Bab 2 - Let's make a Deal !

58.7K 2.4K 13
                                    

"Tidak. Ini tidak boleh terjadi!" Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Menyetir pada kemudi, sambil terus melajukan mobilku menuju rumahku sendiri. "Aku harus menjelaskan semuanya pada Mama. Aku tidak bisa begitu saja menikah dengan sembarangan orang."

Aku segera keluar dari mobil. Berlari dan langsung masuk ke dalam rumah. "Mama, Mama." Panggilku. Pandanganku mengibas ke sekeliling rumah dan langsung menuju taman belakang, tempat di mana Mama sering menghabiskan waktu di sore hari seperti ini.

"Mama," aku segera memanggil Mama ketika melihatnya sedang menyirami tanaman di sana. Sejenak Mama langsung menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arahku. "Ada apa, Maura. Kenapa kau terus berteriak-teriak seperti itu?" Protes Mama. Ia kemudian meletakkan gayung, lalu berjalan menghampiriku.

"Mama, kita harus bicara mengenai kejadian tadi pagi,"

Mendengar perkataanku, Mama langsung menutup telinganya. Sepertinya, Mama sudah tidak mau mengingat-ingat kejadian memalukan yang terjadi tadi pagi ketika Mama tidak sengaja memergokiku tidur bersama dengan Liam. "Tidak, Maura. Mama tidak ingin membicarakannya lagi. Itu adalah salah satu hal yang berhasil membuat muka Mama tercoreng karena telah salah mendidikmu."

"Mama?!" Teriakku. Aku berusaha agar Mama berhenti memikirkan hal yang tidak-tidak. "Itu tidak seperti yang Mama lihat. Mama telah salah paham dan Mama harus mendengarkan penjelasanku."

Mama tetap menggeleng. "Mama sudah melihat semua, Maura―"

"Tapi Mama tidak mau mendengar penjelasanku." Bantahku. "Mama juga tidak boleh menikahkanku dengan sembarangan orang."

"Dan kau juga seharusnya tidak boleh tidur dengan sembarangan orang." Ucap Mama menimpali.

"Oh God!" Aku mengusap-usap mukaku frustrasi. "Oke, Maura akui kalau malam itu Maura memang mabuk berat. Oleh karena itu Liam berusaha membawaku pulang. Tapi, karena aku muntah dan tidak sengaja mengenai bajuku dan juga baju Liam karena efek alkohol yang benar-benar membuatku pusing, Liam terpaksa melepas bajuku dan bajunya. Just it― tidak lebih." Aku masih berusaha menjelaskan.

Tapi Mama hanya menaikkan bahunya. "Apa kau sedang mencari-cari alasan, Maura?"

"No, Mama, No!" Ucapku membela diri. "Maura bersumpah, yang tadi Maura ceritakan adalah kejadian yang sebenar-benarnya."

Mama mengerutkan dahinya. Menimang-nimang untuk menerima atau tidak alasan yang sedang aku buat. Mama menghela napas panjang sebelum akhirnya menatap ke arahku. "Tidak, Maura. Kali ini kelakuanmu tidak bisa Mama tolerir, dan keputusan menikah adalah hal yang tepat. Dari pada Mama membiarkanmu terjebak dalam pergaulan yang menyesatkan, bukankah keputusan Mama ini jauh lebih tepat?"

"Tidak!" Aku menggeleng-geleng frustrasi. "Oh my God, Mama! Keputusan Mama adalah keputusan yang salah." Aku mencoba menjelaskan lagi.

"Ambil saja baiknya, Maura. Mama lihat kau banyak berubah sekarang. Kau yang selalu menangis, frustrasi, mengurung di dalam kamar, yang setiap hari seperti orang gila karena pernikahan dengan mantan tunanganmu batal, sekarang sudah menjadi Maura yang dulu lagi. Yang selalu ceria, galak dan kembali menjadi sosok dirimu seperti dulu. Bukankah ini berita bagus? Papamu pasti akan senang ketika mendengar anak perempuannya sudah bisa melupakan tentang masa lalunya dan menjalani kehidupan seperti dulu lagi."

"Tapi, Mama. Aku tidak bisa menikah dengan Liam,"

"Kenapa tidak? Yang Mama tahu, Liam anak yang baik. Dia sepertinya juga sayang kepadamu. Terakhir kali dia datang ke rumah, dia mengunjungimu karena begitu khawatir padamu saat kau sedang patah hati dengan mantan tunanganmu itu. Dia datang dan terus mencoba menenangkanmu, memberikan motivasi agar kau bangkit kembali."

Unexpected Relationshit (TAMAT)Where stories live. Discover now