"Nah, makanya gue nggak mau jadi sasaran dedek-dedek gemesnya."

"Kara,"

"Aries,"

"Lo bakal tetep makan siang sama dia. I mean, apa yang bakal terjadi? Lo cuma makan."

"Tapi–"

"Kara, do it for me. Kalau gue nggak bisa macarin dia, daripada dia jatuh ke tangan orang lain, mending sama temen gue. Lagian, siapa tau lo cocok sama dia."

Kara cuma bisa menghela nafas. Yha emang dia bisa apa kalo nyai ageng Aries Daivara dah ngomong gitu? Dia punya 1001 cara buat bikin Kara makan siang sama Dylan nanti.

Huf.

****

Bel istirahat berdering tepat setelah Pak Sony mengucapkan salam untuk mengakhiri pelajaran. Di ujung kanan, Kara kelihatan gelisah. Dia nggak yakin mau ke kantin sama Dylan.

"Ra, buset lo di ajak makan aja kek diajak kawin deh." Katanya.

"Ck, orang gak mau juga."

"Yaaloh Ra, cuma makan doang. Emang Dylan bakal ngapain lo sih?" tanya Aries nggak mengerti. Kara nih, kadang-kadang suka parno sendiri.

Kara mendengus. Tepat sebelum dia mau protes lagi, teriakan histeris Abelle bikin mulutnya terkatup lagi.

"Omaygat omaygat!! Di depan ada Dylan plis hastaga pasti mau nyari gue!!" pekiknya. Aries memutar bola matanya jengah sebelum menarik Kara keluar. "Tuh si Dylan udah di depan." Katanya.

Kara dengan ogah-ogahan berjalan ke depan kelas, dan benar aja. Dylan lagi nyender di tembok dengan tangan dimasukin ke saku celana. Amboi apakah ini masterpiece buatan seniman paling top dunia berdiri dihadapan Kara dan Aries. Gantengnya tiada tara, demi tuhan untuk pertama kalinya Kara sampe cengo ngeliat cowok.

Dylan senyum, kemudian jalan nyamperin Kara. "Gue pikir lo lupa." Katanya.

"Eh? Ya nggak lah."

"Yaudah, yuk?" cowok itu senyum lagi, yang malah berefek buat Aries bukan buat Kara. Kara sih cuma ngangguk, lantas ngikutin langkah panjang cowok itu ke kantin.

"Lo mau pesen apa?"

"Gue makan mie bakso aja." katanya. Setelah berujar, Kara kembali menunduk menatap ponselnya. Dylan mengangguk sebelum akhirnya memesan pesanan mereka. Sepanjang nungguin Mang Asep bikinin bakso pesenan mereka, si Dylan cuma bisa amaze sama kemampuan Kara nyuekin dia.

Gila, baru kali ini seorang Dylan dicuekin cewek, man. Apa pesona seorang Dylan adhyasta udah luntur?

"Tadi lo abis belajar fisika ya?" tanya Dylan.

Kara mendongak, lalu mengangguk pelan. "He-em."

"Yang pitak itu kan?"

"Yoi."

"Oh ya? nyebelin nggak sih gurunya? Abis ini gue pelajaran dia." Kata Dylan. Tangannya menggeser mangkuk yang baru aja dibawain Mang Asep.

"Banget."

Dylan terdiam. Buset, nih cewek bukan cuma cuek luarnya, beneran cuek banget. Tapi kok kalo sama Keano dia kek jinak banget sih?

Dylan berdeham. "Lo emang selalu se jutek ini ya?" tanyanya.

Kara mendongak, mengalihkan pandangan dari baksonya yang sebenernya dari tadi cuma dia udek-udek. "Maaf." Katanya. "I'm not good at making friends." Katanya. "Lo bukan orang pertama yang ngomong kayak gitu."

TinkerbellWhere stories live. Discover now