PART 1

2K 49 3
                                    


Bismillah...

الأرواحُ جنودٌ مجنَّدةٌ فما تعارفَ منها ائتلفَ وما تَناكرَ منها اختَلفَ

"Ruh-ruh itu adalah tentara-tentara yan kompak dan tersusun rapi. Beberapa ruh yan merasa cocok akan terjali erat dan ruh yang tidak cocok satu sama lain akan saling menjauhi" ( HR Muslim 2638/159, HR Bukhari 3336).

☆☆☆

Jalal memandangi surat undangan di tangannya. Hatinya terasa hancur, diremas-remas hingga tak berbentuk lagi.
Rahangnya mengeras, giginya menggeletuk.
Pikirannya melayang jauh saat dia masih menjalin kasih dengan seorang wanita cantik yang sekarang mengirimkan surat undangan di tangannya.
Setitik air mata menitik di sudut matanya. Lalu ia kembali tenggelam dalam lamunan saat terakhir kekasihnya memberi keputusan perpisahan mereka.

Flashback..

"Jalal, maafkan aku..orangtuaku memaksaku bertunangan dengan putra sahabatnya. Sebagai anak yang berbakti, aku tak bisa menolak..", ucap Jodha sambil menunduk, tak berani menatap wajah kekasihnya.

Padahal saat itu Jalal hendak memberi kejutan indah kepada kekasihnya untuk merayakan hari ulang tahun yang ke 25. Tapi semangat dan senyumannya langsung padam berganti mendung dan air mata yang mengembang di pelupuk matanya.

"Lalu..bagaimana denganku Jodha...dengan kita ? ", ucapnya lirih, tangannya berusaha menggapai jemari kekasihnya di atas meja di sudut cafetaria di sebuah rumah sakit tempat Jodha bekerja.

"Kita...tak bisa meneruskan hubungan ini Jalal...",bisiknya lirih.

"Maksudmu ? "

"Kita putus ! "

DEG !

Hati Jalal terasa di hunjam sebuah benda tajam yang langsung menembus ke jantungnya.

"Bye Jalal...",ucap Jodha sambil berlalu. Meninggalkan Jalal yang masih terpaku dan tak percaya dengan apa yang terjadi.

Setelah beberapa saat ia baru paham dan segera mengejar Jodha yang menuju ke arah lift khusus karyawan Rumah Sakit dan melihat gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik sapu tangannya.

Menangis terisak.

Flash back end...

Lamunan Jalal terusik dengan suara serak di sampingnya.

"Itu undangan darinya bukan ? "

Jalal menoleh..ia mengangguk lemah.

"Sepertinya ia sudah mantap dengan keputusannya Jalal."

Jalal membisu, menyadari kemungkinan kebenaran perkataan sahabatnya Abdul Hasan. Seorang manager hotel kepercayaannya yang sering menjadi tempatnya curhat.

Lamat-lamat ia mendengar alunan lagu yang terasa pas mengiringi kepedihan hatinya.

Surat undanganmu..
Pertunangan itu ...kugenggam erat di tanganku..
Hanya doa restu yang kupersembahkan..
Semoga engkau bahagia...

Sendiri lagi...
Seperti dahulu...
Tanpa dirimu...disisiku...

Sendiri lagi...
Seperti dahulu...
Tanpa dirimu...disisiku...



***


Di sebuah rumah mewah terselenggara sebuah acara pertunangan antara Jodha Alifia dan Surya Raihan.
Mereka berdua di dampingi oleh kedua orang tuanya.

Tampak sepasang mata melihat acara tukar cincin yang cukup kidmat itu dengan mata sembab dan hati remuk.

Tak sanggup melihat lebih lama, pria itu memutuskan untuk meninggalkan acara setelah sebelumnya pandangannya bertabrakan dengan mata indah milik mantan kekasih yang rupanya sedang mencari-cari keberadaannya.

Bye....seutas kata terucap lirih di bibir mungil itu.

Jalal tak sanggup lagi. Ia bergegas pergi ke mobil dan menangis di atas stir sambil menggenggamnya kuat-kuat.

***

Jalal Pov

Aku mendatangi tempat acara pertunangan mantan kekasihku dengan hati ragu. Abdul sudah memperingatkanku sebelumnya karena aku pasti tak kan kuat melihat pemandangan di sana. Tapi aku yang masih penasaran mencoba tabah dan terus berjalan menuju ke tempat acara.

Acara itu rupanya di hadiri oleh undangan khusus dan keluarga. Jodha terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya putih dan rambut di tutup hijab dengan tatanan modern.

Sesaat kemudian tunangannya datang dengan berpakaian jas putih rapi. Ku akui pria itu cukup tampan dan tinggi tegap. Surya Raihan, itu yang kubaca di undanganku.
Dia rupanya seorang bisnisman sama sepertiku tapi hanya kecil kecilan.

Soal wajah dan penampilan, aku menang. Aku lebih tampan rupawan. Bisniskupun kelas tinggi. Aku punya beberapa hotel di bawah namaku DEVANO'S GROUP.

Tapi rupanya itupun tak cukup untuk gadisku. Aku terlambat untuk membawa dirinya lebih cepat ke pelaminan.

Bodohnya aku...runtukku tak henti.

Sekarang aku harus melihat pemandangan menyakitkan di depanku. Orang yang kukasihi akan merajut pertunangan dengan pria lain karena paksaan orang tuanya.

Oh Tuhan...kuatkanlah aku..
Harusnya aku yang bertunangan dengannya.
Bukan lelaki itu..
Dia milikku...hanya milikku..

Acara berlanjut dengan tukar cincin kedua insan dan diakhiri dengan lantunan doa-doa dari seorang pemuka agama.

Mataku sempat berbenturan dengan mata indahnya.
Tersirat kepedihan disana.

Ya Tuhan...aku tak sanggup lagi...

Hatiku terasa lebih remuk.

Andai ia bahagia, aku rela melepasnya.

Sinar mata indah itu menyimpan kepedihan yang sama, ia terlihat tak berdaya.

Seutas kalimat kecil terucap dibiibirnya yang aku yakin itu untukku..

Bye....

Hatiku hancur, aku tak sanggup melihatnya lebih lama.
Akupun bergegas menuju ke tempat parkir dan masuk ke mobilku.

Aku menarik nafas dalam-dalam untuk mengusir rasa sesak yang menghimpit di dada. Tapi rasanya itu tak cukup. Terbayang saat mereka bertukar cincin dan saling melempar senyum, akupun menangis di atas stir mobil yang kugenggam begitu erat.

Ya Allah..apakah aku tak cukup baik untuknya ? Tanyaku dalam tangis.

Entah butuh berapa lama luka ini akan sembuh...aku tak tahu.

Jalal pov end...


Tbc....

Voment friends...

MENGGAPAI TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang