05-Pulang Bersama

Start from the beginning
                                    

Saat sudah didepan UKS, iqbaal terdiam, mendengar suara cewek yang sedang telfonan.

"Iya kak, iya gak apa kok" itu (namakamu), dia lagi telfon-an sama bang ari. Bang ari tadi katanya syok banget trus sampai mau manggilin dokter bedah supaya memeriksa keadaan (namakamu). Tapi, tentu saja (namakamu) melarangnya.

"Bang, masa iya gue pulang sendiri, lo kan tau gue abis pingsan, ih nyebelin!" (namakamu) merengek diatas kasur pasien.

"Yaudah, gue naik angkot! Bhay!" (namakamu) berteriak lalu mematikan ponselnya. Abangnya itu memang tidak punya hati.

Ceklek!

Pintu UKS terbuka bersamaan dengan munculnya wajah tampan milik Iqbaal. (namakamu) terdiam. Biasanya kalau sudah melihat hidung Iqbaal saja, (namakamu) pasti langsung memuji-muji Iqbaal.

Namun kini? (namakamu) malah ketakutan gak jelas. (namakamu) langsung duduk di kasur pasien trus nurunin rok nya yang tadi agak tinggi.

Keheningan melanda mereka berdua. Iqbaal cuma berdiri diujung ranjang pasien dengan wajah datar, sedangkan (namakamu) gerak gerak risih.

Baiklah. Dari pada tidak ada yang memulai percakapan, lebih baik (namakamu) mengalah.

"Kakak ngapain kesini?" Tanya (namakamu) dengan wajah sok polosnya.

Iqbaal tak membalas ucapan (namakamu), "Lo pulang bareng gue aja" ucapan Iqbaal datar. Tak ada intonasi, hanya artikulasi yang jelas.

(namakamu) sendiri bingung, itu ajakan, paksaan, candaan, atau cuma ngomong doang?

"Eh, gausah kak, sa--saya bisa pulang naik angkot kok" jawab (namakamu) gelagapan. Sebenarnya (namakamu) pengen banget pulang sama iqbaal.

Astagaaaa, kapan lagi pulang sama cogan? Populer? Pintar lagi! (namakamu) berharap ia bisa menarik ucapannya tadi. Tapi tidak mungkin kan?

'Tenang (Nam..), pasti kak Iqbaal bakalan maksain lo buat pulang bareng' (namakamu) membatin.

"Yaudah," jawab iqbaal. Singkat tapi cukup membuat (namakamu) kecewa. (namakamu) hampir lupa kalau iqbaal ini orangnya gak romantis.

"Gue balik, lo istirahat aja" ujar Iqbaal dan (namakamu) mengangguk lemah. Berkali kali ia merutuki dirinya agar tidak mengucapkan itu.

Padahal, jika ia menerima ajakan Iqbaal tadi, ia akan persis seperti 'Nathan dan salma'. Tapi itu hanya akan jadi mimpi belaka.

Iqbaal berhenti sejenak di meja resepsionis, meskipun hanya UKS, tapi UKS versi lengkap. Ia mencari tanggal hari ini.

Berlanjut mencari pasien UKS hari ini, dan matanya berhenti di nama gadis yang sudah ia buat takut dan pingsan.

(namakamu) Defuna Daniar. Kelas X ipa-4.

Setelah itu Iqbaal keluar sambil mengingat dengan jelas sedikit biodata dari (namakamu) tadi. Entah karena apa?

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 5 detik yang lalu. Seluruh murid SMA Bumi Putra langsung berhamburan keluar kelas.

Ada yang masih nongkrong, ada yang dijemput, ada yang pulang sendiri pake kendaraannya, bahkan ada yang masi rajin buat pergi bimble.

Salah satu anak yang masi nongkrong di halte sekolah itu ya geng Iqbaal. Fari asyik merokok, begitupun iqbaal, sedangkan nata berusaha keras untuk menahan diri dari godaan rokok yang terkutuk.

Mata Fari terhenti di Adek kelas yang memiliki wajah cukup cantik gak lupa unyu.

"Baal, anterin gih, kasian tuh pulang naik angkot" suruh Fari pada Iqbaal, iqbaal menatap kearah pandang Fari.

Itu, (namakamu).

Iqbaal menggeleng, "males, biarin sana dia naik angkot" jawab iqbaal enteng. Kayak gak ada cobaan.

Nata yang mendengar itu kaget, emang sih iqbaal gak peduli peduli banget sama cewek, tapi gak gitu juga. Jelas jelas itu Adek kelas yang udah Iqbaal bikin pingsan.

"Yaolo baal, si Dina gak bakalan liat kok, kalo liat pun, pasti dina ngerti" ujar fari santai.

Mendengar nama dina, wajah iqbaal jadi tak berekspresi. Datar lagi. Dan....susah ditebak.

Melihat tak ada pergerakan dari Iqbaal, nata berdiri sambil ngeluarin kunci motor nya, tak lupa ngambil helm nya juga.

"Cepet banget pulangnya, kemana nat" Iqbaal bertanya. Sepertinya Iqbaal hobby bertanya tanpa ada intonasi.

"Nganterin Adek itu dong, lumayan, cantik juga" kata Nata sambil cengengesan. Iqbaal menaikkan satu alisnya.

"Udah, gue aja" seru Iqbaal. Lalu tanpa persetujuan nata, iqbaal ninggalin kedua temannya itu.

Nata menatap Fari, "Kayaknya dina bakalan dapet saingan nih" Fari mengangguk. Meskipun mereka berdua tau, kisah Iqbaal dan dina sudah lama dikubur dalam dalam.

Tapi, sepertinya tahun ini kejadian itu akan terbuka, lagi.

Iqbaal memberhentikan motornya tepat didepan (namakamu). (namakamu) terperanjat kaget, tapi masih bisa mengontrol wajahnya.

"Pulang sama gue" suruh Iqbaal santai. Hampir seluruh siswi di sini menatap iqbaal dan (namakamu) tak percaya.

Sebagian memberikan tatapan iri, sebagian memberikan tatapan 'so sweet'

(namakamu) bersusah payah agar tidak teriak teriak sana sini. Biasanya sih begitu, kalau sudah bahagia, ia akan teriak dengan suara melengking nya.

Beberapa detik kemudian, tanpa sepatah kata apapun, (namakamu) menaiki motor Iqbaal lalu mereka pulang bersama.

(namakamu) merasa menjadi salma

Dan, iqbaal yang entah kenapa deg-deg-an sendiri.

****

Wah, Chainsmokers udah sampe part 5 aja nih.

Sejauh ini gimana pendapat kalian?

Jangan lupa vote sama comment ya!

Chainsmokers (Unfinished)Where stories live. Discover now