Complicated→9 : HAHA, UPS.

Start from the beginning
                                    

"Dihhhh, jutek amat sih,"

"Hm."

Gabi menghela nafasnya lalu ikut duduk di sebelah Nath.

"Mainin lagu dong Nath, gue pengen nyanyi nih," usul Gabi.

Nath tampak berpikir sejenak, lalu mulai memetik senar gitarnya.

"Lagunya Sheryl yang kedua kalinya ya?" tanya Gabi dan Nath mengangguk.

"Gue nyanyi yah," ujar Gabi dan Nath kembali mengangguk.

Sudah
Lamaku dan dia berpisah
Rupanya
Hati masih saja terluka

Ku memilih untuk sendiri
Hanya bisa berharap
Tak terulang lagi

Jatuh hatiku yang pertama
Sempat buat ku kecewa
Dan meragukan jatuh cinta

Sementara ku akan terlepas
Dari hubungan asmara
Ku belum siap terjatuh
Untuk kedua kalinya

Sudah sudahlah
Ku yakinkan ragaku
Kau sebatas kenangan
Dari aku yang dulu

Ku memilih untuk sendiri
Berupaya tak mengingat dia lagi

Jatuh hatiku yang pertama
Sempat buat ku kecewa
Dan meragukan jatuh cinta

Sementara ku akan terlepas
Dari hubungan asmara
Ku belum siap terjatuh
Untuk kedua kalinya

Aku tak mau disakiti
Percuma hatiku berani
Aku tak mau disakiti
Dan terjatuh untuk kedua kalinya
Untuk kedua kalinya
Untuk kedua kalinya

"Emang lo pernah jatuh cinta, Nath?" tanya Gabi saat Nath sudah selesai memainkan lagu.

"Hm." jawab Nath.

Tangannya masih setia menari diatas senar gitar kesayangannya itu.

"Sama siapa?" tanya Gabi lagi.

Nath tidak langsung menjawab. Ia tampak berpikir sambil tetap memetik pelan senar gitarnya.

"S-" perkataan Nath di cekal oleh seseorang yang tiba-tiba saja masuk.

"NATH LO DI CARIIN MR. KIM NGELATIH ANAK BARU! GECE!" teriak Dodit lalu melemparkan tas berisi pakaian basket Nath dan sepatu.

Nath menghela nafas beratnya lalu meletakkan gitarnya dan memungut tas yang di lemparkan Dodit.

"Merem." ucap Nath kepada Gabi.

Gabi menutup matanya dengan telapak tangannya sedangkan Nath lari kepojokan mengganti pakaiannya.

Tak berapa lama, Nath sudah selesai dengan pakaian basketnya.

"Dah." ucap Nath lagi lalu memasukan seragam kotak-kotak nya ke dalam tas.

"Sepatu lo ganti bego, nanti di jitak mr. Kim," saran Dodit yang lebih seperti peringatan.

"Siapa dia jitak-jitak gue." jawab Nath santai.

Sebenarnya sepatu Nath bisa di pakai untuk bermain basket, hanya saja itu sepatu lari, bukan sepatu basket. Dan peraturan mr. Kim adalah setiap anak wajib mengenakan sepatu basket saat ekskul basket.

"Emang lo ga ikutan seleksi, Nath?" tanya Gabi heran.

"Helaaaw, Nath ikut seleksi kasian anak baru gak kepilih nanti. Nath mah gabutuh seleksi juga udah pasti masuk, orang dia kaptennya," jawab Dodit mewakili Nath.

"Hm." timbrung Nath.

🏀🏀🏀

Nath dan Dodit berjalan kearah Karen yang sedang duduk di pinggir lapangan bersama opa.

Nath mendekati Karen, lalu memberikan gitar hitamnya ke pelukan Karen.

"Pegangin." ujar Nath

"Ini juga." ujar Nath lagi menaruh tasnya di pangkuan Karen.

Karen menerima barang-barang Nath, lalu memeluk gitar Nath, bersiap memainkannya.

"Mainin gitarnya boleh ga?" tanya Karen yang di angguki Nath.

"Kalo pinjem sepatunya?" tanya Karen lagi.

"Buat apa." tanya Nath balik.

"Mau pake aja, siapatau gue langsung jago nge dunk," jawab Karen dengan cengiran di wajahnya.

"Hm." jawab Nath lalu berlari secepat kilat kearah barisan anak-anak baru yang akan di bimbingnya.

Gabi sudah pulang bersama Nadine sedangkan Keisha sedang bermain bentengan di lapangan belakang bersama teman-teman lain.

Karen sangat ingin ikut bermain dengan Keisha, tapi kondisi menghalanginya.

"Opa waktu muda juga jago basket kayak Nath," ujar opa memperhatikan Nath yang sedang memperagakan cara mengeshoot three point.

"Coba opa main, biar aku percaya," usul Karen.

"Kamu mau opa encok gara-gara main basket, hah?" tanya opa dengan raut wajah di buat-buat.

Sedangkan Karen, ia hanya nyengir kearah opanya lalu kembali memperhatikan Nath dan Dodit yang sekarang sedang melatih pemain basket putri.

Sementara di lapangan sana, Nath sedang melatih anak-anak perempuan baru sambil mendengarkan curhatan Dodit.

Dan tiba-tiba saja, sebuah bola basket mengenai kepala Dodit yang sedang asik bercerita dengan Nath.

"WOY SIAPA NIH YANG NGELEMPAR BOLA? RING NYA DI SONO BUKAN SINI!" teriak Dodit membuat satu lapangan tiba-tiba saja diam.

Terlebih lagi anak-anak perempuan yang sedang berbaris di depannya. Mereka melihat Dodit dengan tampang takut, seolah-olah Dodit adalah guru killer.

"Dodit maaaaff!! Gue gak sengaja ngelempar bola ke arah lo, padahal tadi mr. Kim minta bolanya, pas gue lemparin malah kena kepala lo.." lirih Karen berlari ke arah Dodit.

"Ih makanya liat-liat. Udah duduk sana, lo udah ngos-ngos an gitu, jangan lasak!" usir Dodit.

Mata Karen berkaca-kaca mendengar usiran halus Dodit. Baginya, Dodit marah maka dari itu dia di usir. Padahal yang di maksud Dodit adalah supaya Karen nggak cape lagi.

"Kan udah minta maaf.." lirih Karen.

Dodit menatap mata Karen, lalu memegang pundak Karen.

"Iya gue maafin. Tapi kalo lo gak duduk istirahat di situ, gue marah lagi." ucap Dodit terkesan tegas tapi lembut dan Karen menurut.

Keadaan menjadi seperti semula, ramai dan bola melantur kesana-sini. Membuat Dodit mewanti-wanti jika saja ada lagi bola yang menimpuk kepalanya.

"Lo suka sama Karen." tanya Nath di tengah-tengah keramaian.

"Ngomong sama plastik teh sisri?" tanya Dodit balik.

"Lo lah pao." jawab Nath.

"Oh. Kalo iya emang kenapa? Lo ga restuin? HAHA, UPS." jawab Dodit dengan tawa gila nya lalu berlari merebut bola di tangan Rama.

Sedangkan Kenny bergeser kearah Nath, memasang tampang cengo mereka kearah Dodit yang berlari kegirangan.

Entah karena apa.

👻👻👻

HAYO DODIT KENAPA??
WKWKW MAAF YA KALO GAJE.
NEXT PART OK? 😉

-griertoast.

Complicated [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now