lucky (beruntung)

33 5 0
                                    

5.
Jason Mraz ft. Colbie Caillat - Lucky

.

Siang itu Moke melirik pelan ke kanan, memperhatikan bagaimana Kokone sesekali mengangguk-angguk kecil dan mencoret random buku tulisnya tanpa memberi perhatian pada guru yang sedang bicara di depan.

Lantas ketika sadar kehadirah seutas earphone diam-diam menggantung dari telinga Kokone, tersambung sampai ponselnya di laci bangku, ia tertawa sambil segera mencabut yang di sebelah kiri hingga Kokone menoleh cepat.

"Sedang malas belajar," seolah dapat menerka pertanyaan yang ingin dilontar si lelaki di sisi kanan, Kokone membisikkan kalimat deklaratif. Ia menutup buku, bolpoinnya diletakkan sembarangan, kemudian menopang dagu.

Moke membuang napas. "Sama," katanya pelan, "aku ingin tidur."

"Itu berbeda."

"Sama."

Giliran Kokone yang membuang napas. Tampaknya perdebatan kurang penting seperti ini tidak perlu dilanjutkan, takut-takut suara mereka meninggi, kemudian menarik perhatian kawan-kawan lain atau bahkan guru mereka.

"Lagu apa?"

Kokone memutar kepala lagi ke kiri, dahinya yang sedikit berkerut selama beberapa sekon memberi tanda bahwa ia sedang mencerna apa yang Moke katakan. "Mau dengar?" alih-alih menjawab, Kokone lebih suka menawarkan, tangannya menyodorkan satu pasang earphone bagian kiri yang tadi Moke lepaskan secara paksa.

Isyarat berupa gelengan menjadi respons dari tawaran gadis itu. Moke menunduk, mencari sebuah benda dari dalam tas di sisi meja. Kokone mencoba untuk tidak peduli, tapi ada bunga berkelopak ungu di genggaman kedua tangan ketika Moke kembali duduk tegap.

"Dapat dari mana?" tanya Kokone mendadak, membuat Moke sempat berpikir kalau gadis itu diam-diam memperhatikan gerak-geriknya dari samping. "Itu bunga apa?" untuk kedua kali, Kokone bertanya.

Moke tidak tertarik memberi jawaban pada pertanyaan kedua sebab barangkali ia sendiri tidak tahu jawabannya. Maka, sambil mengurai-urai sekitar belasan kelopak tersebut dari tangkainya, Moke berkata, "Dari tempat yang memiliki kekuatan gravitasi 9,86 meter per sekon," lalu ia berdesis-desis menahan tawa.

"Terserah."

Melihat pipi Kokone yang sedikit menggembung dari biasanya, Moke berinisiatif mengambil kumpulan kelopak yang sudah terurai dari atas meja, menaburinya pada puncak kepala gadis di sebelah kanan-lagi-lagi Moke hanya membuang tawa kecil tanpa mengucapkan apapun yang dapat menenangkan Kokone.

-0-

as sweet as sweetsWhere stories live. Discover now