B A B 1

927 58 9
                                    

[PROLOG - KEPUTUSAN]

...
TRUTH
OH SEHUN & KIM SOHYUN
©GRAYBLO
WARNING: TYPO(S), ALUR GAJE, AND THE OTHER
ps:bilang gak suka coba baca ulang siapa tahu jadi suka💕#maksa
...

Suasana rumah Keluarga Oh saat ini sedang tegang. Semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu--walau tidak sampai keluarga besar. Menatap dan menanti apa yang akan dijelaskan oleh kepala keluarga tersebut.

Semua ini terjadi karena putra keduanya, Oh Sehun, seorang CEO perusahaan bisnis sukses [Oh Company] yang didirikannya itu telah membuat kepalanya pusing. Hingga ia menyuruh sekretaris pribadinya agar memanggil seluruh keluarga berkumpul. Seperti saat ini,

Pertemuan ini terjadi secara mendadak. Sehun, seorang CEO Oh Company yang digadang-gadang akan membuat saham perusahaan utama ataupun cabang melonjak karena kejeniusannya dalam bidang bisnis ini telah membuat masalah hingga ayahnya harus--terpaksa menikahkan  dengan gadis yang biasa saja. Namun mengingat perusahaannya, ia pikirkan sejenak.

Oh Corporations sendiri adalah perusahan bisnis yang terkenal akan kesuksesan dan pemilik saham tertinggi se-Seoul dengan anak cabang di penjuru Korea Selatan juga melakukan proyek bisnis yang dipimpin dengan dewan direksi tertinggi dari pihak sama namun dengan basis berbeda di Jepang dan China. Karena keterkenalannya tersebut, banyak perusahaan lain yang ingin menjadi rekan mereka untuk berinventasi saham. Tapi mau diletakkan mana wajahnya saat ada berita menyebar tentang masalah anaknya sendiri yang notabenenya adalah CEO Oh Corporations? Bisa-bisa hancur harga dirinya di depan khalayak publik, reputasi juga dirinya dan perusahaannya akan hancur seketika. Bisa di-ibaratkan seperti pepatah, satu titik, rusak sebelanga.

Sungguh klise seperti di adegan drama di TV yang selalu ditonton oleh putri keduanya jika berada dalam masa liburan atau cuti. Karena baginya, hal seperti ini sudah pernah ia alami waktu masih nakal-nakalnya tanpa sepengetahuan orangtuanya dan mungkin sudah berkali-kali. Sungguh, itu adalah hal biasa malah jika kau tidak pernah melakukan walau sekali saja sebelum kau menikah, malahan orang sekitarmu mengejek jika kau tidak laku di antara lawan jenismu.

Ibarat kata, ada masalah pasti bisa dibicarakan dengan baik-baik dan pasti akan terselesaikan sudah jika kedua belah pihak beryakinan untuk damai. Atau jika masih tidak bisa, hanya diberi iming-iming uang ataupun perhiasan pasti juga akan diterima perjanjian seperti itu. Tegantung dari iman dan kebutuhan orang tersebut.

Sepertinya halnya, 'kuberi ini tapi kau diam. Jangan campur urusanku lagi.' dapat dikatakan seperti itu jika dengan cara kasar.

Tapi ini beda, pihak keduanya saja ia tidak tahu, pasti beda lagi ceritanya dan gadis yang duduk agak jauh diseberangnya, bukan ia anggap pihak kedua ataupun tersangka dalam masalah ini. Melainkan figur saja. Anaknya juga bukan korban ataupun tersangka. Dia pusing memikirkannya. Semakin rumit hanya karena ada bukti khusus untuk masalah ini. Ah, dia semakin frustasi walau raut muka frustasi tak nampak dalam mimik mukanya. Segenap jiwa, ia tahan untuk mengeluarkannya, mungkin untuk harga dirinya. Lagi-lagi harga diri, bagaimana jika kau jangan pikirkan ego tinggimu itu lagi dan utarakan keputusanmu agar masalah ini cepat selasai?

Ya sudah, ia putuskan untuk segera menikahkan Sehun dengan gadis itu serta menutup mulut bagi siapa saja yang telah mengetahui perihal ini kecuali keluarganya karena kebocoran berita. Masalah uang itu biasa bagi dirinya dengan sistem suap pastinya. Masalah akhir dari hubungan antara Sehun dan gadis itu? Mudah, akan ia tangani jika sudah waktunya.

"Mau tidak mau kau harus menikah dengannya, Sehun." tegas Tuan Oh. "Karena kau telah mempermalukan keluarga serta Oh Company, kuputuskan kau menikah dengannya 1 bulan kedepan!" ia berkata dengan lancar tanpa halangan seperti air yang mengalir dengn tenang.

"Ta-tapi, Ayah.. Aku telah mepunyai wanita yg kucinta. Aku sudah berencana melamarnya, Ayah! Kenapa juga aku harus menikahinya? Itu semua terjadi diluar kendaliku, Ayah!" sergah Sehun.

Argh, kenapa seperti ini jadinya? gumam Sehun sembari menarik rambutnya, frustasi.

Sementara sang gadis yang sedari tadi duduk diseberang Sehun hanya bisa menghela nafas.
Ah, mengapa jadi seperti ini? Astaga, Tuhan, cobaan apa lagi ini? Kim Sohyun, tenangkanlah dirimu sebentar. Mungkin ini hanya siasat lalu kau akan bebas, Sohyun.

"Mau melamar kekasihmu tapi kenapa malah buat ulah seperti ini? Aku tak mau tahu! Dan kau, Kim Sohyun, mulai sekarang kau akan tinggal di apartemen bersama Sehun. Kau juga, Sehun! Segera putuskan hubunganmu dengan kekasihmu itu!" tambah Tuan Oh dengan penekanan setiap katanya juga menunjuk Sohyun yang hanya terpaku.

" A-ayah..," Sehun terbata sementara si gadis, agak kaget. Karena simpulan terakhir di pikiran tadi malah terjadi. Tapi yang ia pertanyakan, ini pernikahan murni ataukah pernikahan kontrak?
Bagaimana dengan mimpinya untuk menikah dengan orang yang ia cintai dan kelak akan menghabiskan waktu bersama hingga ajal menjemput keduanya? Gagal sudah.

Sejenak Sehun renungkan kesalahannya. Ya, Sehun memang salah. Malahan memang sangat salah. Dasar brengsek kau, Oh Sehun. Cacian untuk memaki dirinya sendiri. Aku memang brengsek tapi aku juga tidak tahu akan itu.

"Ya, baiklah, Ayah! Aku akan menikahinya juga dan segera memutus hubungan dengan kekasihku," ucapnya dengan lantang. Sehun sendiri masih menatap tajam dan lurus ke arah Sohyun yang masih menundukan kepalanya.

Dan semuanya hanya melongo mendengar katanya tadi.

"Kenapa tadi menolak dan sekarang menyetujuinya? Dasar gila kau, Sehun! Apa rencanamu sekarang, hah?" ucap sang kakak tanpa mengeluarkan suara hanya gerak bibir. Sehun yang memang tahu arti gerak bibir kakaknya, hanya memutar mata yang langsung dibalas dengan pelototan mata. Bajingan kau, Oh Sehun!

"Bagus, kalau begitu itu akan mudah. Semua urusan pernikahan kalian akan aku yang tangani." ucapnya sambil tersenyum. "Dan sekarang bubar, lanjutkan aktivitas kalian lagi. Maaf telah memanggil kalian untuk ini." Tuan Oh sekarang telah berdiri dan pergi meninggalkan ruang itu.

Sementara yang lainnya -kecuali Sohyun dan Sehun yang masih duduk- berdiri menundukan kepala sebagai tanda hormat lalu pergi.

Sampai saat ini, ia masih menatap Sohyun. Sejenak ia langkahkan kakinya mendekati telinga Sohyun, "Kau sudah siap, Sayang?" dengan nada manja lalu menjauh.

Sohyun pun membatu mendengar perkataan itu.

"Apa kau tidak ingin pulang?" tanya Sehun yang seketika berubah dingin.

Ia pun langsung berdiri dari duduknya dan mengikuti arah Sehun keluar. Agak berharap juga bahwa dia bisa melempar sepatu yang dia pakai ke arah Sehun hanya karena telah menggodanya. Apa katanya? Apakah bisa dikatakan menggoda? Entahlah. Untuk sementara ini ia tahan dulu. Mungkin jika sudah akrab, pasti ia bisa lebih leluasa untuk melempar atau menggampar Sehun nantinya.

Selama berjalan Sohyun mencerna perkataan Sehun. Apa maksudnya. Ah, masa bodoh! Ya Tuhan semoga aku baik-baik saja selama didekatnya.

TO BE CONTINUE
.
.
.

Agak gaje mungkin?:v
love,

a w r e n  s, 2016

Truth Où les histoires vivent. Découvrez maintenant