h

3.9K 346 19
                                    

Ahra mulai menyeret kakinya malas. Ia lelah, membangunkan tuan-tuannya ternyata membuatnya merasakan berbagai macam hal. 

Mulai dari gugup, malu, berani dan lain-lain. Tapi bukan itu yang membuatnya lelah, tapi sikap yang tidak terduga dari tuannyalah yang membuatnya lelah.

Sekali lagi, Ahra menghela ketika pintu kamar Sehun tidak terbuka atau bergerak menunjukkan batang hidung tuannya yang satu ini. Ahra pun membuka pintu kamar Sehun tanpa masuk ke dalamnya. Dari ambang pintu dia memanggil pelan tuannya itu.

"Tuan... Anda harus bangun."

Gelap, kamar Sehun sangat gelap. Ahra berusaha mencari sakelar lampu yang biasanya ada di samping pintu tapi setelah tangannya merayap di dinding, ia tidak menemukan tombol yang biasa digunakan untuk menyalakan lampu tersebut.

Sret

Korden jendela di kamar Sehun tiba-tiba sedikit tersikap seperti terkena hembusan angin.

"Lebih baik aku buka jendelanya."pikir Ahra yang berjalan masuk ke kamar Sehun tanpa ragu.

Sret

Ahra menarik kencang korden tebal yang menutup jendela hingga sinar matahari mulai mengisi kegelapan di kamar Sehun.

GREP

Tubuh Ahra menegang merasakan sepasang lengan kekar yang melingkar di pinggangnya. Ahra menunduk melihat dua buah tangan yang memeluk erat perutnya.

Huuh...

Ahra menggeliat tidak nyaman ketika telinganya diterpa nafas hangat orang yang ada di belakangnya. 

Sehun, yang tidak lain tuan Ahra begitu menikmati aroma tubuh Ahra yang berbeda dari orang lain. Kepalanya mulai menelusup ke perpotongan leher Ahra untuk menyesap dalam wangi tubuh Ahra.

"Tu─tuan..."panggil Ahra lemah yang mengetahui siapa orang yang tengah memeluknya dari belakang. Tangannya masih menggenggam erat korden dan semakin erat ketika Sehun mulai nakal mengecup kulit lehernya.

"Hmm..."gumam Sehun yang kini menempelkan pipinya dengan pipi Ahra dan membuat gadis itu tersentak hingga membuatnya mengalihkan wajahnya untuk melihat tuannya.

Cup

"Morning Ahra-ya!"sapa Sehun riang setelah mendapat kecupan tidak sengaja dari Ahra di pipinya. Ahra membekap mulutnya sendiri. Dalam hati ia meruntuki sikap polosnya yang berlebihan.

Cup

Kini giliran Sehun yang mencuri kesempatan dengan mengecup balik pipi Ahra. Rona merah langsung menyebar di pipi Ahra.

Tuk tuk tuk 

Ahra kembali meluruskan pandangannya dan menemukai Kai berada di depan jendela setelah mengetuk kaca jendela dengan telunjuk. Mata Kai menatap tajam Ahra dan Sehun bergantian.

Berbeda dengan Ahra yang langsung berusaha melepas tangan yang melingkar di pinggangnya, Sehun malah menatap datar Kai yang tiba-tiba menghilang dengan kemampuan teleportasinya dan bertelepostasi masuk ke dalam kamar Sehun.

"Dia lapar. Dyo hyung sudah membuatkannya sarapan."ujar Kai yang tiba-tiba berada di samping Ahra dan Sehun. Tangan Kai bergerak menyentuh bahu Ahra dan kembali menghilang bersama Ahra.

"Sial..."umpat Sehun ketika Kai membawa pergi Ahra dari kamarnya.

-----

"Woah..."ujar Ahra terkagum merasakan tubuhnya berpindah tempat dalam waktu singkat dengan Kai. Saat ini mereka sudah berada di dapur dengan delapan orang tuannya. Terlihat Dyo masih menggunakan celemek abu-abu sebari menyiapkan makanan di meja makan.

Who's The Lucky One?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang