05-Pulang Bersama

6.7K 811 61
                                    

Iqbaal masih memikirkan bagaimana keadaan cewek tadi. Cewek yang udah ia bikin Ketakutan kayak mayat hidup, trus pingsan. Dan hal itu terjadi di kantin yang lagi rame banget.

Padahal baru kemarin dia bilang kalau nonjokin cewek itu gak laki. Tapi sekarang, dia malah hampir bikin cewek babak belur.
Sanking serius memikirkan hal itu, iqbaal jadi tidak sadar kalau Pak Adrian dari tadi sudah memanggil dia untuk mengerjakan soal kedepan.

"Iqbaal! Oy baal!" Fari memanggil dengan nada berbisik karena kelas sedang hening sekarang. Mungkin karena Pak Adrian sudah menatap iqbaal dengan tatapan tajam mungkin.

"Pler! Ya ampun, telinga lo kesumbat apaan?" Kali ini nata ikut-ikutan manggil Iqbaal.

Iqbaal tetep aja diam. Mikirin gimana cewek itu sekarang.

"IQBAAL!"

Bagaikan ditubruk duren runtuh, iqbaal kaget, serius ga bohong. Iqbaal malah ngelus dadanya. Setelah tau apa penyebab bapak yang umurnya berkepala enam itu teriak, iqbaal nyenyir kayak kuda lumping

Nata sama Fari cuma bisa cekikikan gak jelas ngeliat Iqbaal begitu. 'Ternyata seorang Chainsmokers bisa kaget dengan wajah yang gemesin juga' begitu bisik nata pada Fari, dan Fari menyetujuinya.

"Kenapa pak?" Iqbaal bertanya dengan nada sopan. Sama guru harus sopan, kalau sama musuh ya hantam aja.

"Kamu itu, ya! Saya udah panggil kamu dari tadi, tapi kamu gak ngeladenin saya! Kamu kira saya apa? Butiran debu?"

Sebenarnya sih Iqbaal udah menunduk takut pas pak Adrian ngomelin dia, tapi saat pertanyaan terakhir itu keluar, sontak satu kelas tertawa terbahak bahak.

Nata saja matanya sampai hilang, dan Fari ngetuk-ngetuk meja gak jelas.

Tanpa anak jelas XII ipa-binaan ketahui, pak Adrian juga ikutan ketawa, tapi sebentar doang.

"Yasudah, kamu Iqbaal, kerjakan soal ini kedepan"

Iqbaal menurut saja. Dengan lihai tangan Iqbaal mengisi soal yang Harusnya paling lama selesai dalam waktu 5 menit itu. Sesekali tangan Iqbaal menghitung hitung, entah apa yang ia hitung membuat nata pusing tujuh keliling.

Sudah dua menit lewat, pak Adrian masih celingak celinguk ngeliat isian Iqbaal dari atas. Jangan kalian kira Iqbaal itu pe'a, berandal-berandal gitu, otak Iqbaal juga cair.

"Udah, pak!" Seru Iqbaal semangat, pak Adrian tersenyum puas. Perlahan tapi pasti pak Adrian mengangil kapur dari tangan Iqbaal.

"Sekarang kamu mau apa, saya bolehin" ujar pak Adrian, iqbaal tersenyum, memikirkan apa yang kali ini akan dia lakukan.

Dia melihat kearah Nata dan Fari yang udah ngode dia.

"Boleh ngerokok!" Itu saran Fari

"Boleh makan di kelas!" Itu saran nata.

"Saya mau permisi ke ruang UKS pak, soalnya tadi ada adik kelas yang udah saya bikin pingsan, gak apa-apa kan pak?" Tanya iqbaal santai. Pak Adrian mengangguk dan membiarkan Iqbaal pergi.

Sebelumnya, iqbaal sempat mengejek Fari dan Nata yang pura pura ngambek.

Iqbaal melangkahkan kakinya di koridor khusus kelas X ipa. Ia merutuki dirinya sendiri, ia tidak tau siapa cewek itu dan dimana kelasnya.

"Ck!, nyusahin banget sih" rutuk Iqbaal pelan. Meskipun yang diucapkannya tadi tidak sesuai dengan keadaaan hatinya.

Tidak ingin ambil pusing. Iqbaal lebih memilih ke UKS langsung. Siapa tau cewek itu gak bangun bangun dari pingsan nya.

Chainsmokers (Unfinished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang