir... aku akan langsung menarik Harry dan membawanya pulang. Sekali lagi, umurnya belum genap 5 tahun! Aku tidak ingin anakku mempunyai pergaulan yang tidak sesuai dengan umurnya.

Aku mengambil sirup merah yang di bawa oleh pelayan. Dalam satu tegukan berhasil kuhabiskan. Tenggorakanku rasanya begitu kering melihat kejadian tadi.

STORM #TDOM2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang