#7

4.5K 973 161
                                    

Hari ini tidak secerah kemarin. Barisan air dari langit turun sejak pagi, menciptakan hawa dingin dan menebar aroma petrichor. Sekolah diliburkan hari ini. Aku tidak tahu alasan pastinya, namun itu berhubungan dengan kematian Kim Taehyung. Bagaimanapun, kejadian itu membuat geger seisi sekolah. Mungkin karena itu pihak sekolah memilih untuk meliburkan siswanya, entah sampai kapan.

Seharian aku diam di rumah, menatap hujan lewat jendela, berpikir dan terus berpikir. Aku tak dapat menyangkal kalau kepalaku masih tidak berhenti berpikir akan apa penyebab kematian Hoseok dan Taehyung. Dan lagi, Jeon Jungkook benar-benar pergi. Untuk pertama kalinya, aku berharap ia ada di sini. Dengan kekuatan hantunya, ia pasti bisa menguak misteri ini.

Kualihkan pandanganku ke arah jam dinding. 05:12 pm.

Aku lalu beranjak dari dudukku. Kusambar jaket parka cokelatku dan sebuah topi lantas mengenakannya. Aku menyempatkan diriku untuk bercermin, melihat penampilanku sejenak. Setelah merasa cukup, aku mengambil sebuah payung lalu berjalan keluar rumah. Aku akan pergi ke rumah Oh Hani.

*

Sebuah mobil terparkir di depan rumah Hani. Kakiku mendadak terhenti dan mundur beberapa langkah begitu melihat Kim Seokjin duduk di jok pengemudi. Ponselnya ia tempelkan di telinga namun kemudian ia jauhkan lagi. Dilihat layarnya sejenak, menekan-nekannya, lalu kembali menempelkannya di telinga. Ia tampak sedang berusaha menghubungi seseorang.

Seokjin melakukan itu hampir lima kali dan aku memperhatikannya dari jauh. Ia tampak kesal kemudian membuka pintu mobilnya, keluar. Dengan sedikit berlari sambil menundukkan kepalanya, menghindari hujan, ia masuk ke rumah Hani.

Dahiku terkerut. Dari pakaian yang ia kenakan -serba hitam, aku dapat menebak ia baru saja dari pemakaman Taehyung. Tapi, apa yang sekarang ia lakukan di rumah Hani?

Aku baru maju selangkah, memutuskan untuk masuk ke rumah Hani sebelum ia melakukan sesuatu pada gadis itu. Namun langkahku kembali terhenti ketika pintu rumah itu terbuka. Seokjin keluar, kemudian diikuti Hani dan Namjoon.

Dengan cepat aku mundur dan menyembunyikan diriku di balik pohon besar yang ada di sana, memastikan bahwa mereka tidak akan melihatku. Namjoon dan Hani juga mengenakan pakaian berwarna hitam, menandakan bahwa mereka juga pergi ke pemakaman. Seokjin buru-buru masuk ke dalam mobil dan duduk di jok pengemudi lagi. Namjoon mengambil tempat di sebelahnya, sedangkan Hani di jok belakang.

Brrmm! Mobil itu melesat pergi.

Aku mengambil ponselku dan mulai mengetik pesan. Setelah menghela napas tegang, aku akhirnya mengirimnya.

Beberapa saat kemudian, ponselku bergetar. Sebuah pesan tertera di layarnya. Aku membukanya dengan was-was.

From: Oh Hani [+82212041994]
Kau di rumahku?! Apa kau yakin Namjoon tidak melihatmu?
Kami akan pergi ke sekolah, aku tidak tahu untuk apa.

Dahiku terkerut setelah membacanya. Ke sekolah? Untuk apa? Ponselku kembali bergetar. Sebuah pesan masuk lagi.

From: Oh Hani [+82212041994]
Seokjin mengatakan Jimin ingin kita menemuinya di sana.
Pulanglah, Yoongi. Aku akan baik-baik saja.

Aku mendecakkan lidah. Entah apa rencana mereka, perasaanku benar-benar tidak enak. Alih-alih mengindahkan perintah Hani untuk pulang, aku justru berlari dan memanggil taksi.

*

Seperti dugaanku, gerbang sekolah ditutup. Tidak ada kegiatan pembelajaran hari ini dan aku yakin tidak ada orang di dalamnya. Mobil Seokjin, yang kosong, terparkir tidak jauh dari gerbang, membuatku yakin mereka sudah masuk ke dalam sekolah.

killedWhere stories live. Discover now