"INFINITY" | PART 32

1.3K 142 58
                                    

***

Author's POV.

"Ssshh.." lirih Louis menahan rasa perih dikakinya saat kamu mencoba mengobati lukanya dengan antiseptik.

Refleks kamu menjauhkan kapas berisi antiseptik dari lukanya, "m-maaf, aku tak sengaja."

Louis menggeleng, "ugh, tidak. Aku saja yang seperti anak kecil, luka begini saja sudah tak tahan." Ujarnya sambil tersenyum lemah.

Kamu ikut tersenyum sambil mengambil perban untuk membungkus luka Louis, "kau memang dokter yang payah."

Louis tertawa kecil.

"Okay, sudah selesai." Kamu meletakkan kotak P3K dimeja, "Ohya, kau sudah makan malam?"

Louis menggeleng.

Kamupun beranjak dari sofa dan mengulurkan tangan kearah Louis yang masih terduduk.

Sejenak Louis menatapmu dengan tatapan penuh tanda tanya, "Ayolah, aku akan membuatkanmu makan malam." Jawabmu.

Akhirnya Louis menerima uluran tanganmu dan dengan hati-hati kamu menggiringnya menuju ruang makan.

"Baiklah, Dokter. Kau mau makan apa malam ini?" tanyamu yang disambut tawa kecil oleh Louis.

"What about pasta?" pintanya. Kamu mengangguk sambil tersenyum, "sure."

Kamupun berjalan menuju kitchen set dan mulai meracik beberapa bumbu untuk masakanmu sementara Louis memperhatikanmu dari arah meja makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamupun berjalan menuju kitchen set dan mulai meracik beberapa bumbu untuk masakanmu sementara Louis memperhatikanmu dari arah meja makan.

"Wise men say only fools rush in.."

"..but I can't help falling in love with you."

Tiba-tiba saja lantunan nada indah dari Elvis Presley memenuhi seisi ruangan, dengan refleks kamu berbalik menghadap Louis yang ternyata sudah berada disamping meja kecil disudut ruang makan.

Tangannya sibuk mengotak-atik pemutar piringan hitam milik Dad yang dulu sering mengiringi acara makan malammu bersama keluarga.

"Can't help falling in love, huh?" tanyamu memastikan judul lagu yang diputar Louis.

Seketika Louis berbalik kearahmu yang ternyata sudah menatapnya dari arah kitchen set, sejenak ia mengangguk. "Kau mempunyai koleksi yang cukup lengkap tentang Elvis." Ujarnya sambil memperhatikan tumpukan piringan hitam disamping turntable.

"Bukan koleksiku, itu koleksi Dad." Ujarmu membenarkan.

"Ugh, iya. Itu maksudku."

Kamupun kembali beralih kearah fettuccine yang nyaris matang.

"Shall I stay would it be a sin.." dengan refleks kamu ikut bernyanyi sambil mengaduk alfredo sauce didalam pan.

"INFINITY" [N.H]Where stories live. Discover now