Chapter 7 - Masa Lalu

150 18 7
                                    

Enjoy and hope you like it.....

Sambil berdiri di kamar tidurnya yang berdinding krem, Yui ragu dengan dirinya sendiri.

Sebagai amante(8) Shuu, ia bisa merasakan kesakitan pria itu, dan betapa Shuu kehilangan salah satu prajurit brotherhood-nya lagi.

Jika mereka memiliki hubungan yang normal, Yui tak perlu bertanya-tanya seperti ini. Ia akan langsung menemui Shuu dan mencoba mengurangi penderitaannya.

Sebab itulah yang dilakukan amante terhadap pasangannya. Tapi ini berbeda.

Melihat jam, biasanya Shuu akan keluar saat malam hari. Jika ingin menemuinya, Yui harus cepat.
Yui ragu-ragu, ia tidak ingin membodohi diri sendiri. Ia tidak akan disambut dengan hangat.

Hubungannya dengan Shuu jauh berbeda dengan vampir berpasangan lainnya.

Shuu, apa sebenarnya yang kau inginkan. Aku kesepian. Batin Yui.

Yui menutup mata lagi saat merasakan penderitaan Shuu. Yui berusaha berkomunikasi dengan Shuu. Yui merasa Shuu berada di mansion Reiji. Sambil menarik napas dalam-dalam, ia mengurai diri.


-----Mansion Reiji-----

Shuu pelan-pelan menetralkan kekuatannya. Disini benar-benar berantakan. Ada ketukan di pintu, dan Shuu merasakan aroma musim semi mengambang di udara. Shuu berusaha menahan diri.

"Apa yang membuatmu datang kemari, Yui?"tanya Shuu tanpa menoleh.

"Saya hanya ingin melihat keadaan anda, My Lord," gumam Yui.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih."

Shuu melamunkan beberapa kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Kematian Reiji dan fakta bahwa Reiji memiliki anak.

Shuu mungkin harus segera menghubungi putri Reiji. Karena masa transisinya sudah semakin dekat. Kemudian shuu harus menghubungi Subaru dan Laito untuk mencari tahu informasi apa yang mereka peroleh dari barang-barang destroyer(10) yang mati itu.

"Pulanglah, Yui," kata Shuu.

Yui menunduk."My Lord, saya dapat merasakan kesa---"

"Aku baik-baik saja."

Yui termangu sebentar. Kemudian menghilang diam-diam.

Lima menit kemudian Shuu memasuki ruang tamu.

"Tenzo?" panggil Shuu.

"Ya, Master?" si pelayan tampak senang karena dipanggil.

"Aku akan pergi sebentar, untuk menyelesaikan beberapa urusan." Kata Shuu.

"Apa anda ingin makan dulu sebelum pergi keluar?" Shuu menggeleng.

"Mungkin saat anda kembali?"suara Tenzo mengecil saat menanyakan hal ini.

Shuu mengela napas sebentar.

"Baiklah. Terima kasih."

Pundak pelayan tampak lebih tegak.

Ya Tuhan, Tenzo kelihatan tersenyum, batin Shuu.

"Saya akan memasak daging sapi untuk anda, Master. Anda ingin dimasak seperti apa?"

"Setengah matang. Terima kasih."

"Dan saya akan mencucikan pakaian anda. Apakah saya perlu memesankan beberapa pakaian untuk anda , Master?"

"Jangan---" Shuu segera menutup mulut. "Tentu. Ide bagus. Bisakah kau memesankan beberapa kemeja untukku? Hitam? Ukuran XL?"

"Dengan senang hati, Master."

Mysterious LoversWhere stories live. Discover now